Kalam

Menyikapi Covid-19: antara Jabariyah dan Qadariyah

4 Mins read

Jabariyah dan Qadariyah – Pandemi Covid-19 telah mengubah berbagai aspek kehidupan di seluruh penjuru dunia. Mulai dari aspek ekonomi, pendidikan, politik, sosial budaya, hingga aspek teologi. Pandemi ini telah memunculkan berbagai gejolak dalam diri setiap individu terlebih dalam urusan nyawa kita.

Tak dapat dipungkiri, bahwa wabah Covid-19 ini telah merenggut banyak nyawa manusia di seluruh dunia. Hal ini tentu membuat kita berpikir keras, mengapa Tuhan menciptakan wabah yang begitu dahsyat ini?.

Perpedaan Pendapat Masyarakat Kita

Disadari atau tidak, pandemi ini telah membuat kita terpecah belah dengan argumentasi kita masing-masing. Ada sebagian masyarakat yang tidak mau tertib mengikuti setiap arahan dari pemerintah, ada juga sebagian dari mereka yang sangat taat dengan setiap anjuran dan perintah yang dibuat oleh pihak pemerintah dan jajarannya.

Mereka yang menolak kebijakan-kebijakan selama pandemi berlangsung berpendapat bahwa, tidak seharusnya pemerintah membatasi semua gerak setiap individu, apalagi dalam urusan peribadatan. Mengapa sampai-sampai salat Jamaah di masjid dibubarkan, salat Jumat pun ditiadakan untuk sementara waktu? Setakut itukah pemerintahan kita dengan virus Corona sampai-sampai melebihi rasa takut mereka dengan Tuhan?.

Begitu kurang lebih gejolak aliran-aliran yang muncul akibat kebijakan-kebijakan yang dibuat pasca virus Corona merebak ke antero dunia ini.

Perdebatan tak dapat dihindari. Bagi sebagian yang lain, mereka sah-sah saja untuk mengikuti kebijakan-kebijakan yang dibuat pemerintah, dengan alasan itu baik untuk kelangsungan hidup kita, mengapa harus ditentang? Urusan hidup dan mati adalah rahasia Tuhan, tetapi mengupayakan kehidupan kita untuk selalu melakukan segala sesuatu dengan sebaik mungkin adalah tanggung jawab setiap manusia. Tidak ada salahnya kita berikhtiar mengikuti arahan pemerintah dalam upaya pencegahan penularan Covid-19.

Peranan Tuhan dalam Sebuah Takdir

Sebenarnya, dari dua kubu yang berbeda di atas, telah membuka peluang diskusi dan perdebatan peran Tuhan. Fenomena ini telah mendorong kita masuk dalam perdebatan Ilmu Kalam berkenaan teologi yang pernah terjadi di masa lampau bahkan yang masih eksis hingga sekarang. Diantaranya yaitu aliran Khawarij, Murjiah, Mu’tazilah, al-Asy’ariyah, al-Maturidiyah, Jabariyah, Qadariyah, Ahlu Sunnah wal Jamaah, dan Syiah.

Baca Juga  Gara-Gara Covid-19: Hidup Makin Religius atau Sekuler?

Tanpa sadar, kita telah masuk pada perdebatan yang ranahnya sudah membahas teologi. Hal ini terjadi semenjak diluncurkannya keputusan MUI yang meniadakan salat Jamaah dan salat Jumat di masjid untuk sementara waktu.

Keputusan ini menjadi kontroversial, lantaran muncul berbagai macam tanggapan melalui media sosial ataupun ruang diskusi publik lainnya. Sudah menjadi barang lumrah, jika orang Indonesia mendebatkan sesuatu yang berbau teologi. Sebab Indonesia memiliki beragam aliran dengan pedoman yang seringnya memantik perselisihan antar aliran.

Perdebatan Aliran Jabariyah dan Qadariyah dewasa ini, bahwa perdebatan yang terjadi mendasar pada pertanyaan sejauh mana kita percaya bahwa Tuhan adalah yang berkehendak atas wabah yang tengah menimpa seluruh umat manusia di muka bumi ini?.

Sebagian dari kita perpegang teguh pada prinsip bahwa Tuhan adalah satu-satunya zat yang berkuasa atas segala sesuatu di dunia ini, termasuk banyaknya kasus kematian akibat virus Corona. Namun juga sebagian orang berprinsip bahwa, sebagai manusia kita bisa mengusahakan semaksimal mungkin agar takdir kita berakhir baik.

Covid-19: Antara Paham Jabariyah dan Qadariyah 

Dalam ilmu kalam/ teologi Islam, dikenal aliran Jabariyah dan Qadariyah. Kedua aliran ini memiliki ajaran berbeda yang sangat bertolak belakang.

Kaum Jabariyah menganut paham bahwa segala sesuatu yang terjadi pada diri manusia adalah kehendak Tuhan, yang itu tidak bisa terelakkan. Hal ini karena Tuhan bersifat kuasa atas segala kehendak-Nya yang tidak dapat ditawarin (mutlak).

Menurut Asy-Syahrastani, kaum Jabariyah dapat dikelompokkan menjadi dua bagian, yaitu Jabariyah Ekstrem dan Moderat.

Menurut doktrin Jabariyah Ekstrem, segala perbuatan manusia bukanlah perbuatan yang timbul atas kemauannya, melainkan perbuatan yang dipaksa atas dirinya. Misalnya pada pandemi Covid-19 ini, kematian yang dialami oleh orang yang terpapar Virus Corona bukanlah atas kehendaknya sendiri, melainkan karena qada dan qadar Tuhan yang menghendaki kematian tersebut.

Baca Juga  Menakar Saintisme dan Keterbukaan Pemerintah dalam Penanganan COVID-19

Salah satu tokoh paham ini, Jahm bin Sofwan mengatakan bahwa, manusia tidak berdaya untuk melakukan sesuatu terhadap jalan cerita kehidupannya. Semua hal telah digariskan oleh Tuhan, sehingga manusia tidak memiliki pilihan lain selain menerima dan menjalani dengan suka cita.

Virus Corona dalam pandangan aliran Jabariyah Ekstrem adalah sebuah ketentuan yang telah digariskan oleh Tuhan. Jika seseorang meninggal dunia akibat terpapar virus Corona. Hal itu terjadi bukan karena orang tersebut tidak mawas diri dan mengabaikan berbagai imbauan pemerintah untuk menerapkan protokol kesehatan, tetapi kematian tersebut semata-mata terjadi karena takdir Tuhan yang menuliskan bahwa orang tersebut meninggal lantaran terpapar virus Corona.

Sedangkan menurut doktrin Jabariyah Moderat dengan Husein bin Muhammad an-Najjr sebagai salah satu tokohnya mengatakan bahwa, segala perbuatan manusia adalah ciptaan Tuhan, baik perbuatan terpuji maupun tercela. Namun, manusia memiliki bagian di dalamnya berupa tenaga yang diciptakan di dalam dirinya yang berdampak pada perwujudan perbuataannya. Inilah yang kemudian disebut kasb

Pada hakikatnya, paham Jabariyah Moderat merupakan titik tengah antara Jabariyah Ekstrem dengan paham Qadariyah yang mendebatkan esensi kebebasan manusia dalam tindakannya.

***

Kemudian Aliran Qadariyah menganut paham bahwa segala tindakan manusia tidak diintervensi oleh Tuhan. Bagi mereka, tiap-tiap individu adalah pencipta segala perbuatannya sendiri. Seseorang dapat melakukan atau meninggalkan sesuatu sesuai dengan kehendaknya. Dengan kata lain, aliran ini memberikan penekanan terhadap kebebasan dan kekuatan manusia dalam mewujudkan berbagai tindakan.

Virus Corona dalam pandangan kaum Qadariyah adalah Tuhan berkuasa atas kebebasan dan kekuatan kepada hamba-Nya agar terhindar dari paparan virus Corona. Manusia diberi kekuatan untuk berikhtiar dalam menghindari virus tersebut. Jika suatu saat seseorang terpapar virus korona, tidak bisa dikatakan bahwa hal tersebut karena ketetapan Tuhan. Namun karena kurangnya ikhtiar manusia dalam mencegah paparan virus Corona pada dirinya.

Baca Juga  Tauhid Sosial, dari Tuhan untuk Manusia

Bagaimana Sikap Kita?

Secara umum, sudah sepatutnya kita bersikap dan harus mengupayakan berbagai pencegahan terhadap penyebaran virus Corona dengan maksimal. Kita tidak boleh puas hanya dengan berdoa dan tawakal, tanpa kemudian berupaya mencegah penyebaran virus mematikan ini.

Kita harus ikut menyukseskan rangkaian program yang dirancang oleh pemerintah dalam membangkitkan berbagai aspek kehidupan akibat wabah Covid-19 ini.

Kematian memang akan datang sewaktu-waktu kepada siapa pun yang bernyawa. Tetapi dengan adanya wabah virus Corona ini memberikan pelajaran bagi kita, bahwa kesehatan adalah aset berharga yang harus senantiasa dijaga dengan berbagai upaya perilaku hidup sehat.

Marilah kita bahu membahu dan mengupayakan rangkaian pencegahan virus Corona ini. Di mulai dari menjaga jarak, memakai masker, dan menjauhi kerumunan. Ingat, pandemi belum berakhir!.

Editor: Soleh

Nur Avihani
1 posts

About author
Mahasiswi IAIN Pekalongan Jurusan PGMI (Pendidikan Guru Madrasah Ibtidaiyah)
Articles
Related posts
Kalam

Inilah Tujuh Doktrin Pokok Teologi Asy’ariyah

3 Mins read
Teologi Asy’ariyah dalam sejarah kalam merupakan sintesis antara teologi rasional, dalam hal ini adalah Mu’tazilah serta teologi Puritan yaitu Mazhab Ahl- Hadits….
Kalam

Lima Doktrin Pokok Teologi Mu’tazilah

4 Mins read
Mu’tazilah sebagai salah satu teologi Islam memiliki lima doktrin pokok (Al-Ushul al-Khamsah) yaitu; at-Tauhid (Pengesaan Tuhan), al-Adl (Keadilan Tuhan), al-Wa’d wa al-Wa’id…
Kalam

Asal Usul Ahlussunnah Wal Jama'ah

2 Mins read
Ahlussunnah Wal Jama’ah merupakan pemahaman tentang aqidah yang berpedoman pada Sunnah Rasulullah Saw dan para sahabatnya. Ahlussunnah Wal Jama’ah berasal dari tiga…

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *