Perspektif

Ide Menggagas Komite Pers Muhammadiyah

2 Mins read

Oleh: Andi Azhar

Beberapa waktu yang lalu, saya diundang ke sebuah group WhatsApp yang berisi admin-admin portal berita yang berafiliasi dengan Muhammadiyah. Jika dibanding dengan pendataan daring yang dilakukan 2 tahun yang lalu, jumlahnya lebih sedikit.

Namun, tetap saja sudah mencapai lebih dari 50 website. Ada berbagai macam jenis website-nya, ada yang fokus di berita-berita Muhammadiyah saja, ada juga yang merupakan portal berita umum, namun pemiliknya adalah kader Muhammadiyah. Sehingga, porsi pemberitaan tentang Muhammadiyah mendapatkan tempat tersendiri.

Saya perhatikan, di tiap-tiap website yang ada dalam daftar, beberapa di antaranya memiliki konten catutan dari portal berita sebuah media online. Walaupun mereka menuliskan sumbernya, namun tetap saja keseluruhan isinya sama dengan portal aslinya, tidak di-spin atau dirubah gaya penulisannya. 

Style semacam ini saya temukan cukup marak terjadi 2 tahun terakhir. Ada juga portal berita yang tempo hari pernah saya baca, gaya penulisannya agak mbingungi. Satu kalimat dengan kalimat yang lain seperti tidak saling terkait. Sebagai pembaca, saya agak bingung.

Sayangnya, berita yang ditulis adalah kebanyakan tentang Muhammadiyah. Sehingga portal ini diasosiasikan sebagai salah satu portal berita Muhammadiyah, walau unofficial. Di lain waktu, saya malah pernah menemukan sebuah blog yang mendaku sebagai portal terafiliasi Muhammadiyah, namun kontennya bukan tentang Muhammadiyah, melainkan ormas lain. Malahan, seolah menyudutkan bahwa Muhammadiyah mendukung ormas tersebut.

Lalu apa kaitannya dengan judul tulisan ini?

Seiring makin mudahnya membuat sebuah portal berita daring, dengan hanya memanfaatkan CMS milik blogger, wordpress, maupun yang berbayar, setiap orang bisa membuat lebih dari satu website dalam hitungan jam. Tujuannya bisa bermacam-macam.

Jika yang membuat adalah kader Muhammadiyah, mungkin tujuannya untuk menggembirakan dakwah Muhammadiyah di internet. Tapi kalau si pembuat tidak diketahui motifnya, maka bisa jadi untuk hal sebaliknya. Oleh karena itu, saya mengusulkan perlu dibuat semacam “dewan persnya Muhammadiyah” sebagai lembaga yang mengakreditasi portal-portal berita afiliasi Muhammadiyah.

Baca Juga  Niat Ibadah, Berujung Petaka

Lalu apa saja kerjaannya?

Dewan / Komite ini, bertugas untuk menjadi lembaga akreditasi. Sekaligus sebagai watchdog portal-portal berita yang sudah terdaftar. Selain itu, lembaga ini juga sebagai “wasit internal” jika ada sengketa terkait pemberitaan. Keberadaan komite ini sebagai ikhtiar untuk menjaga kualitas pemberitaan tentang Muhammadiyah di portal-portal berita afiliasi Muhammadiyah.

Bukannya sudah ada dewan pers? Lalu untuk apalagi dibentuk komite semacam ini?

Dewan Pers itu mengatur portal-portal berita secara umum yang terdaftar secara resmi. Artinya,  perusahaan media/pers tersebut harus terdaftar sebagai perusahaan resmi. Sedangkan kita tahu, kebanyakan portal berita online [apalagi yang terafiliasi dengan Muhammadiyah] banyak yang bergerak secara mandiri maupun kelompok. Fungsi lain Komite Pers Muhammadiyah ini adalah sebagai penyatu portal-portal berita Muhammadiyah yang masih terdiaspora.

Harapannya dengan adanya komite ini, portal-portal berita Muhammadiyah yang ada, walau bergerak mandiri dan non profit, tetap mengedepankan asas profesionalitas jurnalistik. Baik dari penulisan berita, maupun penyajiannya di website.

Sehingga, berita yang disajikan terstandar dan layak baca. Serta memenuhi unsur-unsur minimal sebuah artikel bisa disebut berita. Juga menaikkan kepercayaan publik terhadap pemberitaan-pemberitaan tentang Muhammadiyah.

Kan ada MPI, kenapa harus ada lembaga ini lagi?

MPI itu tugasnya banyak dan cakupannya luas. Jika boleh diandaikan, maka sebenarnya MPI ini adalah Departemen Komunikasi dan Informasi di suatu negara. Nah, komite persnya adalah dewan persnya.

Perlu ada semacam penspesifikkan tugas. Sehingga harapannya, kualitas pemberitaan di portal-portal berita Muhammadiyah bisa meningkat dan tidak kalah dengan portal pemberitaan umum.

Kita tidak memungkiri bahwa perubahan di segala bidang berlangsung sangat cepat, seperti soal pemberitaan dan portal pemberitaan. Dulu mungkin satu dua media saja sudah cukup.

Baca Juga  Soedjatmoko dan Ramalan 2020

Namun, di era internet seperti saat ini, maka selain kuantitas dari portal pemberitaan yang dinaikkan, juga perlu peningkatan kualitas sebagai keunggulan untuk memenangkan kompetisi dakwah maya. Dan salah satu usaha mewujudkan peningkatan kualitas tersebut adalah melalui pembentukan komite pers Muhammadiyah. Semoga saja ide ini didengar. Semoga!

.

Selengkanya, klik di sini

.

Editor: Yahya Fathur R
Admin
188 posts

About author
IBTimes.ID - Rujukan Muslim Modern. Media Islam yang membawa risalah pencerahan untuk masyarakat modern.
Articles
Related posts
Perspektif

11 Kategori Pengkritik Jurnal Terindeks Scopus, Kamu yang Mana?

2 Mins read
Dalam amatan penulis, ada beberapa kategori pengkritik jurnal terindeks scopus. Dalam tulisan ini, setidaknya ada 11 kategori yang saya temui. Berikut ulasan…
Perspektif

Murabahah dalam Tinjauan Fikih Klasik dan Kontemporer

3 Mins read
Jual beli merupakan suatu perjanjian atau akad transaksi yang biasa dilakukan sehari-hari. Masyarakat tidak pernah lepas dari yang namanya menjual barang dan…
Perspektif

Sama-sama Memakai Rukyat, Mengapa Awal Syawal 1445 H di Belahan Dunia Berbeda?

4 Mins read
Penentuan awal Syawal 1445 H di belahan dunia menjadi diskusi menarik di berbagai media. Di Indonesia, berkembang beragam metode untuk mengawali dan…

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *