Perspektif

Krisis Imkanur Rukyah, Kebenaran Wujudul Hilal, dan Kebutuhan Kalender Global

2 Mins read

Ilmu Falak sebagai ilmu pengetahuan dalam perspektif filsafat ilmu dibangun dengan menggunakan ontologi, epistemologi dan aksiologi.

Tulisan ini mengkaji secara singkat Imkanur Rukyah dan Wujudul Hilal yang menjadi kriteria penentuan awal bulan Kamariah dalam Ilmu Falak yang lagi ngetrend sekarang; dan rintisan kalender Hijriah global.

Imkanur Rukyah

Penggunaan Imkanur Rukyah (IR) sebagai kriteria untuk menentukan awal bulan Kamariah di Indonesia dalam perpektif filsafat ilmu merupakan krisis nyata dari Ilmu Falak.

Secara ontologis, IR memandang bulan pada malam penggenapan usia  bulan Kamariah menjadi 30 hari masih berada di siklus bulanan lama sehingga lahir di siklus bulanan baru sudah berusia lebih dari 24 jam.

Jika digunakan analog 30 hari usia bulan Kamariah sama dengan usia manusia 60 tahun, maka manusia “IR” begitu lahir sudah berusia 2 tahun.

Secara epistemologis, IR tidak menggunakan tolok ukur kebenaran korespondensi yang menjadi tolok ukur kebenaran ilmu-ilmu alam, yakni kesesuaian pernyataan dengan kenyataan.

Hilal pada sore hari tanggal 29 bulan berjalan saat matahari terbenam sebenarnya sudah wujud, tapi wujudnya dianggap tidak ada hanya karena kurang dari 3 derajat.

Secara aksiologis, ilmu falak seharusnya memberi maslahat universal untuk membangun kalender global, tapi oleh IR hanya digunakan untuk memberi pembenaran ajaran rukyah yang dipahami dari hadis yang sebenarnya disabdakan Nabi untuk menentukan awal bulan Kamariah pada zaman beliau ketika Ilmu Falak belum maju.

Wujudul Hilal

Dalam pada itu Wujudul Hilal (WH) dalam perspektif filsafat ilmu adalah kriteria yang benar.

Secara ontologis WH memandang bulan yang berada di siklus baru diterima sebagai sudah berada di siklus baru sehingga ketika lahir baru berusia kurang dari 1 jam.

Baca Juga  Pembelajaran Jarak Jauh: Si Pincang di antara Si Lumpuh

Dan dengan analog manusia, manusia WH ketika lahir berusia 0 bulan.

Kemudian secara epistemologis, WH menggunakan tolok ukur kebenaran korenpondensi. Hilal yang sudah berada di atas ufuk diterima sudah berada di atas ufuk meskipun kurang dari 3 derajat dan tidak bisa dirukyah.

Kemudian secara aksiologis, WH terbukti telah memberi kepastian kalender waktu ibadah sehingga diikuti tidak hanya oleh warga Muhammadiyah pengguna WH, tapi juga warga ormas lain penganut hisab.

Jadi Muhammadiyah kukuh menggunakan WH tidak karena ego organisasi tapi karena mengamalkan kebenaran ilmu pengetahuan.

Kalender Global

Peradaban umat manusia sekarang digerakkan oleh ilmu pengetahuan. Umat yang tidak menggunakan ilmu pengetahuan pasti menjadi umat tertinggal.

Karena itu pengamalan kebenaran ilmu pengetahuan selanjutnya harus menggerakkan umat menggunakan kalender Hijriah global untuk memajukan peradaban umat dalam berkalender.

Karena umat pada umumnya belum memiliki kesadaran penggunaan kalender Hijriah global maka harus ada yang berani merintisnya.  Sebagian umat yang telah merasakan kebutuhan terhadap kebutuhan kalender global pasti mendukung rintisan tersebut.

Sebagian umat perintis dan pendukung kalender Hijriah global menjadi minoritas kreatif yang menghela kemajuan umat berkalender.

Cepat atau lambat perjuangan mewujudkan kalender Hijriah global pasti terwujud.

Hasilnya umat sama-sama senang.

Editor: Soleh

Avatar
28 posts

About author
Ketua Majelis Tarjih dan Tajdid PP Muhammadiyah
Articles
Related posts
Perspektif

Fenomena Over Branding Institusi Pendidikan, Muhammadiyah Perlu Hati-hati!

4 Mins read
Seiring dengan perkembangan zaman, institusi pendidikan di Indonesia terus bertransformasi. Arus globalisasi tentu memainkan peran penting dalam menentukan kebutuhan pendidikan di era…
Perspektif

Hakim, Undang-Undang, dan Hukum Progresif

3 Mins read
Putusan hakim idealnya mengandung aspek kepastian, keadilan, dan kemanfaatan. Dalam implementasinya tidak mudah untuk mensinergikan ketiga aspek tersebut, terutama antara aspek kepastian…
Perspektif

11 Kategori Pengkritik Jurnal Terindeks Scopus, Kamu yang Mana?

2 Mins read
Dalam amatan penulis, ada beberapa kategori pengkritik jurnal terindeks scopus. Dalam tulisan ini, setidaknya ada 11 kategori yang saya temui. Berikut ulasan…

2 Comments

  • Avatar

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *