Perspektif

Pandawara Group, Aksi Nyata Anak Muda Peduli Lingkungan

3 Mins read

Sudah tau belum kalau ada sekelompok pemuda yang memiliki kegiatan yang sangat positif dan bermanfaat bagi lingkungan? Mereka menamai kelompoknya “Pandawara Group”. Dari namanya, yakni “Pandawara” yang berasal dari dua kata, “Panda” yang berasal dari cerita pewayangan Mahabharata –cerita India kuno— yang berarti “Lima”, sedangkan “Wara” berasal dari bahasa Sunda yang berarti “Baik”. Sehingga jika digabungkan, “Pandawara” berarti lima orang pemuda yang membawa berita baik.

Ya, lima orang tersebut adalah Muchamad Ikhsan, Gilang Rahma, Agung Permana, Rafly Pasya, dan Rifki Sya’dulah. Mereka dulunya merupakan teman satu tongkrongan SMA di kota asalnya, Bandung. Di usia yang cukup muda, mereka berhasil menarik atensi publik dengan aksi-aksi mereka yang bukan hanya sekedar bersuara, melainkan juga aksi nyata dalam menjaga kesehatan lingkungan dengan melakukan pembersihan di berbagai tempat, mulai dari sungai, pantai, selokan, dan masih banyak lagi.

Diketahui, Pandawara selalu merekam kegiatan mereka dan mempostingnya ke berbagai platform digital. Hal ini tentunya tidak dimaksudkan untuk pamer dan pencitraan, melainkan justru mereka berkampanye agar masyarakat Indonesia melakukan kegiatan yang sama. Mereka memanfaatkan kesaktian media dengan sangat baik, terbukti dari banyaknya kelompok lain yang muncul dan terinspirasi dari gerakan Pandawara Group.

Belakangan, aksi mereka kembali viral di berbagai paltform digital, di mana saat itu mereka sedang membersihkan Sukaraja, Lampung. Provinsi yang beberapa waktu viral, kini kembali viral dengan pantainya yang dinobatkan sebagai pantai terkotor nomor dua se-Indonesia. Pandawara mengajak masyarakat dan berbagai instansi di lingkungan Pemerintah Daerah Lampung untuk membersihkan sampah di pantai tersebut. Aksi ini terlihat sangat sukses, di mana terhitung sekitar 3.700-an orang yang hadir dalam gerakan tersebut.

Baca Juga  Sepucuk Surat Dari Seorang Muslim Tanpa Masjid

Melihat dari kacamata Islam, sebenarnya kegiatan tersebut selaras dengan ajarannya. Oleh karena itu, tulisan ini mencoba menjelaskan bagaimana cerminan ajaran Islam dalam kegiatan Pandawara Group. Namun, alangkah baiknya jika mengenal lebih dalam tentang Pandawara Group terlebih dahulu.

Awal Terbentuknya Pandawara Group

Berangkat dari keresahan masing-masing anggota, di mana mereka adalah korban bencana banjir, mereka akhirnya memutuskan untuk membentuk sebuah kelompok peduli lingkungan pada tahun 2022. Tidak muluk-muluk, sebenarnya mereka hanya ingin mengentaskan masalah yang bertahun-tahun menimpa mereka, yakni banjir. Mereka akhirnya berinisiatif untuk mencari sumber masalah, yang nantinya ditemukan bahwa masalah utamanya adalah tumpukan sampah. Sehingga, mereka kemudian membersihkannya supaya dapat menekan peluang banjir.

Sebelum aksinya dikenal melalu konten-konten yang dibuat, sebenarnya Pandawara telah aktif membersihkan lingkungannya tanpa di-record. Sehingga jika dikatakan pencitraan, maka tuduhan ini jelas tidak berdasar. Kegiatan ini sudah mereka tekuni sejak Agustus 2022 hingga saat ini masih berjalan. Terhitung di tahun 2022 saja, mereka telah berhasil membersihkan 27,066 ton sampah yang tersebar di berbagai tempat.

Pandawara akhirnya memposting kegiatan mereka di platform digital sebagai langkah kampanye terkait pentingnya menjaga kesehatan lingkungan, di mana pastinya nanti akan terjadi banyak masalah akibat penumpukan sampah, mulai dari masalah kesehatan, masalah lingkungan, hingga masalah ekonomi.

Mereka akhirnya berhasil menginspirasi banyak orang melalui konten-kontennya. Hingga saat ini, sudah banyak kelompok-kelompok serupa yang juga turut melakukan aksi yang sama di lingkungan mereka masing-masing. Di tahun 2022, mereka juga dinobatkan sebagai TikTok Local Heroes dalam Year on TikTok 2022 karena kontennya yang menginspirasi.

Cerminan Ajaran Islam di Kalangan Anak Muda

Menjaga bumi, sudah tentu menjadi tanggung jawab manusia. Lihat al-Baqarah ayat 30, di mana manusia adalah Khalifah pemimpin— di muka bumi. Oleh karena itu, setiap manusia yang lahir ke bumi, maka saat itu juga dijatuhkan tanggung jawab mutlak untuk menjaga bumi, tempat di mana manusia melangsungkan kehidupan. Maka, tidak perlu menyalahkan pihak manapun jika terjadi kerusakan di bumi, sebab itu merupakan ulah manusia sendiri. Alih-alih saling menyalahkan, alangkah baiknya jika sama-sama memiliki kesadaran pribadi.

Baca Juga  Bagaimana Asal Mula Munculnya Pendidikan Seksual?

Hal tersebut nampak tercermin dalam aksi yang dilakukan Pandawara Group. Alih-alih mendirikan kelompok pemuda yang membuat kerusakan –seperti yang banyak terjadi di ibu kota–, mereka justru sebaliknya. Sebab, membuat kerusakan pastinya dilarang dalam agama Islam. Lihat al-A’raf ayat 56, di mana Allah melarang berbuat kerusakan di bumi setelah diciptakan Allah dalam keadaan baik. Pandawara menjaga bumi dengan melakukan pembersihan lingkungan dari sampah-sampah yang mengganggu.

Selain al-Qur’an, Aksi Pandawara Group tersebut juga selaras dengan sabda Rasulullah Saw. Lihat Hadits Riwayat Muslim no. 328, bahwa kebersihan/bersuci adalah setengah/sebagian dari iman. Tidak ada alasan lain, selain kenyataan bahwa tempat yang baik akan membawa kebaikan pula. Bahkan, Allah menyukai tempat yang bersih. Lihat Hadits Riwayat Tirmidzi no. 2799, Bahwa Allah Maha Bersih dan menyukai kepada yang bersih.

Peran pemuda juga menjadi penting dalam agama, negara, hingga dunia. dalam hal ini, pepatah arab mengatakan “Syubbanul yaum rijalul ghad”, bahwa pemuda masa kini adalah pemimpin di masa depan. Maka, dapat disimpulkan bahwa peran pemuda ini penting karena suatu saat pemuda inilah yang kan menjadi pemimpin –terlepas dari tanggung jawab mutlaknya sebagai khalifah–. Pemuda yang baik, akan membawa kabar baik pula di masa depan, begitu pula sebaliknya. Kecuali, jika mereka mau berubah.

Hikmah

Berkaca dari aksi-aksi yang dilakukan Pandawara Group, hendaknya sebagai manusia, terutama pemuda, dapat meneladani mereka. Supaya nantinya tercipta lingkungan yang bersih dan tidak membawa dampak-dampak buruk sebagaimana yang telah dijelaskan di atas. Namun, kesadaran untuk tidak membuang sampah di sembarang tempat juga penting untuk mencegah terjadinya penumpukan sampah. Sebab, pepatah mengatakan, “Mencegah lebih baik daripada mengobati”.

Baca Juga  Tiga Tipologi Aktualisasi Diri Anak Muda: Tentang Aktivisme dan Pendidikan

Editor: Soleh

Fachrul Dedy Firmansyah
8 posts

About author
Mahasiswa UIN Sunan Ampel Surabaya
Articles
Related posts
Perspektif

Etika di Persimpangan Jalan Kemanusiaan

1 Mins read
Manusia dalam menjalankan kehidupannya mengharuskan dirinya untuk berfikir dan memutuskan sesuatu. Lalu Keputusan itulah yang nanti akan mengantarkan diri manusia ke dalam…
Perspektif

Kejumudan Beragama: Refleksi atas Bahtsul Masail Pesantren NU yang Kurang Relevan

3 Mins read
Bahtsul Masail, tradisi intelektual khas pesantren Nahdlatul Ulama (NU), adalah salah satu warisan berharga dalam khazanah keilmuan Islam di Indonesia. Forum ini…
Perspektif

Menjadi Guru Hebat!

3 Mins read
Peringatan Hari Guru Nasional (25 November) tahun ini mengangkat tema, “Guru Hebat, Indonesia Kuat”. Tema ini menarik untuk dielaborasi lebih jauh mengingat…

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

This will close in 0 seconds