News

Prinsip 4 AS untuk Sukses Berwirausaha

3 Mins read

IBTimes.ID – Koordinator Komisariat (KORKOM) Ikatan Mahasiswa Muhammadiyah UHAMKA Jakarta Selatan, pada hari sabtu 4 Juli 2020 baru mengadakan sebuah seminar kewirausahaan online melalui aplikasi Zoom dan live streaming Facebook. Seminar kewirausahaan ini diperuntukkan bagi mahasiwa-mahasiswa yang memiliki minat berwirausaha atau tengah menjalankan usaha.

Seminar Kewirausahaan

Tema yang diangkat dalam seminar ini adalah tentang bagaimana seorang mahasiswa mampu memerankan dirinya sebagai jawaban dari tantangan kemanusiaan, melalui kewirausahaan. Seminar tersebut menghadirkan narasumber-narasumber yang memiliki kompetensi di bidangnya, yaitu Indra Cahya Uno selaku Co-Founder OK OCE Indonesia, Iim Rusyamsi selaku Ketua Umum OK OCE Indonesia, serta Dr. Hj. Desak Made Darmawati selaku Ketua Umum PK2M (Pusat Karir dan Kewirausahaan Mahasiswa) UHAMKA.

Selain itu, mengingat bahwa kegiatan ini fokus pada mahasiswa sebagai perwakilan dari kalangan muda, Dr. Lely Qodariah, M.Pd, Wakil Rektor III UHAMKA menyerukan akan pentingnya belajar dari pengalaman.

Hal ini menjadi bagian penting bagi mahasiswa jika ingin selangkah lebih maju. Dalam berwirausaha, pasti tidak akan selalu berjalan mulus, maka penting untuk merefleksi diri dan mempelajari masa lalu. Upayakan diri kita tidak hanya menjadi penonton di masyarakat, tapi menjadi penggerak.

Pelaksanaan seminar kewirausahaan mahasiswa ini diselenggarakan dalam rangka partisipasi kader Ikatan Mahasiswa Muhammadiyah yang masih terus berupaya menjalankan itikad baik yang bermanfaat bagi masyarakat. Apalagi melihat keadaan sekarang ini, peluang untuk berwirausaha makin luas. Khususnya melalui daring dari rumah saja, mahasiswa sudah bisa berwirausaha dan berbagi kebaikan.

Ketua Umum Pimpinan Cabang IMM Jakarta Selatan, Immawati Salma Fauziah menuturkan bahwa sebagai kader yang masih berada dalam naungan induk Muhammadiyah, sudah menjadi tanggung jawab mereka untuk terus menebar kebaikan. Sebisa mungkin menolong dan yang pasti mengupayakan diri agar bisa bermanfaat, sebab manusia yang baik adalah yang bermanfaat bagi sekitarnya.

Baca Juga  Keberanian, Kebebasan, dan Tanggung Jawab: Etika Santri Pondok Shabran

Melalui seminar kewirausahaan ini, Ikatan Mahasiswa Muhammadiyah bertekad menanamkan jiwa leadership dan entrepreneurship pada setiap kader. Selain itu, bentuk kerja sama pun akan terjalin antara Badan Usaha Milik Ikatan (BUMI) IMM Jakarta Selatan dengan OK OCE Indonesia.

Hal ini tentu diharapkan dapat menjadi pemantik semangat para kader agar lebih progresif, sebab bisa berkesempatan memperluas jejaring sosial dan membangun pola pikir tentang kewirausahaan, terlebih bersama organisasi kewirausahaan asuhan Sandiaga Uno yang telah dikenal luas mampu memberdayakan pengusaha dari kalangan kelas ekonomi bawah.

Prinsip 4 AS dalam Berwirausaha

Penyampaian Indra Uno mengenai kewirausahaan, dimulai dari menampilkan bahwa sesungguhnya tingkat pendidikan tidak menjadi jaminan kesuksesan seseorang. Buktinya, menurut data BPS RI, Februari 2020, persentase pengangguran di kalangan lulusan universitas, akademi dan diploma cukup tinggi.

Sebagai anak muda yang sering disebut sebagai kaum milenial atau generasi Z, sudah seharusnya mampu memanfaatkan situasi sekarang yang serba digital ini menjadi peluang berwirausaha. Dalam menguatkan usaha pun ada prinsip yang mesti ditegakkan, yaitu ‘Kerja Keras, Kerja Cerdas, Kerja Tuntas, Kerja Ikhlas (4AS)’.

Berwirausaha bukan semata-mata mengutamakan profit saja, akan tetapi juga memberikan impact terhadap lingkungan sekitar. Begitu miris apabila kita sukses tetapi lingkungan tempat kita berada masih jauh dari kata berdaya. Bagaimana ingin memperbaiki ekonomi rakyat, jika tidak peka terhadap sekitar? Selanjutnya, ikhlas menjadi langkah awal dan terakhir ketika kita melakukan segala sesuatunya, termasuk berwirausaha.

Prinsip Seminar Kewirausahaan: Man Jadda Wajada

Proses berwirausaha dapat kita umpamakan layaknya perkembangan bayi manusia, mulai dari tengkurap dan telungkup, yaitu saat dimana seseorang tumbuh dan menguatkan niat berwirausaha, merancang rencana. Selanjutnya, mampu duduk tegap, yaitu dimana seseorang mengumpulkan modal berwirausaha. Mulai merangkak, yaitu dimana usaha kecil-kecilan sudah mulai dijalankan.

Baca Juga  Sri Mulyani: Dahulukan Ekonomi atau Kesehatan?

Akhirnya mampu berjalan sambil dituntun (dipegangi), yaitu dimana usaha yang telah berjalan tadi pastinya tidak akan selalu mulus, untung-rugi akan selalu dialami. Maka perlu motivasi kuat untuk menjaga konsistensi dan produktivitas diri dan usahanya. Sampai akhirnya berjalan sudah lancar tanpa dipegangi, saat dimana usaha yang tadinya masih tertatih-tatih sudah mulai berjalan stabil.

Semua itu adalah bagian dari proses yang pastinya dialami oleh semua pengusaha, modal kecil atau pun besar. Iim Rusyamsi menjelaskan, bahwa dalam berwirausaha yang perlu dilakukan adalah mulai berpikir, berkreativitas lalu melakukan (action). Modal tidak selalu menjadi tonggak utama dalam berwirausaha, sebab jika hanya bermodal besar tapi tidak kreatif, tidak mampu menangkap peluang maka bisa menjadi masalah.

Justru, manusia yang diberikan otak secara gratis oleh Allah harusnya dipergunakan dengan sebaik mungkin. Memberdayakan intelektualitas agar tercipta ide-ide, kreativitas dan memprosesnya agar bisa terlaksana.

Ibu Made pun menambahkan bahwa kebanyakan mahasiswa yang tidak mampu berwirausaha adalah bukan hanya karena faktor luar, tetapi hambatan ini berasal dari dirinya sendiri. Perasaan malu, takut gagal, tidak bisa membagi waktu dan lain sebagainya ini yang menjadi hambatan, menutup peluang yang sebenarnya ada di depan mata.

Selain itu, narasumber pun menjelaskan bahwa dirinya telah menanamkan prinsip man jadda wajada sejak kecil ketika ia mulai berwirausaha. Keluhan-keluhan yang muncul tadi bisa terjadi dikarenakan mahasiswa kurang efektif belajar wirausaha. Beliau juga menuturkan, bahwa waktu belajar yang efektif bukan hanya pandai dalam membagi waktu. Akan tetapi juga pandai membaginya kedalam 3 hal, yaitu pengalaman, teoritis, dan praktik.

Belajar dari Pengalaman

Belajar berwirausaha, baik yang baru ingin memulai atau yang tengah menjalankan usaha, perlu belajar dari pengalaman. Experience is the best teacher. Hal ini juga perlu didukung dengan mempelajari teori, jika belum punya pengalaman berwirausaha, maka bisa dipelajari, perbanyak bacaan, literasi. Selanjutnya, tidak perlu takut untuk memulai.

Baca Juga  Kumpulkan Donasi 1 Miliar Dollar AS, Kanoute Bangun Masjid di Kota Sevilla

Man jadda wajada, siapa yang bersungguh-sungguh maka ia akan berhasil. Maksud dari kalimat ini menurut Ibu Made, adalah manifestasi dari kerja keras, kerja tuntas dan kerja ikhlas.

Terselenggaranya seminar kewirausahaan mahasiswa ini diharapkan dapat menjadi penggerak dan penguat. Serta kerja sama yang dijalin bersama OK OCE Indonesia, dapat menjadi wadah bagi kader-kader IMM untuk berwirausaha, menebar kebaikan serta ber-fastabiqul khairat.

Editor: Yusuf R Y

Avatar
3 posts

About author
Mahasiswa Universitas Muhammadiyah Prof. Dr. Hamka Jakarta. Sekretaris Koordinator Komisariat Ikatan Mahasiswa Muhammadiyah UHAMKA Jakarta Selatan.
Articles
Related posts
News

Muhammadiyah dan Arab Saudi Tetapkan Idulfitri 1445 H Jatuh pada Rabu 10 April

1 Mins read
IBTimes.ID – Pemerintah Arab Saudi menetapkan bahwa hari raya Idulfitri 1445 H jatuh pada hari Rabu, 10 April 2024. Keputusan ini berdasarkan…
News

Siswa dan Santri Muhammadiyah Harus Mampu Kembangkan Sains yang Islami

1 Mins read
IBTimes.ID – Siswa sekolah dan santri pondok pesantren Muhammadiyah harus memiliki kemampuan dalam mengembangkan sains yang tidak dilepaskan dari nilai-nilai keislaman. Hal…
News

Pengarusutamaan Moderasi Beragama untuk Generasi Muda

2 Mins read
IBTimes.ID – Pegiat Pendidikan Indonesia (Pundi) mengadakan Talkshow Ramadhan bertajuk “Haedar Nashir dan Pengarusutamaan Moderasi Beragama” di aula Ada Sarang, Banguntapan, Yogyakarta…

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *