Perspektif

Islam Mengajarkan Umatnya untuk Tidak Mudah Putus Asa!

3 Mins read

Rangkaian kehidupan manusia begitu berwarna dan penuh dengan hal-hal yang tidak terduga. Manusia seringkali membuat berbagai macam perencanaan mengenai masa depan dengan harapan memiliki kehidupan yang semakin baik. Namun, terkadang kenyataan yang terjadi tidak sejalan dengan apa yang sudah direncanakan. Pada titik ini, tidak sedikit orang yang merasa putus asa dan kehilangan semangat hidup.

Ketika seseorang telah tenggelam dalam keputusasaan, biasanya akan membangun asumsi-asumsi negatif tentang dirinya sendiri. Seperti merasa bahwa dirinya tidak bisa apa-apa atau bahkan merasa bahwa kehadirannya di dunia tidaklah dibutuhkan. Hal ini jika terus dibiarkan berlarut-larut akan dapat mendatangkan bahaya bagi yang merasakannya.

Rasa putus asa yang tidak segera ditangani, dapat berdampak buruk pada kondisi mental dan kehidupan sosial seseorang. Keputusasaan menyebabkan seseorang memilih untuk menarik diri dari lingkup sosial sehingga membuatnya terjebak dalam kesepian berkepanjangan yang menyiksa batin. Oleh karena itu Allah Subhanahu wa ta’ala memberi perhatian terhadap hal ini baik melalui Firman-Nya dalam Al-Qur’an maupun melalui perantaraan sabda nabi-Nya.

Islam Tidak Mengajarkan untuk Menyerah

Setiap manusia pasti pernah merasakan lelah dalam menjalani alur kehidupannya, terlebih lagi ketika mengalami kegagalan. Hal yang dibutuhkan ketika merasa demikian adalah beristirahat sejenak bukan malah berhenti dan menyerah begitu saja. Yakinlah bahwa setiap peristiwa yang terjadi pasti menyimpan makna kebaikan dibaliknya dan dalam kesulitan pasti ada kemudahan. Sebagaimana yang tertulis dalam Qur’an Surah Al-Insyirah ayat 6:

اِنَّ مَعَ الۡعُسۡرِ يُسۡرًا

Artinya: “sesungguhnya beserta kesulitan itu ada kemudahan.”

Kemudian terdapat hadis dari Nabi Muhammad Shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda yang artinya: “Semangatlah dalam hal yang bermanfaat untukmu, minta tolonglah kepada Allah, dan jangan malas (patah semangat).” (HR. Muslim, no. 2664).

Baca Juga  Quraish Shihab: Muhammad Sebagai Nabi dan Manusia

Selain tidak menyerah dalam menjalani kehidupan di dunia, umat Islam juga diperintahkan untuk tidak menyerah pada kasih sayang dan rahmat Allah. Hal ini disampaikan langsung oleh Allah melalui firmannya dalam Qur’an Surah Az-Zumar ayat 53:

قُلۡ يٰعِبَادِىَ الَّذِيۡنَ اَسۡرَفُوۡا عَلٰٓى اَنۡفُسِهِمۡ لَا تَقۡنَطُوۡا مِنۡ رَّحۡمَةِ اللّٰهِ‌ ؕ اِنَّ اللّٰهَ يَغۡفِرُ الذُّنُوۡبَ جَمِيۡعًا‌ ؕ اِنَّهٗ هُوَ الۡغَفُوۡرُ الرَّحِيۡمُ

Artinya: “Katakanlah, “Wahai hamba-hamba-Ku yang melampaui batas terhadap diri mereka sendiri! Janganlah kamu berputus asa dari rahmat Allah. Sesungguhnya Allah mengampuni dosa-dosa semuanya. Sungguh, Dialah Yang Maha Pengampun, Maha Penyayang.”

Berdasarkan dali-dalil tersebut, dapat kita pahami bahwa Islam mengajarkan umatnya untuk tidak menyerah terhadap suatu tujuan yang ingin diraih. Islam juga menginginkan agar umatnya memiliki kepribadian yang tangguh dan tak mudah putus asa. Dengan demikian, perlu ditanamkan dalam diri kita bahwa apapun yang terjadi, Allah tidak akan pernah mengabaikan hamba-Nya.

Nasihat Untukmu yang Merasa Tidak Berguna

Setiap manusia pasti pernah merasakan susah dan senang dalam menjalani alur kehidupannya. Masalah yang datang seringkali membuat kita jatuh dalam keputusasaan, kesedihan, hingga kehilangan motivasi. Belum lagi ketika melihat orang lain yang telah berhasil mencapai tujuan, rasa putus asa akan menanggapi hal itu ke arah negatif dengan membangun asumsi bahwa diri kita sendiri tidak berguna di dunia ini. Pikiran seperti ini dapat ditepis dengan merenungkan beberapa hal berikut:

1. Setiap Orang Memiliki Kelebihan Masing-masing

Banyak orang hebat yang mampu mencetak sejarah dan bermanfaat bagi kehidupan umat manusia contohnya para ilmuan terdahulu. Jika diperhatikan lebih lanjut, orang-orang tersebut fokus pada bidang ilmu yang mereka minati sehingga menghasilkan pemikiran yang luar biasa. Oleh karena itu, ketika merasa diri tidak berguna maka cobalah mulai dari hal yang disukai kemudian fokus mengembangkannya. Selama hal itu masih dalam kebaikan dan memiliki manfaat, niscaya ridha Allah akan selalu menyertai.

Baca Juga  Haruskah para Perokok Dikucilkan?

2. Senantiasa Mengingat Kasih Sayang Orang Tua

Ketika sedang merasa terpuruk dan merasa diri tidak berguna, kita perlu mengingat kasih sayang dan perjuangan kedua orang tua. Kelahiran kita di dunia merupakan salah satu momen yang paling membahagiakan dalam sejarah hidup mereka. Dengan demikian dapat disadari bahwa kehadiran kita sangat berarti terutama bagi kedua orang tua.

3. Masih Banyak Orang yang Peduli Pada Kita

Manusia hidup berdampingan satu sama lain, sehingga mau tidak mau akan saling membutuhkan. Ketika berada dalam keputusasaan, hendaknya lebih memperhatikan orang-orang yang ada di sekitar kita. Dengan begitu, akan muncul kesadaran bahwa masih banyak orang-orang terdekat yang peduli terhadap diri kita.

Kesimpulan

Masalah merupakan salah satu hal yang mewarnai lika-liku kehidupan setiap orang. Dengan adanya masalah, manusia dapat mengambil pelajaran bermakna di dalamnya. Namun, fitrah manusia yang memiliki rasa lelah terkadang menghadirkan keputusasaan. Rasa putus asa dapat menghadirkan siksaan tersendiri dalam batin manusia. Oleh karena itu, perlu kita yakini bahwa masih banyak yang peduli terhadap diri kita, terutama Allah yang maha pengasih dan maha penyayang.

Editor: Soleh

Maqbul Zaman Nain
5 posts

About author
Mahasiswa Universitas Islam Negeri Sunan Ampel Surabaya
Articles
Related posts
Perspektif

Fenomena Over Branding Institusi Pendidikan, Muhammadiyah Perlu Hati-hati!

4 Mins read
Seiring dengan perkembangan zaman, institusi pendidikan di Indonesia terus bertransformasi. Arus globalisasi tentu memainkan peran penting dalam menentukan kebutuhan pendidikan di era…
Perspektif

Hakim, Undang-Undang, dan Hukum Progresif

3 Mins read
Putusan hakim idealnya mengandung aspek kepastian, keadilan, dan kemanfaatan. Dalam implementasinya tidak mudah untuk mensinergikan ketiga aspek tersebut, terutama antara aspek kepastian…
Perspektif

11 Kategori Pengkritik Jurnal Terindeks Scopus, Kamu yang Mana?

2 Mins read
Dalam amatan penulis, ada beberapa kategori pengkritik jurnal terindeks scopus. Dalam tulisan ini, setidaknya ada 11 kategori yang saya temui. Berikut ulasan…

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *