Oleh: M Husnaini
Fisik memang penting, tetapi harus didukung dengan mental. Jasmani sehat tetapi rohani sakit-sakitan jelas persoalan. Kulit juga tidak selamanya mencerminkan isi. Karena itu, pesan penting buat kita: jangan lagi mudah tertipu oleh penampilan luar. Jangan silau oleh atribut, dandanan, kosmetik, citra, dan sejenisnya.
Ada idiom Inggris, “Don’t judge a book by its cover”. Jangan menilai sebuah buku hanya dari sampulnya. Tetapi, manusia sering lupa. Penampilan begitu memukau. Kita terkagum-kagum dengan segala yang dilihat mata. Materialisme menjadi budaya. Kesalehan, bahkan, kerap diukur secara materialis dan matematis.
Kalau kita hanya menjadi manusia mesin dan enggan berpikir, pikiran akan menyempit. Daya nalar tumpul. Idealisme kandas. Kalau sudah demikian, analisis kita akan menjadi ngawur: pikiran cemerlang dianggap liberal, yang berpolitik dicap fatalistik, yang turun demo ke jalan distigma urakan, dan semisalnya.
 Penilaian kita juga sangat menyederhanakan: yang dahinya hitam pasti ahli shalat, yang berserban pasti kiai, yang mahir ceramah pasti ulama, yang berkopiah putih pasti Wak Haji, yang ngimami shalat pakai bismilah keras pasti NU, yang suka bershalawat pasti bukan Muhammadiyah, dan silakan teruskan sendiri.