Tasawuf

Ketika Seorang Sufi Mengancam Tuhan

2 Mins read

A Sufi mystic was once deep in meditation when he heard a voice say to him,
“Shall I tell the people what I know about you? They will stone you to death?”
Apparently, it was the voice of God telling the Sufi that God knew his past and his deepest of thoughts.
The Sufi responded,
“Shall I tell the people what I know about you? None will then ever pray, or fast or perform a good deed!”
(Islam and Good Governance: A Political Philosophy of Ihsan, hlm. 28)

Seorang penganut Sufi sedang tenggelam jauh dalam meditasi ketika ia mendengar sebuah suara berkata kepadanya,

Haruskah aku memberitahu orang-orang apa yang kuketahui tentangmu? Mereka akan melemparimu dengan batu sampai mati?

Rupanya, itu adalah suara Tuhan memberitahu si Sufi bahwa Tuhan tahu masa lalunya dan pemikiran terdalamnya.

Sufi itu membalas, “Haruskah aku memberitahu orang-orang apa yang kuketahui tentang-Mu? Tidak ada seorang pun akan pernah beribadah, atau berpuasa, atau melakukan perbuatan baik!

Muqtedar Khan: Tidak Ada yang Akan Beribadah Apabila Mereka Tahu Ini!

Cerita rakyat ini diangkat dari buku Muqtedar Khan yang berjudul Islam and Good Governance: A Political Philosophy of Ihsan. Sebagaimana Muqtedar menjelaskan, gagasan yang dapat diambil dari cerita rakyat ini adalah bagaimana tidak akan ada lagi manusia yang mau beribadah, berpuasa, dan beramal saleh, apabila mereka tahu betapa Maha Penyayang lagi Maha Pengampun Allah Swt. itu. Hidup akan mereka jalani dengan begitu santai tanpa adanya pengekangan dan ketakutan akan neraka. Sebab mereka tahu, bahwa pada akhirnya, segala kesalahan mereka akan dimaafkan.

Sebenarnya, bukanlah suatu hal rahasia bahwa Allah adalah Maha Pengampun lagi Maha Penyayang. Lebih-lebih, adalah suatu kenyataan bahwa selalu berbelas kasihan dan berwelas asih merupakan salah satu sifat definitif Allah yang berkali-kali disebutkan dalam Al-Qur’an, sebagai jaminan bagi umat-Nya yang selalu meminta ampunan.

Baca Juga  Belajar dari Syahdah Cinta Majid

Allah selalu menerima seluruh taubat dari hamba-Nya, terlepas dari apa pun kejahatan dan maksiat yang pernah mereka lakukan sebelumnya. Contoh beberapa firman-Nya yang menyiratkan demikian adalah sebagai berikut,

وَهُوَ الْغَفُورُ الْوَدُودُ

Dialah Yang Maha Pengampun lagi Maha Pengasih.” (QS. Al-Buruj: 14)

وَمَنْ يَعْمَلْ سُوءًا أَوْ يَظْلِمْ نَفْسَهُ ثُمَّ يَسْتَغْفِرِ اللَّهَ يَجِدِ اللَّهَ غَفُورًا رَحِيمًا

Dan barangsiapa yang mengerjakan kejahatan dan menganiaya dirinya, kemudian ia mohon ampun kepada Allah, niscaya ia mendapati Allah Maha Pengampun lagi Maha Penyayang.” (QS. An-Nisa’: 110)

قُلْ يَٰعِبَادِىَ ٱلَّذِينَ أَسْرَفُوا۟ عَلَىٰٓ أَنفُسِهِمْ لَا تَقْنَطُوا۟ مِن رَّحْمَةِ ٱللَّهِ ۚ إِنَّ ٱللَّهَ يَغْفِرُ ٱلذُّنُوبَ جَمِيعًا ۚ إِنَّهُۥ هُوَ ٱلْغَفُورُ ٱلرَّحِيمُ

Katakanlah: “Hai hamba-hamba-Ku yang melampaui batas terhadap diri mereka sendiri, janganlah kamu berputus asa dari rahmat Allah. Sesungguhnya Allah mengampuni dosa-dosa semuanya. Sesungguhnya Dialah Yang Maha Pengampun lagi Maha Penyayang.” (QS. Az-Zumar: 53)

Bertaubat Dapat Menghapus Dosa Sebanyak Awan di Langit

Selain itu, terdapat banyak hadis dan kisah yang menceritakan bagaimana banyak pendosa besar yang diampuni dosanya setelah bertaubat.

Contohnya adalah hadis berikut, yang diriwayatkan hasan shahih oleh Tirmidzi, menjelaskan bahwa Allah Swt. tidak peduli dengan seberapa banyak dan besar dosa seorang manusia. Meskipun dosa seorang manusia sebanyak jumlah awan di langit, apabila kemudian ia datang bertaubat kepada-Nya, niscaya Allah Swt. akan mengampuninya.

Apabila kesalahannya sepenuh bumi, sedangkan ia kemudian datang bertaubat tanpa menyekutukan-Nya, maka segala kesalahannya akan diampuni.

عَنْ أَنَسٍ رَضِيَ اللهُ عَنْهُ قَالَ : سَمِعْتُ رَسُوْلَ اللهِ صَلَّى الله عليه وسلم يَقُوْلُ : قَالَ اللهُ تَعَالَى : يَا ابْنَ آدَمَ، إِنَّكَ مَا دَعَوْتَنِي وَرَجَوْتَنِي غَفَرْتُ لَكَ عَلَى مَاكَانَ مِنْكَ وَلاَ أُبَالِي، يَا ابْنَ آدَمَ لَوْ بَلَغَتْ ذُنُوْبُكَ عَنَانَ السَّماَءِ ثُمَّ اسْتَغْفَرْتَنِي غَفَرْتُ لَكَ، يَا ابْنَ آدَمَ، إِنَّكَ لَوْ أَتَيْتَنِي بِقُرَابِ اْلأَرْضِ خَطاَياَ ثُمَّ لَقِيْتَنِي لاَ تُشْرِكْ بِي شَيْئاً لأَتَيْتُكَ بِقُرَابِهَا مَغْفِرَةً

Baca Juga  Sufisme dalam Relasi Studi Agama Moneteistik

[رواه الترمذي وقال حديث حسن صحيح ]

 “Dari Anas Radhiallahuanhu dia berkata: Saya mendengar Rasulullah saw bersabda: Allah ta’ala berfirman: “Wahai anak Adam, sesungguhnya Engkau berdoa kepada-Ku dan memohon kepada-Ku, maka akan aku ampuni engkau, Aku tidak peduli (berapapun banyaknya dan besarnya dosamu). Wahai anak Adam, seandainya dosa-dosamu (sebanyak) awan di langit kemudian engkau minta ampun kepada-Ku niscaya akan Aku ampuni engkau. Wahai anak Adam, sesungguhnya jika engkau datang kepadaku dengan kesalahan sepenuh bumi kemudian engkau menemuiku dengan tidak menyekutukan Aku sedikitpun maka akan Aku temui engkau dengan sepenuh itu pula ampunan.” [Diriwayatkan oleh Tirmidzi, hadis hasan shahih] (Arbain Nawawi II:42)

7 posts

About author
Pelajar.
Articles
Related posts
Tasawuf

Tasawuf di Muhammadiyah (3): Praktik Tasawuf dalam Muhammadiyah

4 Mins read
Muhammadiyah tidak menjadikan tasawuf sebagai landasan organisasi, berbeda dengan organisasi lainnya seperti Nahdlatul Ulama. Akan tetapi, beberapa praktik yang bernafaskan tentang tasawuf…
Tasawuf

Tasawuf di Muhammadiyah (2): Diskursus Tasawuf dalam Muhammadiyah

4 Mins read
Muhammadiyah pada awal mula berdirinya berasal dari kelompok mengaji yang dibentuk oleh KH. Ahmad Dahlan dan berubah menjadi sebuah organisasi kemasrayarakatan. Adapun…
Tasawuf

Urban Sufisme dan Conventional Sufisme: Tasawuf Masa Kini

3 Mins read
Agama menjadi bagian urgen dalam sistem kehidupan manusia. Manusia sebagai makhluk ciptaan Tuhan, pasti memiliki titik jenuh, titik bosan, titik lemah dalam…

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

This will close in 0 seconds