Parenting

Ayah, Kapan Aku Boleh Jihad Perang?

2 Mins read

Sekarang juga kamu bisa berjihad. Tetapi ketahuilah wahai Anakku, makna jihad itu tidak selalu Perang. Jihad itu dari kata j-h-d, yang artinya berusaha sungguh-sungguh atau bekerja keras. Orang yang berjihad disebut mujahid, berarti orang yang berusaha sungguh-sungguh. Jadi, selama kamu bersungguh-sungguh dan bekerja keras dalam dalam belajar dengan niat ibadah, kamu bisa disebut mujahid.

Karena itu, anakku, jihad sering diikuti dengan ungkapan sabilillah. Nah, sabilillah ialah jalan yang membuat Allah ridha, senang, berupa segala amalan yang diizinkan Allah untuk memuliakan kalimat (agama)-Nya. Untuk berbuat baik kepada masyarakat.

Anakku, memang jihad sering dikira sebagai sebagai tindakan perang. Akan tetapi, perang itu hanyalah satu dari banyak arti dari jihad. Jihad bisa berupa perjuangan batin (untuk melawan kejahatan dalam diri seseorang) atau perjuangan lahir (melawan ketidakadilan).

Setidaknya, ada dua jihad besar (jihad al-akbar) yang bisa kamu lakukan selama kamu masih sekolah, yaitu:

Jihad al-Nafs: Jihad Spiritual Melawan Hawa Nafsu

Anakku, cobalah perhatikan ketika Nabi Muhammad kembali dari Perang Badar dan mengatakan “Kita baru kembali dari jihad kecil (jihad al-asghar) menuju jihad besar (jihad al-akbar).” Ketika ditanya “Apakah jihad besar itu?, ia menjawab “Yaitu jihad melawan diri sendiri (jihad al-nafs).” (al-Hujwiri, 1911: 200-201).

Anakku, kaum sufi memahami jihad al-nafs sebagai perang batin, yaitu perang melawan insting dasar dan tubuh, perlawanan terhadap godaan untuk berbuat syirik dan segala perbuatan maksiat.

Abu Hamid al-Ghazali (1059-1111) memberi perumpamaan tubuh seperti sebuah kota yang diperintah oleh jiwa dan dikepung oleh nafsu yang rendah. Kita perlu melakukan jihad besar untuk menjauhkan diri kita dari nafsu dunia. Karena itu, jihad melawan hawa nafsu adalah jihad besar karena bagian terpenting dari proses memperoleh kebaikan.

Baca Juga  Ini Jalan Jihadku, Mana Jalan Jihadmu?

Jihad bil Qalam: Jihad Intelektual Melawan Kebodohan

Wahai anakku, di antara banyak makna jihad –baik yang perang maupun non-perang– ada jihad yang belum terkenal, yaitu jihad intelektual, jihad ilmu, jihad literasi, atau jihad dengan pena (jihad bil qalam). Padahal wahyu pertama secara lugas menyebutkan perintah “iqra’” dan “qalam”. 

Qalam artinya pena. Pena adalah alat untuk menulis. Bagi seorang pelajar, menulis merupakan kemampuan yang sangat penting. Kebiasaan menulis (writing habits) menjadi penanda bagi kemajuan peradaban umat manusia dan suatu bangsa.

Dalam QS al-Furqon ayat 51-52, Allah berkalam:

(وَلَوْ شِئْنَا لَبَعَثْنَا فِي كُلِّ قَرْيَةٍ نَذِيرًا (51) فَلَا تُطِعِ الْكَافِرِينَ وَجَاهِدْهُمْ بِهِ جِهَادًا كَبِيرًا (52

“Dan andaikata Kami menghendaki benar-benarlah Kami utus pada tiap-tiap negeri seorang yang memberi peringatan (rasul). Maka janganlah kamu mengikuti orang-orang kafir, dan berjihadlah terhadap mereka dengan al-Quran dengan jihad yang besar.” (Qs. al-Furqon: 51-52).

Al-Imam Ibnu Qayyim Al-Jauziyah ketika menerangkan makna ayat ini, ia berkata:

ولهذا كان الجهاد نوعين : جهادٌ بِاليَدِ والسِّنَانِ ، وهذا المُشَارِكُ فيه كَثِيرٌ !والثاني : الجِهَادُ بِالحُجَّةِ وَالبَيَانِ ، وهذا جِهَادُ الخاصَّةِ مِنْ أتْبَاعِ الرُّسُلِ وَهْوَ جِهَادُ الأَئِمَّةِ ، وَهْوَ أَفْضَلُ الجِهَادَيْن لِعِظَمِ مَنْفَعَتِهِ ، وَشِدَّةِ مُؤْنَتِهِ ، وَكَثْرَةِ أَعْدَائِهِ، قَال الله تعالى في «سُورة الفرقان  وهي مكية : ولو شئنا لبعثنا في كلِّ قريةٍ نذيراً * فلا تُطِعِ الكافرين وجاهدهم به جهاداً كبيراً  . فهذا جِهَادٌ لهم بالقرآن وهو أكبرُ الجِهَادَيْن

“Oleh karenanya jihad itu ada dua jenis. Pertama: Jihad dengan tangan dan pedang. Jihad jenis ini pengikutnya banyak. Kedua: Jihad dengan hujjah dan argumentasi. Ini adalah jenis jihad yang khusus dilakukan oleh para pengikut rasul, ini adalah jihadnya para imam. Jihad jenis ini lebih utama dari jihad jenis lain, karena besar manfaatnya, sukar jalannya, dan banyak sekali musuhnya.” (Miftah Dar As Sa’adah: 1/70).

Baca Juga  Rapat Darurat OKI, Menlu Retno: Kekerasan Harus Dihentikan

Penjelasan di atas menyimpulkan bahwa termasuk dalam jihad akbar yaitu orang-orang yang berjihad dengan menggunakan jalan Al-Qur’an, jihad intelektual melalui hujjah, argumentasi, dan karya ilmiah.

Karena itu, anakku, jihad yang paling tepat dilakukan oleh pelajar saat ini adalah jihad melawan hawa nafsu dan jihad meningkatkan kemampuan intelektual dengan belajar sungguh-sungguh untuk mewujudkan kemajuan Islam di negara Indonesia.

Konten ini adalah hasil kerja sama dengan Biro Humas, Data, dan Informasi Kementerian Agama Republik Indonesia

Editor: Yusuf

Azaki Khoirudin
110 posts

About author
Dosen Pendidikan Agama Islam Universitas Ahmad Dahlan
Articles
Related posts
Parenting

Ajarkan Kepada Anak-anak, Masjid Tak Sekedar Tempat Ibadah

3 Mins read
Ibadah adalah salah satu aspek penting dalam kehidupan seorang Muslim. Untuk memastikan agar generasi muda memiliki pemahaman yang kuat tentang nilai-nilai agama…
Parenting

Nasihat Nashih Ulwan untuk Para Pendidik Anak

3 Mins read
Awalan, Abdullah Nashih Ulwan sangat gemar menulis, kertas dan pena senantiasa bersama dimanapun dia berada. Walaupun sibuk dengan kuliah, undangan dan ceramah, dia tetap meluangkan waktu…
Parenting

Hubungan Orang Tua dan Anak adalah Hubungan Kemanusiaan

3 Mins read
Hubungan orang tua dan seorang anak bisa dikatakan sebagai hubungan sosial dalam lingkup yang paling kecil. Bahkan, jika dalam kajian psikologi sosial,…

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

This will close in 0 seconds