Ibadah

Inilah Khittah Muhammadiyah Tahun 1956-1959

2 Mins read

Muhammadiyah menetapkan Khittah (langkah yang dibatasi dalam waktu yang tertentu) bagi para pemimpin dan anggota serta warganya.Khittah Muhammadiyah tahun 1956 -1959 sebagai tersebut di bawah ini:

Satu, menjiwai pribadi para anggota, terutama para pemimpin Mu­hammadiyah dengan :

  1. Memperdalam dan mempertebal tauhid.
  2. Manyempurnakan ibadah dengan khusyu’ dan tawadhu.
  3. Mempertinggi akhlak.
  4. Memperluas ilmu pengetahuan.
  5. Menggerakkan Muham­madiyah dengan penuh keyakinan dan rasa tanggung jawab, hanya mengharapkan, keridlaan Allah dan kebahagiaan ummat.

Dua, melaksanakan uswatun hasanah

  1. Muhammadiyah harus selalu di muka, membimbing ke arah pendapat umum, sehingga mempunyai sifat yang tetap maju, membangun, dan membaharui. Dapat bergerak dengan lincah dan gembira (dinamis dan progresif).
  2. Menegakkan Dakwah Islam dengan menampakkan kepada dunia manusia tentang keindahan agama Islam, mendidik mereka ke arah budi pekerti yang mulia, supaya peraturan-peraturan Islam dapat berlaku dalam masyarakat.
  3. Membentuk rumah tangga bahagia menurut sepanjang kemauan agama Islam dan mewujudkan pergaulan yang baik antara penghuninya yang satu dengan yang lain.
  4. Mengatur hidup dan kehidupan antara rumah tangga dan tetangganya sejak mulai kelahiran, perkawinan, dan kematian, sehingga akhirnya dapat mewujudkan masyarakat kampung/desa Islam, masyara­kat kota Islam dan akhirnya masyarakat negara Islam.
  5. Anggota Muhammadiyah harus menyesuaikan hidup dan segala gerak-geriknya sebagai seorang anggota masyarakat Is­lam yang sebenar-benarnya.

Tiga, mengutuhkan organisasi dan merapikan administrasi

  1. Dengan keutuhan organisasi kita kuat dan dengan kerapian administrasi kita terpelihara dari fitnah.
  2. Pembaharuan dan memudahkan tenaga pengurus, kalau perlu dengan memindahkan tempat beberapa Majlis, hingga pimpinan tetap dalam tangan yang segar dan giat.
  3. Menanamkan kesadaran berorganisasi kepada para anggota untuk mewujudkan organisa­si yang sehat.
  4. Administrasi diatur menurut tuntunan yang telah ada.
  5. Memelihara harta benda/kekayaan Muhammadiyah (inventaris) dengan baik dan teliti sesuai dengan pemeliharaan seorang terhadap amanat yang dipercayakan.
  6. Mendaftar tenaga-tenaga ahli dari keluarga Muhammadiyah de­ngan sempurna, sewaktu-waktu ada keperluan dapat dipergunakan.
Baca Juga  Bagaimana Shalat Mengajarkan Karakter Islami?

Empat, memperbanyak dan mempertinggi mutu amal

  1. Memperbaiki dan memperlengkapkan amal usaha Mu­hammadiyah (termasuk tempat ibadah pada sekolah-sekolah) sehingga dapat mendatangkan manfaat kepada sesama manusia dari segala lapisan dan golongan.
  2. Menggiatkan gerakan perpustakaan, karang-mengarang, penterjemahan, penerbitan, taman pembacaan dan kutub-chanah.
  3. Mendirikan asrama-asrama di tempat-tempat yang ada sekolah-sekolah lanjutan dengan diberi pendidikan jasmani dan rohani.

Lima, mempertinggi mutu anggota dan membentuk kader

  1. Menetapkan minimum pengertian dan amalan agama yang perlu dimiliki oleh tiap-tiap anggota Muhammadiyah.
  2. Memberi penghargaan kepada setiap keluarga Muhammadiyah dan anak Muhammadi­yah pun ummat Islam pada umumnya yang berjasa; yang tua dihormati, yang muda disayangi.
  3. Menuntun anggota menurut bakat dan kecakapannya (tani buruh, pedagang, pegawai, cerdik-pandai, dll) sesuai dengan ajaran Islam.
  4. Menempaitkan pencinta dan pendukung Muhammadiyah berjenjang naik: simpatisan, calon anggota, anggota biasa, dan anggota teras.
  5. Mengadakan kursus kemasyarakatan di daerah.

Enam, mempererat ukhuwwah

  1. Mempererat hubungan antara sesama Muslimin menuju ke arah kesatuan ummat Islam.
  2. Mengadakan ikatan yang nyata, umpamanya berjama’ah, himpunan berkala, ta’ziyah dan sebagainya.
  3. Mengadakan badan ishlah untuk: a) sebagai penghubung bilamana ada keretakan, b) mencegah hal-hal yang akan menimbulkan kerusakan, c) menghindarkan dan menjauhkan segala hal-hal yang dapat menimbulkan perseliisihan dan persengketaan.

Tujuh, menuntun penghidupan anggota

Membimbing usaha kelu­arga Muhammadiyah yang meliputi segenap persoalan-persoalan, kesulitan-kesulitan, penghidupan dan pencarian nafkah dan menyalurkannya kepada saluran yang menuju ke arah kesempurnaan.

Demikian Khittah Muhammadiyah tahun 1956 -1959.

Sumber: “Langkah, Khittah, dan Kepribadian Muhammadiyah” (SM, no 17-18/Th. ke-48/ September 1968)

Editor: Arif

Avatar
1005 posts

About author
IBTimes.ID - Cerdas Berislam. Media Islam Wasathiyah yang mencerahkan
Articles
Related posts
Ibadah

Mengapa Kita Tidak Bisa Khusyuk Saat Salat?

3 Mins read
Salat merupakan ibadah wajib bagi umat Islam. Di dalam Islam, salat termasuk sebagai rukun Islam yang kedua. Sebab, tanpa terlebih dahulu mengimani…
Ibadah

Empat Tingkatan Orang Mengerjakan Shalat, Kamu yang Mana?

4 Mins read
Salah satu barometer kesalehan seorang hamba dapat dilihat dari shalatnya. Dikatakan oleh para ulama, bahwa shalat itu undangan dari Allah untuk menghadap-Nya….
Ibadah

Sunah Nabi: Hemat Air Sekalipun untuk Ibadah!

3 Mins read
Keutamaan Ibadah Wudu Bagi umat Islam, wudu merupakan bagian dari ibadah harian yang selalu dilakukan terutama ketika akan melaksanakan salat. Menurut syariat,…

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *