Sebelum Islam masuk ke Mesir, agama Kristen sudah lama menjadi agama mayoritas penduduk lembah Nil. Namun setalahnya, Islam masuk ke Mesir. Tepatnya pada masa kepemimpinan Khalifah Umar bin Khattab melalui penaklukan yang dipimpin oleh Amr Bin Ash. Penaklukan tersebut ditandai dengan dikuasainya Aleksandria oleh pasukan muslim.
Ketika umat Islam menaklukkan Mesir, hal ini seakan menjadi pertanda bahwa Islam akan segera menguasai Afrika, khususnya Afrika Utara. Tak lama setelah penaklukan Mesir, Islam dengan cepat menguasai wilayah lain di Afrika Utara dan sekitarnya.
Sejarah Masuknya Agama Kristen di Mesir
Kata “Koptik” bersumber dari bahasa Yunani, Aigyptos, yang memiliki makna “orang-orang Mesir”. Pada saat ini, ia dikenal secara umum sebagai pengikut ajaran Kristen di Mesir.
Setelah Islam mendominasi keagamaan di Mesir sebagai agama mayoritas, Mesir selalu diidentikkan dengan Islam. Padahal sebelum kedatangan Islam, Kristen telah lebih dahulu menancapkan akarnya di negeri lembah sungai Nil tersebut.
Sebagaimana diceritakan di dalam Injil Matius, Mesir akan senantiasa dikenal sebagai tujuan dan tempat pelindung Keluarga Kudus (Maria, Yusuf, dan Isa) daripada ancaman yang diberikan oleh Raja Herodes.
Tercatat dalam sejarah bahwa sebagian wilayah Mesir sekarang yang terletak di sepanjang pesisir laut Mediterania, banyak dihuni oleh orang-orang beretnik Yunani. Itu menjadi bukti bahwa Mesir kuno banyak dipengaruhi oleh budaya Yunani.
Komunitas Kristen Koptik percaya bahwa ideologi Kristen dibawa ke Mesir oleh Rasul Mark sekitar tahun 64 M. Pada masa pemerintahan Kaisar Diocletian sekitar 284 M, terjadi serangkaian pembantaian terhadap umat Kristen Koptik di Mesir. Pembantaian yang mengakibatkan banyaknya korban tersebut diperingati setiap tanggal 28 Agustus sampai sekarang.
Jika dilihat dalam peta sebarannya saat ini, sebagian besar penganut Kristen Koptik mendiami perkotaan, khususnya Kairo dan Mesir bagian atas, terutama Minya, Luxor, dan Asyut.
Migrasi dengan masuknya banyak orang Kristen Koptik terjadi pada tahun 1920-an. Mereka memilih tinggal di kota supaya dekat dengan akses pemerintah, sehingga mereka lebih aman dari segi perlindungan.
Mengutip Washington Institute for Near East Policy, Mesir merupakan negara Arab yang memiliki jumlah pemeluk Kristen terbesar. Meski persentasenya hanya berkisar 10,5%, setidaknya 10-12 juta orang beragama Kristen. Angka ini merupakan penyumbang terbesar bagi penduduk Kristen di Timur Tengah yang berjumlah 12-16 juta.
Mengutip Washington Report On Middle East Affairs, jumlah pemeluk Kristen di Mesir mengalami peningkatan, data dari beberapa tahun sebelumnya diperkirakan jumlah pemeluk Kristen di Mesir mencapai 6-7 juta, sedangkan beberapa tahun terakhir terus meningkat menjadi sekitar 10-12 juta dari total sekitar 91 jutaan orang Mesir.
Sistem Kepercayaan dalam Kristen Koptik
Dilihat dari segi kepercayaan, umat Kristen Koptik dianggap telah menyimpang dari agama Kristen yang berkembang di dunia Barat pada umumnya.
Perbedaannya terletak pada kepercayaannya tentang penyatuan alamiah antara dimensi ketuhanan Yesus dan sisi kemanusiaan yang menjadi satu kesatuan. Dua dimensi itu memiliki perbedaan, namun keduanya tidak dapat dipisahkan. Oleh karena itu, sejak keputusan Konsili Kalsedon pada tahun 451 M, ajaran Kristiani tentang hakikat Yesus dibedakan menjadi dua, yaitu Kristen Timur (Koptik) dan Kristen Barat.
Ia terdiri dari tiga denominasi agama Kristen yang memiliki perbedaan satu sama lain, yaitu Protestan, Katolik, dan Ortodoks. Hanya saja, pada umumnya Koptik di Mesir mengikuti aliran Gereja Orthodox atau Gereja Alexandria. Jika dilihat dari ritual pribadinya, Koptik memiliki beberapa praktik keagamaan yang berbeda dengan umat Kristiani lainnya.
Di dalam Koptik terdapat kelompok-kelompok yang mengikuti perintah Gereja dari segala aspek kehidupan, termasuk pandangan politik. Namun, ada orang Koptik yang hanya menempatkan Gereja sebagai institusi spiritual dan mengabaikan aspek lain, seperti masalah ekonomi dan politik. Selain itu, ada pula kelompok Koptik sosialis dan liberal.
Mengadopsi Bahasa Mesir Kuno Sebagai Identitas Kekeristenan
Gereja Kristen Koptik memiliki keunikan jika dibandingkan dengan denominasi Kristen lainnya. Karena seperti halnya Kristen Assyria, mereka masih menggunakan bahasa kuno yang digunakan oleh hampir semua penduduk Mesir sebelum masuknya Islam, dalam hal ini bahasa Mesir Koptik atau Qibti.
Selain itu, Kristen Koptik di Mesir merupakan komunitas Kristen Koptik terbesar di dunia. Umat Kristen Koptik tetap mempertahankan penggunaan bahasa Mesir kuno karena dianggap sebagai bahasa identitas penduduk asli Mesir yang selalu identik dengan agama Kristen Koptik.
Christine Chaillot menjelaskan bahwa selain dari Koptik Ortodoks, banyak orang Kristen Mesir juga Katolik dan Protestan Koptik. Terdapat sekitar 162.000 umat Katolik Koptik di Mesir pada tahun 2007 dan 164.000 pada tahun 2016. Sementara itu, Gereja Protestan terbesar adalah Gereja Injili Mesir yang berpusat di Kairo dengan 250.000-280.000 anggota pada tahun 2016.
Berdasarkan Foreign and Commonwealth Office UK Ministry of Forreign Affairs, dijelaskan bahwa umat Kristen Koptik di Mesir telah mencapai 7.200.000 (95%) anggota, yang merupakan terbesar di antara umat Kristen lainnya.
Dari besarnya persentase umat Kristiani jika dibandingkan dengan negara Arab lainnya di Timur Tengah, teridentifikasi adanya kesadaran yang kuat bagi orang Koptik untuk terus menjaga pemeluknya. Terlebih lagi, Mesir adalah negara sebagai pusat agama Kristen Koptik.
Editor: Yahya FR