In-Depth

Logo Muhammadiyah dan Aisyiyah 2020: Apa Makna dan Filosofinya?

2 Mins read

LOGO RESMI MUKTAMAR KE-48 MUHAMMADIYAH

  1. Gunungan

Gunungan/kayon dalam konsep Jawa adalah simbol kehidupan (pohon kehidupan) yang melambangkan seisi alam semesta. Dalam pagelaran wayang, gunungan digunakan sebagai pembuka dan penutup adegan, sebagai penanda setiap pergantian babak (jejeran). Artinya kehadiran Muktamar momentum perhelatan dan Muhammadiyah sebagai pergerakan hadir untuk menggelorakan dakwah yang membangkitkan mehidupan ke arah kemajuan sebagaimana inspirasi lahirnya Gerakan Islam ini oleh Kyai Haji Ahmad Dahlan yang dijiwai spirit Al-Quran sebagaimana firman Allah yang artinya: “Dan hendaklah ada di antara kamu segolongan umat yang menyeru kepada kebajikan, menyuruh kepada yang ma’ruf dan mencegah dari yang munkar; merekalah orang-orang yang beruntung.” (QS Ali Imran: 104).
Bentuk gunungan angka 48 dalam tulisan Arab, menjadi simbol dari muktamar ke-48 yang menjelaskan estafeta dari periode ke periode menuju babak baru, yang menunjukkan langkah pergerakan dinamis dalam mencapai tujuan Muhammadiyah sebagaimana dicita-citakan K.H. Ahmad Dahlan.

2. Background Alam Semesta & Lintasan Cahaya 

Background dari gunungan adalah simbolisasi dari alam semesta, sekaligus menggambarkan lintas gerak cahaya (sinar) yang mencerminkan dinamisasi gerakan dakwah dan tajdid pencerahan Muhammadiyah di bumi Indonesia yang terus bergerak dinamis melewati ruang dan waktu guna mencerahkan semesta.
Bentuk lingkaran melambangkan kesinambungan tanpa putus dan melintas batas sebagaimana watak kesemestaan. Semburat cahaya bersudut 48 menggambarkan energi, kekuatan, martabat, dan kecerdasan serta dapat diartikan pula sebagai simbol pencerahan yang menggembirakan dan memancarkan kemajuan dalam Muktamar ke-48 tersebut.
Pancaran cahaya dan simbol-simbol tersebut sebagai penanda dari pergerakan Muhammadiyah di abad kedua untuk “Memajukan Indonesia, Mencerahkan Semesta” sebagaimana tema Muktamar ke-48, sebagai aktualisasi dari gerak dinamis Islam Berkemajuan yang menyebarkan misi rahmatan lil-‘alamin sebagaimana risalah dakwah Nabi Muhammad yang menjadi rujukan gerakan Muhammadiyah terkandung dalam Al-Quran, yang artinya: “Dan tiadalah Kami mengutus kamu, melainkan untuk (menjadi) rahmat bagi semesta alam.” (QS Al-Anbiya: 107).

Baca Juga  Pelarangan Ideologi Khilafah: Tanggapan Muhammadiyah, NU dan MUI?

3. Jenis Huruf

Penulisan Muktamar, tema dan lain-lainnya menggunakan jenis huruf “Futura” yang mempunyai karakter kokoh, modern, dan futuristik. Artinya Muhammadiyah sebagai gerakan keagamaan dan kemasyarakatan melalui Muktamar ke-48 senantiasa istiqamah, dinamis, dan berorientasi ke masa depan dalam usaha dakwah dan tajdid yang memancarkan Islam Berkemajuan untuk “Memajukan Indonesia, Mencerahkan Semesta”.

LOGO RESMI MUKTAMAR KE-48 AISYIYAH 

  1. Batik Truntum

Batik ini diciptakan Kanjeng Ratu Kencana, yakni Permaisuri dari Sunan Paku Buwana III yang menjadi salah satu dari tujuh motif Batik Solo yang paling memukau dunia. Secara etimologi, truntum itu sendiri berasal dari isitlah teruntum–tuntum (bahasa Jawa) artinya tumbuh lagi. Taruntum memiliki arti senantiasa bersemi dan semarak lagi. Batik truntum memiliki pola yang halus dan sederhana. Bermotif seperti taburan bunga-bunga abstrak kecil, atau menyerupai kuntum bunga melati. Terkadang berbentuk seperti bintang yang bertaburan di langit. Biasanya batik jenis truntum ini dipakai oleh pengantin perempuan dalam acara midodareni, dipakai juga pada acara panggih.

Motif Batik Truntum sering dimaknai sebagai kasih sayang, penuntun atau bisa juga dimaknai sebagai panutan seperti gerakan dakwah Aisyiyah yang melintas zaman, yang telah melahirkan perempuan berkemajuan yang mencerahkan peradaban bangsa.

2. Bengawan Solo

Bengawan Solo adalah sungai kebanggan masyarakat Surakarta, kota tempat dimana Muktamar Aisyiyah akan digelar. Sifat air yang selalu mengalir ke tempat rendah analog dengan sikap rendah hati pada manusia. Air selalu ingin berguna bagi makhluk hidup yang ada di bawahnya. Ibarat pemimpin, air adalah pemimpin yang melayani. Jika ia berada di posisi teratas, maka ia akan menjadi pelayan bagi orang-orang yang membutuhkan di bawahnya. Air identik dengan sumber kehidupan, sumber inspirasi yang selalu mengalir bagaikan gerakan dakwah Aisyiyah yang melintas batas. Ikon bengawan Solo dan Batik Truntum dikemas dalam warna kuning-orange menggambarkan kehangatan, kecerdasan, semangat dan intelektual

Baca Juga  Soal Covid-19, Media Jangan Nakut-nakutin Masyarakat

3. Sang Surya / Bunga Matahari

Sinar berwana biru yang diambil atas dasar logo Aisyiyah yang bermakna dakwah yang mencerahkan, yang kemudian bentuknya dimodifikasi dengan salah satu ornament/elemen dari Gedung Siti Walidah, UMS menggambarkan tempat digelarnya Muktamar Aisyiyah 48

4. Jenis Huruf

Jenis huruf yang dipakai dalam penulisan logo menggunakan huruf Gotham Bold dan Gotham Book, Italic berwarna biru kombinasi hijau muda yang mengesankan modern, kokoh tetapi fleksibel/luwes. Penulisan menggunakan “huruf kecil” (lowercase) bermakna kesetaraan dan kelembutano

 

Avatar
1005 posts

About author
IBTimes.ID - Cerdas Berislam. Media Islam Wasathiyah yang mencerahkan
Articles
Related posts
In-DepthPerspektif

Soal Covid-19, Media Jangan Nakut-nakutin Masyarakat

1 Mins read
Virus Corona (Covid-19) yang diketahui bersama berasal dari Kota Wuhan, China, yang menyebar akhir tahun lalu, kini tak tanggung-tanggung menyebar ke-200 negara…
In-Depth

Tommy Apriando, Jurnalis dan Peneliti Isu HAM dan Lingkungan itu Telah Wafat

1 Mins read
IBTimes.ID — Kabar meninggal dunia Tommy Apriando telah beredar di grup Whatsapp dan media sosial pada pukul 12.46 WIB, Ahad, 2 Februari…
In-DepthNews

Benarkah Ahmad Khozinudin itu "Nasrudin Joha"? Berikut Klarifikasinya

3 Mins read
Hari ini, Minggu (12/1/2020), beredar klarifikasi atas nama Ahmad Khozinudin, SH, Ketua LBH Pelita Umat bertajuk ‘KLARIFIKASI STATUS HUKUM KETUA LBH PELITA…

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *