Tarikh

Perang Johor dalam Manuskrip Sastra Melayu-Riau

2 Mins read

Tradisi sastra Johor-Riau pada abad ke-19 memproduksi puisi atau narasi yang berjumlah besar dalam bentuk syair, yang dikenal sebagai syair. Manuskrip yang berjudul ‘Collective volume with texts in Malay, Jawi (Nos. 1, 2) and Rumi (No. 3) script’ dengan subjudul ‘Syair Perang Johor’ dan ditulis oleh Engku Haji Ahmad berbahasa Melayu dan Jawa saya temukan dalam publikasi Digital Collections oleh Leiden University Libraries.

Sejarah Melayu dalam Syair Perang Johor

Manuskrip ini membahas tentang sejarah dan kisah Perang Johor yang dijadikan syair. Syair Perang Johor merupakan manuskrip yang ditulis oleh Engku Hajipada 4 Dhulhijjah 1260 (1844). Satu salinan manuskrip terdapat di Perpustakaan Universiti Leiden. Pada halaman 1-34 terdiri dari yang terdiri Syair Perang Johor dan Kisah Engku Puteri pada halaman 35-59.

Engku Haji atau nama aslinya Raja Ahmad bin Raja Haji, kerap kali di kenal sebagai Raja Hitam, yang merupakan seorang penulis dan pujangga Melayu klasik. Beliau merupakan Putera Raja Haji yang keempat. Beliau dilahirkan di Pulau Biram Dewa di Sungai Carang, Pulau Bintan. Ibunya adalah Encik Mariam dari Riau. Engku Haji dipercayai mengarang ‘Tuhfat al-Nafis’, yang kemudiannya dilengkapi oleh anak lelakinya, Raja Ali Haji. Beliau ditetapkan oleh pemerintah Republik Indonesia sebagai pahlawan nasional pada 5 November 2004.

Manuskrip ini dipercayai ditulis di Pulau Penyengat, Riau, yang saat ini telah menjadi objek wisata di Kepulauan Riau. Pulau penyengat disebut juga sebagai pulau kecil yang jaraknya kurang lebih hanya 2 km dari Kota Tanjungpinang, pusat kota Pemerintahan Provinsi Kepulauan Riau.

Terdapat banyak sekali sejarah-sejarah seperti Masjid Raya Sultan Riau yang terbuat dari putih telur, makam-makam raja, pahlawan nasional seperti ayahnya Engku Haji yaitu Raja Ali Haji, benteng pertahanan di Bukit Kursi, dan Komplek Istana Kantor. Menariknya, pulau ini telah dicalonkan oleh UNISCO sebagai salah satu sejarah warisan dunia.

Baca Juga  Wunsdorf, Masjid Pertama di Jerman Pada Era Perang Dunia I

Syair Perang Johor terdiri daripada 6.253 perkataan dalam 1.420 rangkap. Ia dikatalog oleh H.H. Juynboll, Catalogus van de Maleische en Sundaneesche Handschriften der Leidsche Universiteits-Bibliotheek. Trankripsi terketik disediakan secara bebas oleh J. van der Putten dan I. Proudfoot pada tahun 1998.

Pada dasarnya, manuskrip ini berasal dari Melayu-Kepulauan Riau, khususnya pengadilan Viceregal di Pulau Penyengat, diproduksi dari tahun 1844 sampai 1893. Ia ditulis menggunakan kerangka konseptual Puitika Sastera Melayu oleh Muhammad Haji Salleh.

Uniknya, pada manuskrip ini terdapat fitur-fitur sastra seperti suara naratif, vokalisasi, konteks produksi hingga makna narasi sejarah dalam syair tersebut. Manuskrip ini mencoba untuk menyelidiki puisi para penulis Melayu pada munculnya kekuatan kolonial di abad ke-20. Manuskrip ini juga mengkaji cara penulis tradisi sastra Johor-Riau menanggapi peristiwa sejarah dalam karya mereka.

Editor: Shidqi Mukhtasor
Avatar
2 posts

About author
Sesungguhnya Allah menyayangi orang-orang yang sabar
Articles
Related posts
Tarikh

Ahli Dzimmah: Kelompok Non-Muslim yang Mendapat Perlindungan di Masa Khalifah Umar bin Khattab

2 Mins read
Pada masa kepemimpinan khalifah Umar bin Khattab, Islam mengalami kejayaan yang berkilau. Khalifah Umar memainkan peran penting dalam proses memperluas penyebaran Islam….
Tarikh

Memahami Asal Usul Sholat dalam Islam

5 Mins read
Menyambut Isra Mi’raj bulan ini, saya sempatkan menulis sejarah singkat sholat dalam Islam, khususnya dari bacaan kitab Tarikh Al-Sholat fi Al-Islam, karya…
Tarikh

Menelusuri Dinamika Sastra dalam Sejarah Islam

3 Mins read
Dinamika sastra dalam sejarah Islam memang harus diakui telah memberikan inspirasi di kalangan pemikir, seniman, maupun ulama’. Estetika dari setiap karya pun,…

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *