Kalam

Pemikiran Ibn Bajjah (2): Jiwa, Akal Ma’rifah, dan Akhlak

3 Mins read

Setelah penulis memaparkan salah satu pemikiran Ibn Bajjah di artikel sebelumnya yang bertajuk Konsep Metafisika Menurut Ibn Bajjah, dengan ini sangat penting untuk kita ketahui betapa perlunya pemahaman tentang apa yang tidak nampak namun ada dalam sejatinya manusia.

Tentu inilah yang dinamakan metafisik. Dalam hal ini penulis fokuskan pada tiga kajian utama yang sifatnya immateri, yaitu tentang jiwa, akal ma’rifah, serta akhlak menurut pemikiran Ibn Bajjah.

Jiwa

Ibn Bajjah berpendapat bahwa, setiap manusia memiliki satu jiwa. Suatu jiwa ini sifatnya kekal dan tidak dapat berubah, beda halnya dengan jasmani/jasad. Dalam karya Subkhan Anshori yang berjudul Filsafat Islam antara Ilmu dan Kepentingan, jiwa berperan penting dalam kehidupan manusia. Sebab, jiwa lah yang menjadi motor penggerak dalam diri manusia. Ada dua jenis alat yang menurut Ibn Bajjah penggerak jiwa, yaitu: alat jasmani dan rohani.

Alat jasmani bisa berupa yang alami dan ada juga yang berupa buatan. Semisal tangan, kaki, dan seluruh anggota tubuh. Sedangkan alat alamiah sifatnya ada terlebih dahulu dibanding dengan alat buatan tersebut. Ibn Bajjah menyebutnya pendorong naluri (al-harr al-gharizi) atau disebut sebagai roh insting. Hal ini menurutnya terdapat pada makhluk yang berdarah, seperti halnya manusia.

Kembali Ibn Bajjah memaparkan bahwa jiwa akan kekal jika manusia sudah mengalami fase mati dan jauhar rohani. Katika manusia mengalami fase mati, dan dimintai pertanggungjawaban kelak di akhirat, jiwa lah yang akan menerima balasan tersebut. Baik balasan yang baik maupun sebaliknya. Pemikiran filsafat jiwa Ibn Bajjah pada prinsipnya berdasar pada filsafatnya Ibn Sina dan al-Farabi, yang juga merupakan tokoh filsafat Muslim.

Akal dan Ma’rifah

Baca Juga  Etika Masyarakat Dilihat dari Teori Etika Ibnu Bajjah

Pemikiran Ibn Bajjah lainnya bisa kita temukan juga dalam buku Ahmad Zaini yang berjudul Telaah Pemikiran Ibn Bajjah, menurutnya akal menempati kedudukan yang sangat penting. Dengan adanya akal, manusia bisa mengetahui apa yang belum diketahui, termasuk juga dalam mencapai kebahagiaan serta Ilahi.

Akal menurutnya dibagi menjadi dua jenis: Pertama, Akal Teoritis.  Akal teoritis bisa didapatkan hanya berdasarkan pemahaman yang abstrak dan konkret. Kedua, Akal Praktis: jenis ini hanya bisa didapatkan dengan melakukan penelitian (eksperimen) yang akhirnya bisa menemukan sebuah ilmu, yaitu ilmu pengetahuan.

Tidak hanya itu, ia juga beranggapan bahwa manusia bisa mencapai suatu maqom ma’rifah hanya bisa dengan menggunakan akal saja, tidak hanya dengan jalan sufi (al-qalb), atau al-zauq. Manusia setelah bersih atas keburukan yang sifatnya keduniawian menurutnya bisa menyatu dengan akal aktif, dari situlah bisa memperoleh puncak dari maqom ma’rifah atas limpahan rahmat dari Allah swt sebagai penguasa seluruh alam.

Akhlak

Dalam buku karya Sirajuddin Zar yang bertajuk Filsafat Islam, Ibn Bajjah membagi perbuatan manusia menjadi dua bagian yaitu: perbuatan manusiawi dan hewani. Perbuatan hewani menurut Ibn Bajjah bersumber dari dorongan hawa nafsu dan naluri diri untuk memenuhi kebutuhan. Sedangkan perbuatan yang sifatnya manusiawi yaitu perbuatan didasarkan pada rasio/akal dan kemauan yang luhur, juga bersih. 

Dari pengertian di atas tentang pembagian perbuatan menurut Ibn Bajjah, bisa kita pahami yaitu kegiatan makan. Kegiatan makan bisa jadi bisa dikategorikan hal sifatnya hewani dan manusiawi. Dapat dikatakan hewani, karena perbuatan makan juga dilakukan oleh hewan dan didasarkan hanya untuk menuruti dan memenuhi hawa nafsu belaka.

Akan etapi, jika suatu perbuatan tersebut didasarkan untuk memenuhi kebutuhan sehari-hari, mencapai keutamaan hidup serta memelihara kehidupan, maka yang semacam ini dikategorikan sebagai perbuatan yang kategorinya manusiawi.

Baca Juga  Taubat Nasuha untuk Revolusi Akhlak

Kedua penjelasan di atas mempunyai perbedaan yang sangat tipis dalam praktinya dalam realitas kehidupan, yang mana perbedaan tersebut sangatlah tergantung dari tujuan atau motivasi dari siapapun pelakunya, bukan dari segi apa yang dilakukan.

Pandangannya tentang perbuatan hewani dan manusiawi di atas sejalan dengan apa yang ada dalam ajaran Islam. Islam mengajarkan bahwa segala apapun kegiatan/perbuatan tergantung pada niat, tujuan dan motivasi dari orang yang melakukan perbuatan tersebut.

Tiga tujuan Perbuatan

Lalu, Ibn Bajjah membagi 3 tujuan perbuatan secara ringkas: Pertama, Tujuan Jasmani. Yaitu apabila suatu perbuatan hanya didasarkan untuk memenuhi kepuasan jasmaniah atau hanya menuruti hawa nafsu. Dalam hal ini, derajat manusia tidak jauh dari pada hewan. Kedua, Tujuan Rohani Khusus. yaitu segala perbuatan yang didasarkan pada kepuasan rohani, dan bertujuan untuk melahirkan sebuah keutamaan aqliyah dan akhlaqiyah.

Ketiga, Tujuan Rohani Umum atau Rasio, perbuatan ini didasaran supaya bisa berinteraksi atau berhubungan dengan Allah Swt dengan kepuasan pemikiran.

Dalam tujuan ini termasuk tingkatan yang tertinggi dan paling sempurna. Ibn Bajjah menenyebutkan hal semacam ini yang ingin dicapai manusia manusia, terutama manusia penyendiri, yakni yang berusaha menempuh jalur pencarian jati diri.

Editor :Yahya FR

Ali Mursyid Azisi
12 posts

About author
Mahasiswa Universitas Islam Negeri Sunan Ampel Surabaya
Articles
Related posts
Kalam

Inilah Tujuh Doktrin Pokok Teologi Asy’ariyah

3 Mins read
Teologi Asy’ariyah dalam sejarah kalam merupakan sintesis antara teologi rasional, dalam hal ini adalah Mu’tazilah serta teologi Puritan yaitu Mazhab Ahl- Hadits….
Kalam

Lima Doktrin Pokok Teologi Mu’tazilah

4 Mins read
Mu’tazilah sebagai salah satu teologi Islam memiliki lima doktrin pokok (Al-Ushul al-Khamsah) yaitu; at-Tauhid (Pengesaan Tuhan), al-Adl (Keadilan Tuhan), al-Wa’d wa al-Wa’id…
Kalam

Asal Usul Ahlussunnah Wal Jama'ah

2 Mins read
Ahlussunnah Wal Jama’ah merupakan pemahaman tentang aqidah yang berpedoman pada Sunnah Rasulullah Saw dan para sahabatnya. Ahlussunnah Wal Jama’ah berasal dari tiga…

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *