Khutbah

Khutbah Jumat: Membangun Kesalehan Digital di Media Sosial

2 Mins read

Khutbah Pertama

إِنَّ الْحَمْدَ لِلَّهِ نَحْمَدُهُ وَنَسْتَعِيْنُهُ وَنَسْتَغْفِرُهُ وَنَعُوذُ بِاللهِ مِنْ شُرُوْرِ أَنْفُسِنَا وَمِنْ سَيِّئَاتِ أَعْمَالِنَا، مَنْ يَهْدِهِ اللهُ فَلاَ مُضِلَّ لَهُ وَمَنْ يُضْلِلْه ُ فَلاَ هَادِيَ لَهُ. أَشْهَدُ أَنْ لاَ إِلَهَ إِل اللهُ وَحْدَهُ لاَ شَرِيْكَ لَهُ وَأَشْهَدُ أَنَّ مُحَمَّدًا عَبْدُهُ وَرَسُوْلُهُ.

اَللَّهُمَّ صَلِّ عَلَى مُحَمَّدٍ وَعَلَى آلِهِ وَصَحْبِهِ وَمَنْ تَبِعَهُمْ بِإِحْسَانٍ إِلَى يَوْمِ الدِّيْنِ. أما بعـد

قال الله تعالى: اَعُوْذُ بِاللهِ مِنَ الشَّيْطَانِ الرَّجِيْمِ. يَا أَيُّهاَ الَّذِيْنَ ءَامَنُوا اتَّقُوا اللهَ حَقَّ تُقَاتِهِ وَلاَ تَمُوْتُنَّ إِلاَّ وَأَنتُمْ مُّسْلِمُوْنَ.

و قال الله تعالى أيضا يَا أَيُّهَا الَّذِيْنَ ءَامَنُوا اتَّقُوا اللهَ وَقُوْلُوْا قَوْلاً سَدِيْدًا. يُصْلِحْ لَكُمْ أَعْمَالَكُمْ وَيَغْفِرْ لَكُمْ ذُنُوْبَكُمْ وَمَنْ يُطِعِ اللهَ وَرَسُوْلَهُ فَقَدْ فَازَ فَوْزًا عَظِيْمًا

Jamaah sidang Jum’at raḥimani wa raḥimakumullah

Merujuk pada buku “Isu-Isu Strategis Keumatan, Kebangsaan, dan Kemanusiaan Universal” (Keputusan Muktamar-48 Muhammadiyah tahun 2022), salah satu masalah yan tertulis yaitu membangun kesalehan digital. Pada halaman 3 tertulis:

“Kemajuan teknologi informasi dan komunikasi menimbulkan perubahan mendasar dalam hampir semua aspek kehidupan umat manusia. Revolusi industri 4.0 yang ditandai oleh masifikasi Internet of Thing (IoT), Artificial Intelligence (AI), 3D printing, big data, algoritma, dan aspek lain telah menciptakan ruang kehidupan manusia terkoneksi secara virtual. Manusia hidup dalam dunia dan budaya digital yang serba mudah, cepat, dan luas yang memengaruhi alam pikiran dan orientasi tindakan yang menjadikan dirinya seperti insan modular.”

Perkembangan dan kemajuan teknologi tentu di satu sisi membawa manfaat bagi manusia, tapi di sisi lain membawa efek negatif. Salah satu contoh yang begitu tampak ialah penggunaan sosial media. Saat ini begitu mudahnya kita menyebarkan pesan, gambar, audio, maupun video dari orang lain tanpa menguji kebenarannya. Lebih jauh, terkadang kita menyebarkan berita tanpa tahu manfaat dan dampak dari penyebaran berita tersebut.

Baca Juga  Teks Khutbah Jumat Toleransi: Damai dalam Keragaman

Maka, tidak mengherankan jika saat ini kita sering mendengar istilah hoaks, ujaran kebencian, hate speech, dan lain-lain. Tidak lain karena perilaku-perilaku kita yang tidak mengedepankan etika dalam bermedia sosial. Kita cenderung puas jika mendapat informasi negatif, yang dapat menyulut pertengkaran. Imbasnya terjadi kekerasan, perpecahan, bahkan disintegrasi.

Tak ayal antara satu orang dengan orang lain tak akur, antara satu golongan dengan yang lain tak rukun, antara satu agama dengan agama lain tak harmonis, dan sebagainya. Jauh-jauh hari Al-Quran telah menjelaskan, ketika kita mendapat berita harus segera mengoreksi kebenarannya, tidak asal menerima, namun tidak asal menolak.

يَٰٓأَيُّهَا ٱلَّذِينَ ءَامَنُوٓا۟ إِن جَآءَكُمْ فَاسِقٌۢ بِنَبَإٍ فَتَبَيَّنُوٓا۟ أَن تُصِيبُوا۟ قَوْمًۢا بِجَهَٰلَةٍ فَتُصْبِحُوا۟ عَلَىٰ مَا فَعَلْتُمْ نَٰدِمِينَ

Artinya: “Hai orang-orang yang beriman, jika datang kepadamu orang fasik membawa suatu berita, maka periksalah dengan teliti agar kamu tidak menimpakan suatu musibah kepada suatu kaum tanpa mengetahui keadaannya yang menyebabkan kamu menyesal atas perbuatanmu itu.” (Q.S Al-Hujurat: 6).

Buya Hamka dalam tafsir Al-Azhar menjelaskan bahwa kita dilarang keras, sekaligus tidak mempercayai berita yang dibawa orang fasik karena akan membawa dampak buruk bagi suatu kaum. Oleh Karena itu, kita dituntut untuk berhati-hati dalam menerima berita.

Jamaah Rahimakumullah…

Selain diperintahkan untuk berhati-hati dalam menerima berita, kita dituntut untuk bijak dalam bermedia sosial dengan mengedepankan adab dan etika. Atas dasar itu, maka MUI mengeluarkan fatwa nomor 24 Tahun 2017 tentang Hukum dan Bermuamalah Melalui Sosial Media. Secara garis besar setiap muslim yang bermuamalah melalui media sosial diharamkan untuk:

a. Melakukan ghibah, fitnah, namimah, dan penyebaran permusuhan.

b. Melakukan bullying, ujaran kebencian, dan permusuhan atas dasar suku, agama, ras, atau antar golongan.

Baca Juga  Khutbah Jumat: Nasihat Kepada Generasi Bangsa

c. Menyebarkan hoax serta informasi bohong meskipun dengan tujuan baik, seperti info tentang kematian orang yang masih hidup.

d. Menyebarkan materi pornografi, kemaksiatan, dan segala hal yang terlarang secara syar’i.

e. Menyebarkan konten yang benar tetapi tidak sesuai tempat dan/atau waktunya.

Selain itu, dalam menjaga etika bermedia sosial hal yang harus diperhatikan dalam menyikapi konten/informasi di media sosial, antara lain:

a. Konten/informasi yang berasal dari media sosial memiliki kemungkinan benar dan salah.

b. Konten/informasi yang baik belum tentu benar.

c. Konten/informasi yang benar belum tentu bermanfaat.

d. Konten/informasi yang bermanfaat belum tentu cocok untuk disampaikan ke ranah publik.

e. Tidak semua konten/informasi yang benar itu boleh dan pantas disebar ke ranah publik.

Hal-hal yang telah tertuang dalam fatwa MUI tentunya harus dijadikan acuan dan pedoman bagi kita yang setiap saat asyik berada di dunia maya. Mengingat begitu cepatnya informasi sampai pada tangan kita melalui handphone, yang apabila kita lalai dapat mengakses maupun menyebarkan berita-berita bohong, sehingga diri kita tidak saleh dalam bermedia sosial. Na’uzu billah min dzalik.

Mudah-mudahan Allah SWT selalu menjaga kita dari hal-hal tercela, terutama saat menggunakan sosial media.

أَقُولُ قَوْ لِي هَذَا وَأَسْتَغْفِرُ اللهَ لِيْ وَلَكُمْ فَاسْتَغْفِرُوْهُ اِنَّهُ هُوَ الْغَفُورُ الرَّحِيْمُ

Khutbah Kedua

إِنَّ الْحَمْدَ لِلَّهِ نَحْمَدُهُ وَنَسْتَعِيْنُهُ وَنَسْتَغْفِرُهُ وَنَعُوذُ بِاللهِ مِنْ شُرُوْرِ أَنْفُسِنَا وَمِنْ سَيِّئَاتِ أَعْمَالِنَا، مَنْ يَهْدِهِ اللهُ فَلاَ مُضِلَّ لَهُ وَمَنْ يُضْلِلْه ُ فَلاَ هَادِيَ لَهُ. أَشْهَدُ أَنْ لاَ إِلَهَ إِلاَّ اللهُ وَحْدَهُ لاَ شَرِيْكَ لَهُ وَأَشْهَدُ أَنَّ مُحَمَّدًا عَبْدُهُ وَرَسُوْلُهُ.

اَللَّهُمَّ صَلِّ عَلَى مُحَمَّدٍ وَعَلَى آلِهِ وَصَحْبِهِ وَمَنْ تَبِعَهُمْ بِإِحْسَانٍ إِلَى يَوْمِ الدِّيْنِ. أما بعـد

Baca Juga  Naskah Khutbah Idul Adha: Haji Mabrur Tanpa Mabur

قال الله تعالى: اَعُوْذُ بِاللهِ مِنَ الشَّيْطَانِ الرَّجِيْمِ. يَا أَيُّهاَ الَّذِيْنَ ءَامَنُوا اتَّقُوا اللهَ حَقَّ تُقَاتِهِ وَلاَ تَمُوْتُنَّ إِلاَّ وَأَنتُمْ مُّسْلِمُوْنَ

اللَّهُمَّ اغْفِرْ لِلْمُسْلِمِيْنَ وَالْمُسْلِمَاتِ، وَالْمُؤْمِنِيْنَ وَالْمُؤْمِنَاتِ اْلأَحْيَاءِ مِنْهُمْ وَاْلأَمْوَاتِ، إِنَّكَ سَمِيْعٌ قَرِيْبٌ مُجِيْبُ الدّعَوَاتِ

 رَبّنَا لاَتُؤَاخِذْ نَا إِنْ نَسِيْنَا أَوْ أَخْطَأْنَا

 رَبّنَا وَلاَ تَحْمِلْ عَلَيْنَا إِصْرًا كَمَا حَمَلْتَهُ عَلَى اّلذِيْنَ مِنْ قَبْلِنَا

رَبَنَا ءَاتِنَا فِي الدّنْيَا حَسَنَةً وَفِي اْلأَخِرَةِ حَسَنَةً وَقِنَا عَذَابَ النّارِ. والحمد لله رب العالمين

عباد الله, إِنَّ اللَّهَ يَأْمُرُ بِالْعَدْلِ وَالْإِحْسَانِ وَإِيتَاءِ ذِي الْقُرْبَىٰ وَيَنْهَىٰ عَنِ الْفَحْشَاءِ وَالْمُنكَرِ وَالْبَغْيِ ۚ يَعِظُكُمْ لَعَلَّكُمْ تَذَكَّرُونَ

فَاذْكُرُوْا اللهَ العَظِيْم يَذْكُرْكُمْ وَاشْكُرُوْهُ عَلَى نِعَمِهِ يَزِدْكُمْ وَاسْأَلُوْهُ مِنْ فَضْلِهِ يُعْطِيْكُمْ وَلَذِكْرُ اللهِ أَكْبَرْ, أَقِيْمُوْا الصَّلَا

Teks khutbah jumat versi lain bisa diakses di sini

Editor: Soleh

Avatar
18 posts

About author
Penyuluh Agama Islam
Articles
Related posts
Khutbah

Khutbah Idul Fitri: Makna Idul Fitri dan Kemenangan Sejati

5 Mins read
Berikut ini adalah contoh khutbah Idul Fitri yang dapat dipakai untuk memberikan khutbah Idul Fitri di masjid- masjid dan di lapangan. Tema…
Khutbah

Teks Khutbah Idul Fitri: Menggapai Derajat Takwa 

3 Mins read
Berikut ini adalah contoh teks khutbah Idul Fitri yang dapat dipakai untuk memberikan khutbah Idul Fitri di masjid- masjid dan di lapangan….
Khutbah

Khutbah Idul Fitri: Terlahir Kembali Menjadi Manusia Baru

4 Mins read
Berikut ini adalah contoh khutbah Idul Fitri yang dapat dipakai untuk memberikan khutbah Idul Fitri di masjid- masjid dan di lapangan. Tema…

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *