Akhlak

Karakter Sabar: Penawar Hati Manusia yang Paling Ampuh

9 Mins read

Karakter Sabar I Tidak semua peristiwa hidup selalu menguntungkan manusia; tidak selalu kenyataan hidup sesuai dengan rencana manusia; dan tidak selamanya solusi problematika hidup berpihak kepada ambisi dan misi pribadi manusia. Sangat banyak sekali, peristiwa hidup, kenyataan hidup, dan solusi problematika hidup yang di luar nalar kemanusiaan dan keimanan, sehingga butuh ‘recovery’ dengan perenungan dan ‘diinstal’ ulang dengan kearifan rohaniah. Sehingga hal itu bisa berbanding lurus dengan nalar keimanan dan kemanusiaan universal, supaya ambisi dan misi pribadi tidak terbelenggu oleh nafsu.

Ketika dunia belum berpihak kepada kita, bukan berarti Allah tidak berpihak kepada rencana kita. Bisa saja itu sebagai ujian dan cobaan hidup. Walaupun rencana baik, niat baik dan prosesnya baik serta tujuannya baik, maka belum tentu hasilnya baik: sebab Tuhan tidak boleh ‘diintervensi’ oleh siapapun.

Sabar! Itulah kata ‘usang’ yang menjadi ‘penawar’ senang-susah, derita-bahagia, gagal-berhasil, suka-duka dan gejala psikologis lain. Karena sabar tidak hanya pada hal-hal yang disukai saja, akan tetapi juga pada hal-hal yang tidak disukai; sabar bukan hanya pada realita yang bisa diterima, tetapi juga pada kenyataan yang berat untuk diterima; dan sabar juga pada peristiwa yang bersifat fisik maupun yang bersifat psikis.

Begitu luasnya sabar yang harus dilakoni manusia, sehingga menurut Ibnu Qudamah dalam kitab Minhajul Qasidin, Allah telah menyebutkan kata-kata sabar di sembilan puluh tempat dalam Al-Qur’an, yang ditambahi keterangan tentang berbagai kebaikan dan derajat yang tinggi serta menjadikan kebaikan dan derajat ini sebagai buah dari sabar.

Dari kenyataan di ataslah, maka perlu merekonstruksi dan ditransformasi nilai-nilai karakter sabar menjadi pola laku dan pola tindak di tengah hidup yang serba instan, serba praktis, serba kompetitif, serta serba unjuk kedigdayaan diri (ambisi, kursi, materi dan misi).

Pengertian Sabar

Menurut Syekh Muhammad Shalih Al Munajjid dalam Kitab A’maalul Kuluubi, sabar menurut bahasa adalah menahan diri dan mencegah. Allah ta’ala berfirman, “Dan Bersabarlah kamu bersama dengan orang-orang yang menyeru Tuhannya di pagi dan senja hari dengan mengharap keridhoan-Nya; dan janganlah kedua matamu berpaling dari mereka.” (QS Al Kahfi: 28), tahanlah dirimu bersama mereka. Sabar menahan diri dari berkeluh kesah, menahan lidah dari mengeluh dan menahan anggota badan dari menampar pipi, merobek baju dan sebagainya. Dikatakan shabar, yashbiru, shabran, shabar nafsahu.

Sabar dalam istilah syariat adalah menahan diri dalam melakukan sesuatu yang dikehendaki oleh Allah, atau dari melakukan sesuatu yang dilarang oleh Allah, maka ia adalah sabar atas sesuatu yang diperintahkan dan sabar dari sesuatu yang dilarangnya. Allah memberikan pahala yang besar bagi orang yang mengharapkan wajah-Nya, membalas penghuni surga karena mereka sabar dengan mengharapkan keridhoan Tuhan mereka. Sabar mengandung makna penolakan, kekuatan dan keberanian. Tashabbaru rajul artinya seseorang menanggung kesabaran, berjihad melawan hawa nafsunya dan mengarahkan dirinya kepada akhlak ini. Shabbarahu jika menjadikan dirinya bersabar, dia istiqomah dalam agama jika dorongan syahwat menggodanya, konsisten dalam memegang teguh kitab dan sunnah karena siapa yang mengambil keduanya, maka dia telah bersabar atas musibah dan sabar dalam beribadah, sabar dalam meninggalkan yang diharamkan (Al-Munajjid, 2004:151)

Sedangkan menurut Ibnu Qayyim, Ibnu Rajab dan Abu Hamid Al Ghazali dalam kitab Tazkia An-Nufuus wa  Tartiibuhaa Kamaa Yuqarriruhu Ulama al Salaf menjelaskan, bahwa makna sabar secara bahasa adalah menahan dan mengekang. Sedangkan makna sabar secara syariat adalah menahan jiwa dari mengeluh, dan menahan anggota tubuh untuk tidak menampari pipi, mengoyak saku baju dan perbuatan bodoh lainnya.

Ada yang mengatakan sabar adalah salah satu akhlak jiwa yang utama. Akhlak itu bisa mencegah orang untuk mengerjakan apa yang tidak bagus dan yang tidak pantas. Sabar merupakan salah satu dari berbagai kekuatan jiwa yang menyebabkan dia menjadi kuat dan baik.

Menurut Al Junaid, “Sabar adalah meneguk sesuatu yang pahit tanpa mengerutkan muka.”

Sedangkan Dzun-Nun Al-Mishri menjelaskan, “Sabar adalah menjauhkan diri dari hal-hal yang bertentangan tetapi bersikap tenang ketika mengalami bencana yang menyakitkan dan menunjukkan bahwa dirinya tetap kaya padahal sedang tertimpa kebakaran. namun tentu saja dengan merasa bahwa kehidupan yang dijalani terasa lapang.”

Ada yang mengatakan sabar adalah menerima bencana dengan tetap bersikap terpuji. Dan ada pula yang mengartikan sabar adalah tetap tegar ketika tertimpa musibah tanpa menunjukkan sikap mengeluh.

Baca Juga  Agama: Kesadaran Kemanusiaan atau Alat Politik Penguasa?

Al Hasan berkata, “Kesabaran itu salah satu dari berbagai harta simpanan yang baik. Allah tidak memberikannya kecuali kepada seorang hamba yang mulia disisi-Nya.”

Ketahuilah bahwa sabar itu merupakan spesifikasi yang dimiliki manusia. Tidak mungkin digambarkan bahwa kesabaran itu ada pada binatang, karena kekurangan-kekurangannya dan dominasi nafsu padanya, tanpa ada sesuatu pun yang bisa mencegah nafsu itu. Kesabaran juga tidak mungkin digambarkan ada pada diri malaikat, karena kesempurnaannya. Para malaikat telah diciptakan semata karena merindukan apa yang ada di sisi Allah, dan tidak diberi nafsu, sehingga mereka tidak pernah membangkang apa yang datang dari sisi-Nya. (Qudmah, 2017: 336)

Macam-macam Kesabaran

Menurut Ibnu Qudamah, apabila dicermati dari sifat sabar dari hal-hal yang berkaitan dengannya, maka bisa dibagi menjadi tiga yaitu:

Pertama, bersabar untuk mengerjakan perintah dataan kepada Allah sehingga melaksanakan kesimpulannya.

Kedua, sabar hari ini menerjang larangan dan hal-hal yang bertentangan dengan ajaran Allah sehingga tidak sampai terjerumus ke dalamnya.

Ketiga, sabar menerima takdir sehingga tidak merasa marah dan kesal karenanya.

Ketiga macam kesabaran di atas biasa diungkapkan sebagai berikut: seseorang hamba harus mengerjakan perintah, menjauhi larangan dan bersabar terhadap takdir yang menimpanya.

Hal di atas sesuai dengan sabda Nabi SAW:

“Sabar itu ada tiga macam: (1) sabar menghadapi musibah; (2) sabar untuk taat; (3) dan sabar menghindari kedukaan. Barang siapa sabar menghadapi musibah hingga dia dapat menolak musibah itu dengan menganggap baik kedukaannya, maka Allah menetapkan baginya tiga ratus derajat, yang jarak antara satu derajat dengan yang lainnya seperti jarak antara langit dan bumi. Barang siapa sabar untuk taat, ditetapkan baginya enam ratus derajat, dan jarak antara satu derajat dan yang lainnya seperti antara batas bumi hingga ke ujung arah.  Barang siapa yang sabar dalam menghindari ketidaksukaan, Allah menetapkan Sembilan ratus derajat kepadanya, yang jarak antara satu derajat dengan yang lainnya seperti jarak antara batas bumi hingga ke ujung arah dua kali lipat.” (HR. Ibnu Abud Dunya dan Abusy Syekh)

Sedangkan apabila dilihat dari penerimaan (psikologis) manusia, maka kesabaran dibagi menjadi dua macam, yaitu:

Pertama, sabar ikhtiyari yaitu tidak terpaksa.

Sabar terhadap sesuatu yang sesuai dengan hawa nafsu dan keinginannya bisa berupa kesehatan, pangkat dan harta. Untuk menghadapi kesemuanya itu seseorang lebih membutuhkan beberapa kesabaran di antaranya sebagai berikut:

  1. Hendaklah tidak tunduk kepada semua yang sesuai dengan hawa nafsu dan keinginan dirinya. Hendaklah dia tidak terkecoh dengan adanya serta hanyut dalam kesombongan dan kebahagiaan berlebihan yang tidak disukai oleh Allah.
  2. Hendaklah dia tidak terlalu berambisi untuk meraihnya.
  3. Hendaklah sabar untuk menunaikan hak Allah yang berada di dalam ke semua hal tersebut.
  4. Hendaklah sabar untuk memalingkannya dari yang haram.

Kedua, sabar idhthirari yaitu sabar dalam keadaan terpaksa.

Sesuatu yang dijumpai manusia di muka bumi ini adalah sesuatu yang bertentangan dengan hawa nafsu dan keinginan jiwanya. Masalah ini bisa terjadi dalam beberapa hal yaitu:

  1. Yang pada dasarnya berhubungan dengan kebebasan seseorang dalam memilih, misalnya seseorang bebas melakukan ketaatan kepada Allah atau maksiat.
  2. Ada juga yang sejak awalnya tidak diberi kesempatan untuk memilih, seperti ketika menerima musibah.
  3. Ada juga yang sejak awal seseorang diberi kesempatan untuk memilih. Namun apabila dia telah menetapkan sebuah pilihan, maka dia tidak akan bisa lagi memilih untuk yang kedua kalinya atau menghindar dari musibah tersebut.

Sedangkan Syekh Muhammad Shalih Al Munajjid menjelaskan, bahwa sabar itu ada dua macam, yaitu sabar badani (fisik) dan sabar nafsi (psikis), setiap keduanya ada yang bersifat pilihan dan bersifat terpaksa, hingga macamnya menjadi empat macam, yakni:

  1. Badani yang bersifat pilihan, seperti sabar dalam melakukan pekerjaan-pekerjaan berat.
  2. Badani yang bersifat memaksa, seperti sabar atas sakitnya pukulan, karena dia dipukul dan tidak ada jalan untuk mengelak kecuali bersabar.
  3. Nafsi yang bersifat pilihan, sabarnya jiwa untuk tidak mengerjakan yang tidak baik menurut syariat, seperti meninggalkan perbuatan yang makhruh.
  4. Nafsi yang bersifat memaksa, seperti sabarnya jiwa atas kehilangan orang yang dicintai, dimana kalau tidak bersabar pasti dia akan terjerumus ke dalam keluh kesah yang diharamkan, atau meratap, menampar pipi, merobek baju, menggunduli kepala dan sebagainya.
Baca Juga  Buya Hamka: Mengenang “Tasawuf Modern”

Keutamaan Karakter Sabar

Apabila dikaji lebih dalam, maka ada beberapa keutamaan karakter sabar, yaitu:

1. Penerimaan secara ikhlas terhadap kondisi yang dihadapi.

Sabda Rasulullah SAW:

“Sesungguhnya kami adalah milik Allah. dan hanya kepada-Nya sajalah kita akan kembali. ‘Ya Allah, berikanlah pahala kepadaku ketika bersabar menghadapi musibahku. dan berikanlah kebaikan berupa pahala untukku dari musibah tersebut.” (HR. Muslim)

2. Sabar dapat menggugurkan dosa.

Sabda Rasulullah SAW:

“Bencana selalu akan menimpa jasad, harta dan anak orang mukmin atau mukminah. Sampai akhirnya dia akan bertemu Allah sedangkan dia tidak membawa satu kesalahan pun.” (HR Ahmad)

3. Ada kebaikan dalam sikap sabar.

Sabda Rasulullah SAW:

“Barangsiapa  yang Allah menghendaki kebaikan pada dirinya, maka dia menimpakan bencana kepadanya.” (HR Bukhari)

4. Orang yang yang punya karakter sabar adalah beruntung!

Firman Allah SWT:

“Hai orang-orang yang beriman, biar sabarlah kamu dan kuatkanlah kesabaranmu dan tetaplah bersiap siaga di perbatasan negerimu dan bertakwalah kepada Allah supaya kamu beruntung.” (QS. Ali Imran: 200)

5. Sabar wujud keteguhan hati.

Firman Allah SWT:

“Maka bersabarlah kamu seperti orang-orang yang mempunyai keteguhan hati dari rasul-rasul telah bersabar janganlah kamu meminta disegerakan (azab} bagi mereka.” (QS. Al-Ahqaf: 35)

6. Sabar tanda ‘kewalian’ (jauh dari ‘zona’ nafsu: takut, marah, cemas, dan keluh)

Firman Allah SWT:

“Janganlah kamu bersikap lemah dan janganlah pula kamu bersedih hati.” (QS. Ali Imran: 139)

7. Bonus pahala sabar dua kali lipat.

Firman Allah SWT:

“Mereka itu diberi pahala dua kali disebabkan kesabaran mereka.” (QS. Al Qashash: 54)

8. Sabar pahalanya tanpa batas.

 Firman Allah SWT:

“Sesungguhnya hanya orang-orang yang bersabarlah yang dicukupkan pahala tanpa batas.” (QS. Az-Zumar: 10)

9. Jiwa sabar mendapat keberkahan dan rahmat Tuhan.

Firman Allah SWT:

“Dan berikanlah berita gembira kepada orang-orang yang sabar, yaitu orang-orang yang Apabila ditimpa musibah, mereka mengucapkan Inna lillahi wa inna ilaihi rojiun. mereka itulah yang mendapatkan keberkatan yang sempurna dan rahmat dari Tuhannya, dan mereka itulah orang-orang yang mendapat petunjuk.” (QS Al-Baqarah: 156- 157}

10. Sabar dan shalat sebagai penolong.

Firman Allah SWT:

“Hai orang-orang yang beriman jadikanlah sabar dan shalat sebagai penolongmu.” (QS. Al-Baqarah: 153)

11. Sabar sebagai motivasi meraih kemenangan dan taqwa.

Firman Allah SAW:

“Ya (cukup), jika kamu bersabar dan bertakwa dan mereka datang menyerang kamu dengan seketika itu juga, niscaya Allah menolong kamu dengan 5000 malaikat yang memakai tanda.” (QS. Ali Imran: 125)

Sabda Rasulullah SAW:

“Ketahuilah bahwa kemenangan itu bersama kesabaran.”

12. Sabar dan taqwa sebagai perisai dari tipu daya dan makar.

Firman Allah SWT:

“Jika kamu bersabar dan bertakwa, niscaya tipu daya mereka sedikitpun tidak mendatangkan kemudaratan kepadamu.” (QS. Ali Imran: 120)

13. Malaikat menyampaikan salam kepada orang yang sabar di dalam surga.

Firman Allah SWT:

“Salamun ‘alaikum bima shabarum. maka alangkah baiknya tempat kesudahan itu.” (QS. Ar-Ra’d: 24)

14. Derajat yang tinggi bagi orang yang sabar yang tidak dendam.

Firman Allah SWT:

“Dan jika kamu memberikan balasan, maka balaslah dengan balasan yang sama dengan siksaan yang ditimpakan kepadamu. Akan tetapi jika kamu bersabar, sesungguhnya itulah yang lebih baik bagi orang-orang yang sabar.” (QS. An-Nahl: 126)

15. Ampunan dan pahala bagi yang sabar dan beramal saleh.

Firman Allah SWT:

“Kecuali orang-orang  yang sabar terhadap bencana, dan mengerjakan amal-amal saleh, mereka itu memperoleh ampunan dan pahala yang besar.” (QS. Hud: 11)

16. Sabar menjadi jiwa yang kokoh dalam ketaatan.

Firman Allah SWT:

“Hai anakku, dirikanlah shalat dan suruhlah (manusia) mengerjakan yang baik dan jagalah (mereka) dari perbuatan yang mungkar dan Bersabarlah terhadap apa yang menimpa kamu. sesungguhnya yang demikian itu termasuk hal-hal yang diwajibkan (oleh Allah).” (QS Luqman 17)

Baca Juga  Berita Palsu dan Pentingnya Akhlak Bermedsos

17. Keberuntungan bagi mukmin yang sabar.

Firman Allah SWT:

“Dan telah sempurnalah perkataan Tuhanmu yang baik sebagai janji untuk Bani Israil disebabkan kesabaran mereka. Dan Kami hancurkan apa yang telah dibuat Firaun dan kaumnya dan apa yang telah dibangun mereka.” (QS. Al-A’raf: 137)

18. Cinta Allah berada dalam jiwa hamba yang sabar.

Firman Allah SWT:

“Kecelakaan yang besarlah bagimu, pahala Allah adalah lebih baik bagi ororang yang beriman dan beramal saleh dan tidak diperoleh pada itu, kecuali oleh orang-orang yang sabar QS. Al-Qashash: 80)

19. Hanya orang yang sabar yang bisa membaca ‘tanda’ atau ‘peristiwa’ (ayat-ayat Allah).

Firman Allah SWT:

“Dan sesungguhnya Kami telah mengutus Musa dengan membawa ayat-ayat Kami, dan Kami perintahkan kepadanya,  ‘Keluarkanlah kaummu dari gelap gulita kepada cahaya terang beneran dan ingatkanlah mereka kepada hari-hari Allah.’ Sesungguhnya pada yang demikian itu terdapat tanda-tanda (kekuasaan) Allah bagi setiap orang penyabar dan banyak bersyukur.” (QS. Ibrahim: 5)

20. Sabar adalah ‘watak’ tahan banting dalam segala kondisi dan situasi.

Firman Allah SWT:

“Maka Kami jadikan mereka buah bibir dan Kami hancurkan mereka sehancur-hancurnya. Sesungguhnya pada yang itu benar-benar terdapat tanda-tanda kekuasaan Allah bagi setiap orang yang sabar lagi bersyukur.” (QS. Saba’: 19)

21. Orang sabar mampu melihat kedigdayaan Allah di alam semesta.

Firman Allah SWT:

“Dan di antara tanda kekuasaannya ialah kapal-kapal yang berlayar di laut seperti gunung-gunung. Jika dia menghendaki dia akan menenangkan angin, maka jadilah kapal-kapal itu terhenti di permukaan laut. sesungguhnya pada yang demikian itu terdapat tanda-tanda kekuasaannya bagi setiap orang yang banyak bersabar dan banyak bersyukur.” (QS. Asy-Syura 32-33)

22. Sabar adalah wujud ketaatan ‘manusia tauhid’.

Firman Allah SWT:

“Sesungguhnya kami dapati dia (Ayub) seorang yang sabar. Dialah sebagai hamba. sesungguhnya dia amat taat kepada Tuhannya.” (QS. Shad: 44)

23. Karakter sabar sebagai tipikal manusia terbaik.

Firman Allah SWT:

“Demi Masa. Sesungguhnya manusia itu benar-benar berada dalam kerugian kecuali orang-orang yang beriman dan mengerjakan amal saleh dan nasehat menasehati supaya mentaati kebenaran dan nasihat menasehati supaya mendapati kesabaran.” (QS. Al-Ashr: 13)

24. Sabar termasuk golongan kanan (saling berwasiat bersabar dan berkasih sayang)

Firman Allah SWT:

“Dan dia termasuk orang-orang yang beriman dan saling berpesan untuk bersabar dan saling berpesan untuk berkasih sayang.” (QS. Al-Balad: 17)

25. Karakter sabar adalah sebaik-baik kedudukan, sebaik-baik akhlak dan sebaik-baik ahli sabar.

Firman Allah SWT:

“Apakah kamu mengira bahwa kamu akan masuk surga, padahal belum datang kepadamu cobaan sebagaimana halnya orang-orang terdahulu sebelum kamu mereka ditimpa oleh malapetaka dan kesengsaraan, serta diguncangkan dengan bermacam-macam cobaan sehingga berkatalah Rasul dan orang-orang yang beriman bersamanya, Bilakah datangnya Pertolongan Allah? Ingatlah, sesungguhnya Pertolongan Allah itu amat dekat.” (QS Al-Baqarah: 214)

26. Sabar sebagai karakter pemimpin yang mendapat petunjuk.

Firman Allah SWT:

“Dan, Kami jadikan di antara mereka itu pemimpin-pemimpin yang memberi petunjuk dengan perintah Kami ketika mereka sabar.”  (QS. As-Sajadah: 24)

27. Allah sellau membimbing rohaniah orang yang sabar.

Firman Allah SWT:

“Dan, telah sempurnalah perkataan Rabbmu yang baik (sebagai janji) untuk Bani Israil disebabkan kesabaran mereka.: (QS. Al-A’raf: 137)

28. Sabar sebagai karunia Allah yang amat luas.

Dari hadits Abu As’id, dari Nabi SAW beliau bersabda:

Tidaklah seseorang diberi karunia yang lebih baik dan lebih luas, selain dari kesabaran (HR. Bukhari dan Muslim)

29. Sabar berkedudukan seperti ‘kepala’ pada jasad.

Sabda Rasulullah SWT:

“Kesabaran dalam iman itu seperti kedudukan kepala dari jasad.” (HR. Ad-Dailami)

30. Orang yang sabar selalu dalam pantauan Allah.

Firman Allah SWT:

“Dan, bersabarlah dengan menunggu ketetapan Rabbmu, maka sesungguhnya kamu berada dalam penglihatan Kami.” (QS.  Ath-Thur: 48)

Dengan demikian, apabila karakter sabar ditransformasi dalam kehidupan nyata, maka manusia senantiasa hidup dalam keteraturan dan terjauh dari beban-beban psikologis. Mengapa karakter sabar ini perlu ditransformasi? Karena tatanan kehidupan manusia saat ini memasuki fase keberpacuan yang luar biasa!

Editor: Soleh

Avatar
62 posts

About author
Alumnus Program Pascasarjana (PPs) IAIN Kerinci Program Studi Pendidikan Agama Islam dengan Kosentrasi Studi Pendidikan Karakter. Pendiri Lembaga Pengkajian Islam dan Kebudayaan (LAPIK Center). Aktif sebagai penulis, aktivis kemanusiaan, dan kerukunan antar umat beragama di akar rumput di bawah kaki Gunung Kerinci-Jambi. Pernah mengikuti pelatihan di Lembaga Pendidikan Wartawan Islam “Ummul Quro” Semarang.
Articles
Related posts
Akhlak

Mentalitas Orang yang Beriman

3 Mins read
Hampir semua orang ingin menjadi pribadi yang merdeka dan berdaulat. Mereka ingin memegang kendali penuh atas diri, tanpa intervensi dan ketakutan atas…
Akhlak

Solusi Islam untuk Atasi FOPO

2 Mins read
Pernahkan kalian merasa khawatir atau muncul perasaan takut karena kehilangan atau ketinggalan sesuatu yang penting dan menyenangkan yang sedang tren? Jika iya,…
Akhlak

Akhlak dan Adab Kepada Tetangga dalam Islam

3 Mins read
Rasulullah Saw bersabda dalam sebuah hadis berikut ini: مَنْ كَانَ يُؤْمِنُ بِاللَّهِ وَالْيَوْمِ الْآخِرِ فَلْيُكْرِمْ جَارَهُ “Barangsiapa yang beriman kepada Allah dan…

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

This will close in 0 seconds