Akidah

Mengenal Makhluk Gaib Ciptaan Allah

3 Mins read

Allah SWT tidak hanya menciptakan makhluk yang tampak saja. Tetapi, Allah SWT juga menciptakan makhluk yang tidak nyata, atau makhluk gaib. Seperti malaikat, jin, iblis, dan syaitan.

Sebagai makhluk gaib, wujudnya tidak dapat dilihat, didengar, diraba, dicium, dan dirasakan oleh manusia. Dengan kata lain, tidak dapat dijangkau oleh panca indera, kecuali jika menampakkan diri dalam rupa tertentu, seperti rupa manusia. Dari keempat makhluk gaib tersebut, terdapat perbedaan-perbedaan baik dari asal penciptaan maupun sifat-sifatnya.

Beriman Kepada Malaikat Allah

Beriman kepada malaikat adalah salah satu dari rukun iman. Beriman akan adanya malaikat adalah wajib. Iman kepada malaikat ini, masuk ke dalam iman kepada sesuatu yang gaib. Orang yang mengingkari akan adanya hal ini berarti mengingkari keterangan al-Qur’an dan Rasul.

Malaikat merupakan makhluk yang diciptakan oleh Allah SWT dari cahaya (nur) dan bisa berupa berbagai bentuk. Malaikat tidak digolongkan baik laki-laki atau perempuan. Sehingga, malaikat sangat patuh dan taat kepada perintah Allah SWT dalam menjalankan tugasnya.

Dari Aisyah diriwayatkan, bahwa telah bersabda Rasulullah Saw: “Malaikat itu telah diciptakan  dari nur, dan jin diciptakan dari api. Sedangkan manusia diciptakan dari apa yang telah diterangkan kepada kalian (para sahabat).” (HR. Muslim)

Jumlah malaikat yang wajib kita yakini berjumlah 10, yaitu:

Pertama, malaikat Jibril, bertugas menyapaikan wahyu kepada Nabi dan Rasul Allah. Malaikat Jibril adalah penghubung antara Allah dengan Nabi dan Rasul-Nya. (QS. Al-Baqarah: 97)

Kedua, malaikat Mikail, bertugas memberi rejeki kepada manusia. (QS. al-Baqarah: 98)

Ketiga, malaikat Israfil, bertugas meniup terompet sangkakala pada hari kiamat. (QS. al-An’am: 73)

Keempat, malaikat Izrail, bertugas sebagai pencabut nyawa. (QS. as-Sajdah: 11)

Baca Juga  Al-Wala wal Bara’, Dapatkah Menjadi Doktrin yang Inklusif?

Kelima, malaikat Munkar, bertugas menanyakan dan melakukan pemeriksaan manusia di alam kubur tentang amal perbuatan mereka saat masih hidup. (HR. Tirmidzi)

Keenam, malaikat Nakir, bertugas menanyakan dan melakukan pemeriksaan manusia di alam kubur tentang amal perbuatan mereka saat masih hidup. (HR. Tirmidzi)

Ketujuh, malaikat Raqib, bertugas mencatat segala amal baik yang dilakukan manusia. (QS. Qaaf: 17-18)

Kedelapan, malaikat Atid, bertugas mencatat segala amal buruk yang dilakukan manusia. (QS. Qaaf: 17-18)

Kesembilan, malaikat Malik, bertugas menjaga pintu neraka dan menyambut ahli neraka. (QS. az-Zukhruf: 77)

Kesepuluh, malaikat Ridwan, bertugas menjaga pintu surga dan menyambut ahli surga. (QS. ar-Ra’d: 23)

Memahami Makhluk Gaib Allah Lainnya

Selain malaikat, Allah juga menciptakan makhluk gaib lainnya seperti yang sering kita dengar atau kita ketahui, yaitu jin, iblis, dan syaitan. Keberadaan jin, iblis, dan syaitan masih menyisakan kontroversi hingga kini. Namun yang jelas, eksistensi mereka diakui dalam syariat. Sehingga, jika masih ada dari kalangan muslim yang meragukan keberadaan mereka, teramat pantas jika diragukan keimanannya.

Jin, yang Terbagi Menjadi 2 Golongan

Jin diciptakan oleh Allah dari api yang sangat panas, berasal dari bahasa Arab yang berarti menutupi atau merahasiakan. Terdapat 2 golongan jin, yaitu:

Jin kafir, yaitu jin yang membangkan terhadap perintah Allah. Jin kafir adalah jin yang tidak memurnikan keEsaan Allah. Sehingga, dalam kekafiran jin itu bermacam-macam. Ada yang menjadi Yahudi, Nasrani, Majusi, penyembah berhala, dan lain-lain.

Jin muslim, yaitu jin yang mengakui keEsaan Allah. Jin Islam yang mendengar ayat-ayat al-Qur’an, mereka langsung mengatakan bahwa al-Qur’an itu menakjubkan dan dapat memberikan petunjuk kejalan yang benar. (QS. Jin 1-3)

Baca Juga  Sayyid Quthb; Jahiliyyah Modern itu Nyata Adanya!

Iblis, yang Telah Dilaknat Oleh Allah SWT

Iblis berasal dari bahasa Arab (ablasa), yang artinya putus dari rahmat Allah atau kasih sayang Allah. Menurut riwayat, dahulu terdapat iblis bernama Naail, atau sebagian riwayat mengatakan Azazil. Setelah dikutuk Allah, ia dipanggil dengan nama iblis.

Jadi, iblis merupakan nama sesosok makhluk. Ia adalah nenek moyang dari bangsa jin, sebagaimana Adam merupakan nenek moyang umat manusia. Seperti jin yang lain, iblis diciptakan Allah dari nyala api (QS. al-A’raaf: 12). Jadi, iblis sebangsa dengan jin sebagaimana firman Allah, “Dia (iblis) adalah dari golongan jin.” (QS. al-Kahfi: 50)

Ketika Allah mengatakan, ada di antara makhluknya yang akan menjadi iblis, seluruh malaikat meminta kepada Naail agar didoakan tidak dijadikan Allah menjadi Iblis. Ia mendoakan seluruh malaikat, namun lupa mendoakan dirinya sendiri. Akhirnya, dirinyalah yang ternyata menjadi Iblis.

Naail inilah yang dilaknat dan diusir dari surga karena membangkang kepada Allah ketika diperintahkan sujud kepada Adam (QS. al-Baqarah: 34). Setelah dilaknat, ia diberi nama iblis.

Jin iblis ini dikenal sebagai jin yang angkuh, pembangkang, dan kafir kepada Allah. Hal ini diceritakan dalam al-Qur’an: 

Dan (ingatlah) ketika Kami berfirman kepada para malaikat: “Sujudlah kamu kepada Adam”, maka sujudlah mereka kecuali iblis. Dia adalah dari golongan jin, maka ia mendurhakai perintah Tuhannya. Patutkah kamu mengambil dia dan turunan-turunannya sebagai pemimpin selain daripada-Ku, sedang mereka adalah musuhmu? Amat buruklah iblis itu sebagai pengganti (Allah) bagi orang-orang yang dzalim.” (QS. Al-Kahfi: 50)

Syaitan, Sifat dari Iblis

Syaitan berasal dari bahasa Arab (syaithona) yang artinya jauh, yang mana maksudnya adalah syaitan itu sangat jauh dari kebajikan. Adapun setan merupakan sifat dari iblis. Setan bukanlah makhluk, melainkan sifat. Sama halnya dengan kata munafik atau fasik.

Baca Juga  Konflik antara Agama dan Negara di Indonesia

Jadi, sebutan setan tidak hanya berasal dari golongan jin saja, tetapi juga dari golongan manusia. Sebagaimana firman Allah, “Dan demikianlah Kami jadikan bagi tiap-tiap nabi musuh, yaitu setan dari jenis manusia dan jin.” (QS. al-An’am: 112)

Makna Beriman Kepada Makhluk Gaib Allah

Dari uraian diatas, dapat disimpulkan bahwa beriman kepada malaikat itu erat kaitannya dengan keimanan kepada Allah SWT, dan kebenaran wahyu-Nya yang diterima oleh para Rasul untuk diteruskan kepada umat manusia.

Dari mengetahui asal dan karakter mahluk tersebut,sebagai makhluk ciptaan Allah, kita wajib mengimani adanya makhluk gaib ciptaan-Nya, yaitu malaikat dan makhluk gaib lainnya. Wallahu a’lam.

Della Melinas
1 posts

About author
Mahasiswi ITB Ahmad Dahlan Karawaci
Articles
Related posts
Akidah

Ragam Makna Iman dan Tauhid, Mana yang Lebih Tepat?

3 Mins read
Tauhid merupakan prinsip dasar iman di dalam Islam yang membedakan dirinya dengan segenap agama lain. Bahwa Allah itu esa, tidak berbilang, tidak…
Akidah

Jangan Jadikan Agama Sebagai Alat Pendangkal Akidah!

4 Mins read
Semua agama di dunia ini mempunyai hal-hal yang dianggap suci (the Sacred), misalnya, kitab suci, nabi, dan lain-lainnya. The Sacred menurut M. Amin Abdullah, dalam bukunya Multidisiplin, Interdisiplin, dan Transdisiplin, merupakan Nonfalsifiable Postulated Alternate Realitie. Pada artian lain, disebut dengan hal yang tidak bisa dipermasalahkan, difalsifikasi, dan diverifikasi oleh siapapun.
Akidah

Kesadaran Beriman Orang-Orang Modern

3 Mins read
Di era saat ini, teknologi mengalami perkembangan yang sangat luar biasa. Kemajuan teknologi merupakan bukti dari keberhasilan sains modern. Namun, dibalik kemajuan…

1 Comment

  • Avatar

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *