Inspiring

Ibnu Abbas, Sepupu Nabi yang Bergelar “Tinta Umat”

3 Mins read

Salah satu sahabat sekaligus sepupu Nabi yang terkemuka di dunia Islam adalah Ibnu Abbas. Ia lahir pada tahun ketujuh Nabi di tempat yang dikenal sebagai lembah Abi Yusuf. Lembah tempat Nabi Saw dan Bani Hasyim melarikan diri setelah membuat perjanjian dengan kaum Quraisy. Nama lengkapnya adalah Abdullah bin Abbas bin Abdul Muthalib (Syaibah) bin Hasyim (Amr) bin Abdul Manaf ibn Qusai bin Kilab ibn Murrah ibn Ka’b bin Lu’ay bin Ghalib ibn Fihr al-Qurashi, al-Hasyimi. Nama ibunya adalah Ummul-Fadhl Lubabah binti Harits bin Hazn bin Bujair Al-Hilaliyah dari Hilal bin Amir.

Ibnu Abbas secara tidak langsung adalah sepupu Nabi Muhammad Saw karena ayahnya Abbas adalah saudara dari ayah Nabi. Ibnu Abbas berumur 10 tahun ketika Nabi Muhammad Saw wafat. Ia bisa bersama Nabi SAW selama 30 bulan (kurang lebih 2,5 tahun).

Ibnu Abbas adalah anak dari keluarga saudagar kaya bernama Abbas bin Abdul-Muthalib, oleh karena itu dia dipanggil Ibnu Abbas anak Abbas. Ibu Ibnu Abbas adalah Umm al-Fadl Lubaba, wanita lain yang masuk Islam dan melakukan hal yang sama dengan teman dekatnya Khadijah binti Khuwailid, istri Nabi Muhammad.

Ayah Ibnu Abbas dan ayah Muhammad adalah anak dari orang yang sama, Syaibah bin Hasyim atau lebih dikenal dengan nama Abdul-Muththalib. Ayah laki-laki itu adalah Hasyim bin Abdu Manaf, keturunan Bani Hasyim dari suku Quraisy terkenal di Mekkah.

Ibnu Abbas juga memiliki saudara laki-laki bernama Fadl bin Abbas. Ibnu Abbas meninggal pada tahun 68 M pada usia 71 tahun. Ibnu Jubair menceritakan bahwa Ibnu Abbas meninggal di Taif. Ketika Ibn al-Hanafiyyah menguburkan Ibn Abbas, dia berkata: “Hari ini telah wafat cendekiawan umat ini.”

Baca Juga  Buya Syafii, Lip, dan Bapisah Bukanyo Bacarai

Beberapa Keistimewaan Ibnu Abbas

Ada beberapa keistimewaan yang melekat pada diri Ibnu Abbas yang perlun kita ketahui, di antaranya;

Pertama, Banyak Meriwayatkan Hadits

Abdullah bin Abbas yang dikenal sebagai salah seorang sahabat yang berilmu luas banyak meriwayatkan hadis shahih. Nabi meninggal ketika dia berusia 13 tahun. Sejak usia dini, Ibnu Abbas dikenal oleh para sahabat yang jauh lebih tua sebagai ahli dalam menafsirkan Al-Qur’an. Namun, pemuda itu tak pernah lelah mempelajari informasi yang diwahyukan Nabi. Ia ingin bepergian jauh untuk menemui temannya dan mencari hadits atau ilmu yang diajarkan Nabi.

Kedua, Ahli Tafsir Terbaik

Abdullah bin Abbas rajin mengikuti kajian Nabi Muhammad Saw sejak kecil. Karena Ibnu Abbas masih sangat muda, sehingga ia dapat dengan mudah mengingat semua yang dikatakan Nabi. dan kemudian, pada usia 10 tahun, ia berhasil menghafal seluruh Al-Qur’an.

Ketiga, Menjadi “Tinta Umat”

Nabi wafat ketika Abdullah bin Abbas berusia 13 tahun. Meninggalnya Nabi membuatnya merasa sangat kehilangan. Seperti para sahabat lainnya, dan Abdullah Ibnu Abbas pun merasa sangat sedih. Namun kesedihan itu tidak bisa dibiarkan berlarut-larut. Ia memutuskan untuk belajar dari sahabat Nabi lainnya. Dengan tekun dan sabar ia mendekati mereka satu per satu. Suatu ketika dia mendatangi seorang sahabat yang diketahui sedang beristirahat. Dan di depan rumah ia dengan sabar menunggu sahabat itu keluar.

Tekadnya dalam menuntut ilmu dan hadits membuatnya menjadi seorang ulama yang sangat berpengalaman dan disegani. Dia bahkan disebut “tinta umat“. Karena hadits otentik Rasulullah didokumentasikan dengan nilai. Dia juga ia sebagai tempat penghubung untuk para sahabat lainnya. Ibnu Umar pernah berkata bahwa jika seseorang bertanya tentang ayat tersebut, dia akan berkata: “Pergilah ke Ibnu Abbas dan tanyakan padanya, karena dia adalah Sahabat yang tersisa yang masih hidup dan mengetahui wahyu yang diturunkan kepada Rasulullah.” 

Baca Juga  Ayatullah Khomeini, Ulama-Politisi Pemimpin Revolusi Iran

Keempat, Membela Kaum Anshar

Abdullah bin Abbas dengan seluruh khalifah Bani Abbasiyah, memainkan peran penting dalam menggulingkan seluruh kekhalifahan. Nama Abbasiyah diambil dari nama ayahnya yang merupakan paman termuda dari Nabi. Ketika Abdullah bin Abbas masih kecil, Perang Hunain menjadi pecah. Ketika perang berakhir, Nabi bersabda bahwa setelah kematiannya, kaum Anshar akan menghadapi perlakuan tidak adil dari mereka yang berkuasa.

Abdullah bin Abbas ingat betul pesan Rasulullah. Meski masih sangat muda, ia bertekad membela Anshari saat itu terjadi. Setelah kematian Nabi, dia dengan tegas membela Anshar yang putus asa melawan khalifah yang berkuasa.

Kelima, Menjadi Penasihat Khalifah yang Kuat

Karena ilmunya yang luas, Abdullah bin Abbas sering ditanya oleh khalifah yang berkuasa. Umar bin Khattab selalu mengundang Abdullah bin Abbas untuk menghadiri sidang syura. Dari para sahabat yang hadir, kehadiran Ibnu Abbas paling jelas terlihat karena ia tampak paling muda di antara para sahabat yang lebih tua. Bahkan beberapa teman mempertanyakan kehadirannya.

Keenam, Dimakamkan di Thaif

Abdullah bin Abbas dimakamkan di Thaif. Semasa hidupnya ia tidak pernah memerintahkan untuk dimakamkan di Thaif. Ia tidak mau dimakamkan di Madinah atau Mekkah, karena baginya kedua kota ini adalah kota suci, hanya cocok untuk orang suci. Oleh karena itu, ketika sudah tua, ia memutuskan untuk tinggal di Thaif hingga wafatnya pada tahun 78 Hijriah.

Pada tahun 592 Hijriyah, sebuah masjid bernama Masjid Ibnu Abbas dibangun di samping makamnya. Dan dapat kita temukan makamnya di sebelah tempat sholat wanita di Masjid Ibnu Abbas. 

Editor: Soleh

Nur Alfi Hasanah
1 posts

About author
Mahasiswi Universitas Islam NegEri Sunan Ampel Surabaya
Articles
Related posts
Inspiring

Bintu Syathi’, Pionir Mufassir Perempuan Modern

6 Mins read
Bintu Syathi’ merupakan tokoh mufassir perempuan pertama yang mampu menghilangkan dominasi mufassir laki-laki. Mufassir era klasik hingga abad 19 identik produksi kitab…
Inspiring

Buya Hamka, Penyelamat Tasawuf dari Pemaknaan yang Menyimpang

7 Mins read
Pendahuluan: Tasawuf Kenabian Istilah tasawuf saat ini telah menjadi satu konsep keilmuan tersendiri dalam Islam. Berdasarkan epistemologi filsafat Islam, tasawuf dimasukkan dalam…
Inspiring

Enam Hal yang Dapat Menghancurkan Manusia Menurut Anthony de Mello

4 Mins read
Dalam romantika perjalanan kehidupan, banyak hal yang mungkin tampak menggiurkan tapi sebenarnya berpotensi merusak, bagi kita sebagai umat manusia. Sepintas mungkin tiada…

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *