Akhlak

Pamer Makanan di Sosmed: Riya’ Berjubah Tahadduts Binnikmah

2 Mins read

Tahadduts Binnikmah Tapi Hakikatnya Riya’

Belakangan ini pikiran saya agak berontak. Bukan karena kebijakan pemerintah, statemen kontroversial dari seorang pejabat, maupun beragam kejadian viral di Media Sosial.

Kejadian ini sebenarnya setiap hari kita alami dan kita lihat berlalu lalang di berbagai platform media sosial baik di fitur status, snap, story, maupun tweet.

Ya, betapa orang-orang yang dengan mudahnya ‘memamerkan’ makanan di media sosial, mulai dari ibu-ibu selesai masak kemudian upload di status Whatsapp dengan caption “menu masakan hari ini Bunnnn”. Ada juga santri putri yang upload menu makanan ke status Facebook dengan caption“hasil latihan masak resep keluarga dengan ibu tercinta”.

Sering juga kita temui pemuda-pemudi yang lagi eksis di restoran maupun cafe, cekrak-cekrek berlatar makanannya kemudian upload di snapgram sambil menulis “malming ngopi di kafe A, restoran B”. Dan masih banyak lagi postingan dengan menampilkan makanan (mengecualikan iklan makanan).

Lalu, apa yang menjadi masalah dari aktivitas media sosial sebagian orang di atas?

Bagi banyak orang, sebenarya hal di atas merupakan perkara yang lumrah dilakukan. Namun hal itu bisa menyakiti bagi sebagian kecil orang. Dan sebagian kecil orang itu adalah mereka yang kebetulan lagi mengalami kesulitan memperoleh makanan walaupun itu sesuap nasi.

Mari kita renungkan, bayangkan saja posisi kita berada pada orang yang mengalami kesulitan memperoleh makanan tadi. Di saat keadaan lagi lapar, merintih menahan perut yang perih, hanya bisa memandang makanan yang di-upload oleh teman-teman kita di media sosial tadi, dan tidak bisa memilikinya. Betapa ‘nelongsonya’ kita.

Kita hanya bisa turut mensyukuri atas nikmat yang diberikan teman kita. Itupun jika hati kita lagi bersih. Bila sebaliknya, pasti kita bisa su’udzon, iri, dan dengki.

Baca Juga  Muhammadiyah dan Lapangan: Dari Shalat Id sampai Sepakbola

Kemungkinan hal seperti itulah yang dialami dan yang ada dipikiran orang-orang yang kebetulan melihat makanan yang kita upload.

***

Loh! ya tidak bisa dong, bukannya itu termasuk tahadduts binnikmah?

Ya tidak lah! Tahadduts binnikmah kok hampir setiap hari. Seyogyanya jangan berselimut dengan tahadduts binnikmah yang membuatmu dengan bebas upload makanan. Ditambah lagi antara tahadduts binnikmah dan riya’ itu tipis banget perbedaanya. Salah niat sedikit aja sudah beda urusanya.

Jika ingin tahadduts binnikmah bisa dengan menunjukkan kenikmatan lain. Seperti foto-foto tamasya, olahraga, ataupun silaturahmi bersama keluarga. Itu kan juga termasuk kenikmatan.

Soalnya, makanan ini kebutuhan bersifat primer dan terus menerus harus terpenuhi. Jika sehari saja tidak terpenuhi sudah luar biasa susahnya.

Maka kita jaga perasaan mereka orang yang kebetulan sedang apes, tidak mampu untuk membeli makan. Atau istilah jawanya ‘tepo seliro’.

Saking sensitifnya makanan ini, Syekh Zarnuji dalam kitab Ta’lim-nya sampai mencegah para penuntut ilmu mengonsumsi makanan pasar.

Selain alasan kebersihanya tidak terjamin dan jauhnya makanan dari do’a-do’a kalimat suci, Syekh Zarnuji juga memasukan alasan karena apes-nya orang fakir yang tidak mampu membeli makanan yang ada di pasar dan hanya bisa memandanginya saja. (keterangan lebih lanjut baca kitab Ta’limul Muta’alim bab wira’i)

Karena alasan apes-nya orang fakir ini dalam pembahasan lebih lanjut para penuntut ilmu juga dicegah untuk mengonsumsi makanan di tempat yang kelihatan mencolok di keramaian umum.

Maka dari itu, mari kita amalkan apa yang telah diajarkan pendahulu kita untuk ‘tepo seliro’ menjaga perasaan orang lain. Mulai dari hal kecil, seperti yang diuraikan di atas.

Baca Juga  Karakter Tawadhu: Rendah Hati di Hadapan Sang Maha Tinggi

Bisa saja, hal yang menurut kita sepele, malah menimbulkan sakit hati kesebagian kecil orang. Boleh kita bebas berekpsresi dengan media kita, tapi adab dan tatakrama lebih utama!

Editor: Yahya FR
Avatar
3 posts

About author
Pegiat Jurnalisme Pesantren
Articles
Related posts
Akhlak

Akhlak dan Adab Kepada Tetangga dalam Islam

3 Mins read
Rasulullah Saw bersabda dalam sebuah hadis berikut ini: مَنْ كَانَ يُؤْمِنُ بِاللَّهِ وَالْيَوْمِ الْآخِرِ فَلْيُكْرِمْ جَارَهُ “Barangsiapa yang beriman kepada Allah dan…
Akhlak

Hidup Sehat ala Rasulullah dengan Mengatur Pola Tidur

4 Mins read
Mengatur pola tidur adalah salah satu rahasia sehat Nabi Muhammad Saw. Sebab hidup yang berkualitas itu bukan hanya asupannya saja yang harus…
Akhlak

Jangan Biarkan Iri Hati Membelenggu Kebahagiaanmu

3 Mins read
Kebahagiaan merupakan hal penting yang menjadi tujuan semua manusia di muka bumi ini. Semua orang rela bekerja keras dan berusaha untuk mencapai…

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *