Tarikh

Potret Kemajuan Islam di Baghdad

3 Mins read

Kejayaan Islam di Baghdad

Islam mencapai puncak kejayaannya pada masa pemerintahan Dinasti Bani Abbasiyah yang terletak di kota Baghdad. Di mana pada masa ini, Islam tengah menjadi kiblat peradaban dunia. Tatkala Barat dan belahan dunia lainnya masih dalam masa ‘kegelapan’, Baghdad telah menjelma menjadi kota paling metropolitan di dunia.

Kejayaan Islam pada masa ini dapat dilihat dari pelbagai sisi. Di antaranya dari sisi ilmu pengetahuan, sastra, institusi pendidikan, teknologi, kesehatan, sejarah, filsafat, geografi, dan lain sebagainya.

Dari sisi ilmu pengetahuan, peradaban ini dapat dilihat dari berdirinya perpustakaan Bait al-Hikmah. Yang pada saat itu, dijadikan sebagai lembaga pusat pengkajian berbagai disiplin ilmu, pusat penerjemahan buku-buku dari berbagai cabang ilmu ke dalam bahasa Arab, dan tempat berkumpulnya para intelektual dari berbagai kalangan.

Bahkan, Bait al-Hikmah tidak sekadar perpustakaan biasa yang kita kenal hari ini, tetapi menjelma menjadi sebuah universitas ilmu pengetahuan. Pun juga, di kota Baghdad ini lahir dan muncul para saintis, ulama, filosof, dan sastrawan Islam yang terkenal.

Beberapa Ulama Islam yang Terkenal di Baghdad

Di antara ilmuwan atau tokoh-tokoh yang dapat disebutkan adalah Muhammad bin Musa Al-Khawarizm (ahli astronomi dan matematika, dan penemu aljabar), Abu Yusuf Ya’kub ibn Ishaq Ibn Sabbah ibn Imran ibn Ismail Al-Ash’ats ibn Qais Al-Kindi (filosof Arab pertama), Abu Nashr Muhammad ibn Muhammad ibn Tarkhan ibn Auzalagh Al-Farabi (filosof besar yang dijuluki al-Mu’allim al-Tsani, guru kedua setelah Aristoteles).

Abu Hamid ibn Muhammad ibn Muhammad ibn Muhammad Al-Thusi Al-Ghazali (filosof, teolog, dan sufi besar dalam Islam yang dijuluki dengan Hujjah al-Islam), Abu Bakar Muhammad bin Zakariyah Ar-Razi (filosof, ahli kimia, dan kedokteran). Tiga pendiri mazhab hukum Islam (Abu Hanifah, Syafi’i, dan Ahmad Ibn Hambal), Abd Al-Qadir Al-Jailani (pendiri tarekat Qadariyah), Ibnu Muqaffa’ (sastrawan besar), dan lain sebagainya.

Baca Juga  Sudahkah Kita Mengamalkan Al-Ma’un di Tengah Pandemi Covid-19?

Ilmuwan-ilmuwan besar pada masa itu dapat dengan mudah ditemukan di kota Baghdad, yang saat itu sebagai pusat pemerintahan Abbasiyah. Mereka melakukan pelbagai macam penelitian ilmiah dan penerjemahan terhadap berbagai disiplin ilmu sehingga dapat menghasilkan karya dan buku-buku yang berguna bagi orang-orang setelahnya. Pun juga, mereka berhasil menciptakan pelbagai penemuan baru yang sangat bermanfaat bagi para ilmuwan sesudahnya.

Kemajuan-Kemajuan di Bidang Lain

Di bidang sastra, kota ini banyak melahirkan para penyair dan pujangga yang terkenal. Seperti Abu Nawas, Abu Atiyah, Abu Tamam, Ibnu Hani, dan para penyair yang lainnya.

Salah satu magnum opus yang terkanal adalah Alf Lailah wa Lailah, atau kisah seribu satu malam, yang telah menduduki tempat paling atas di bidang kesusastraan dunia.

Selain sastra, institusi pendidikan pun berkembang pesat. Perkembangan ini bisa dilihat dari banyaknya berdiri akademi, sekolah tinggi dan sekolah biasa yang mengitari kota itu. Di antara institusi yang berpengaruh adalah Al-Madrasah Nizhamiyah, yang didirikan oleh Wazir Nizham Al-Mulk, pada tahun 457 H/1065 M dan Al-Madrasah Mustansiriyah, didirikan pada tahun 1227 atau 1232 oleh Khalifah Al-Mustanshir Billah.

Pun juga kemajuan di bidang kesehatan. Kemajuan ini bisa dilihat dari banyaknya sekolah kedokteran, rumah sakit, dan farmasi yang didirikan pada saat itu. Salah satu rumah sakit yang terkenal di Baghdad adalah Rumah Sakit Al-Adhahi. Pada masa ini terdapat paling tidak sekitar 800 orang dokter.

Berdirinya Pabrik Kertas di Baghdad

Kemajuan yang tak kalah pentingnya adalah di bidang teknologi, dengan berdirinya pabrik kertas di Samarkand dan Baghdad. Penemuan teknologi pembuatan kertas oleh umat Islam saat itu, diperoleh dari para tawanan perang dari China yang berhasil ditangkap setelah perang Talas.

Baca Juga  Kyai Ahmad Dahlan dalam Pemberdayaan Perempuan

Di mana kertas kali pertamanya ditemukan dan digunakan dengan sangat terbatas oleh bangsa China, yang kemudian berhasil dikembangkan oleh umat Islam pada masa Dinasti Abbasiyah, setelah teknologi pembuatannya dipelajari melalui para tawanan perang tersebut.

Tercatat hingga pada tahun 900 M, di Baghdad terdapat ratusan percetakan buku. Pun juga, perpustakaan-perpustakaan umum kala itu bermunculan termasuk perpustakaan peminjaman buku pertama sepanjang sejarah. Dari Baghdad, teknologi pembuatan kertas kemudian menyebar hingga Fezdan akhirnya masuk ke Eropa melalui Andalusia pada abad 13 M.

Kemajuan yang dicapai umat Islam pada saat itu begitu besar memberikan kontribusi pada peradaban manusia modern dan sejarah ilmu pengetahuan masa kini. Namun orang-orang Eropa modern enggan mengakuinya, bahkan menganggap kemajuan yang dicapai oleh orang-orang Eropa, adalah hasil jerih paya mereka sendiri.

Kendati demikian, pengaruh peradaban Islam di Baghdad tidak dapat dipungkiri terhadap perkembangan ilmu pengetahuan sesudahnya (Eropa modern), yang saat ini menjadi kiblat ilmu pengetahuan di dunia.

Editor: Rozy

Saidun Fiddaraini
8 posts

About author
Santri di PP Nurul Jadid, Paiton
Articles
Related posts
Tarikh

Ahli Dzimmah: Kelompok Non-Muslim yang Mendapat Perlindungan di Masa Khalifah Umar bin Khattab

2 Mins read
Pada masa kepemimpinan khalifah Umar bin Khattab, Islam mengalami kejayaan yang berkilau. Khalifah Umar memainkan peran penting dalam proses memperluas penyebaran Islam….
Tarikh

Memahami Asal Usul Sholat dalam Islam

5 Mins read
Menyambut Isra Mi’raj bulan ini, saya sempatkan menulis sejarah singkat sholat dalam Islam, khususnya dari bacaan kitab Tarikh Al-Sholat fi Al-Islam, karya…
Tarikh

Menelusuri Dinamika Sastra dalam Sejarah Islam

3 Mins read
Dinamika sastra dalam sejarah Islam memang harus diakui telah memberikan inspirasi di kalangan pemikir, seniman, maupun ulama’. Estetika dari setiap karya pun,…

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *