Inspiring

Prof Baedhowi, Pemimpin Dunia Pendidikan Berdedikasi Tinggi

2 Mins read

Kita merasakan kehilangan dengan wafatnya Prof Baedhowi, Ketua Majelis Dikdasmen PP Muhammadiyah. Seorang pemimpin di dunia pendidikan yang tekun dan berdedikasi tinggi. Pak Baedhowi telah menunaikan amanah persyarikatan untuk memimpin Majelis Dikdasmen, termasuk di masa-2 pandemi Covid-19 yang tidak mudah; dengan baik.

Pandemi Covid-19 menambah beban dunia pendidikan. Baik bagi peserta didik, pendidik, pengelola lembaga pendidikan dan para pengambil kebijakan di dunia pendidikan di berbagai peringkatnya. Pak Baedhowi telah menunaikan amanah ini dengan penuh ketekunan dan dedikasi sampai akhir hayatnya.

Pada masa pandemi, kami hanya bisa tertemu dalam webinar atau acara-2 secara virtual. Terakhir kami bersama bertemu off line pada workshop nasioanal LP2M di Univesitas Muhammadiyah Purwokerto, sebelum pandemi Covid.

Majelis Dikdasmen yang dulu bernama MAPENDAPPU, Majelis Pendidikan Dasar Pusat PP Muhammadiyah, selalu merupakan bagian yang sangat penting dalam lingkungan persyarikatan Muhammadiyah.

Seingat saya, sejak 40 tahun silam, setiap tamu daerah yang datang ke kantor PP Muhammadiyah di Menteng Raya 62 Jakarta, kebanyakan bertemu dengan Mapendappu. Ada beberapa yang bertemu dengan Majelis PKU.

Pada pertengahan tahun 1970 sampai dengan awal 1990-an, MAPENDAPPU dipimpin oleh dua tokoh nasional, Pak Darsono, mertua mantan Wakil Ketua DPA (Dewan Pertimbangan Agung) di masa Pak Harto. Dan juga mantan Wakil Duta Besar RI dan Malaysia dan di Austria. Kemudian oleh Kol HR Prodjo Kusumo, pendiri Kokam dan mantan Sekjend MUI. Sedang Majelis PKU dipimpin oleh dr. Kusnadi, seorang pemimpin yang lemah lembut, namun tegas.

Pada periode ke-2 sebelumnya, MAPENDAPPU ini dipimpin oleh Bapak Saaduddin Jambek. Yang seingat saya pernah menjadi Rektor Universtas Muhammadiyah Jakarta; sama halnya dengan dr. Kusnadi, pada saat perintisan UMJ.

Baca Juga  Organisasi Penggerak atau Liberalisasi Pendidikan?

Saya teringat pada akhir 1970-an dan awal 1980-an. Saya beberapa kali diundang oleh Pak Kusnadi untuk memberikan training di Cirendeu, sebelum ada kampus UMJ. Bersama Mas Prof. Hajid Harnowidagdo, yang juga dosen di IKIP Muhammdiyah, Jakarta, Jalan Limau, Kebayoran Baru. Mas Hajid ini bersama Pak Haiban, menantu Prof. KH Farid Ma’ruf, mantan Ketua Umum PP Muhammadiyah di zaman Bung Karno yang sangat aktif di Mapendappu.

Ada perstiwa pendidikan Islam internasional pada tahun 1977, yang penting, yang beberapa kali diceritakan oleh sahabat saya Prof. Dato Wira Dr. Jamil Osman, koordinator IIIT East and South East Asia. Bahwa pada “World Conference on Islamic Education” di Makkah tersebut, Indonesia diwakili oleh Pak Saaduddin Jambek, dari Muhammadiyah (MAPENDAPPU); KH Imam Zarkasyi dari Pondok Modern Darussalam, Gontor; Dr. Mohammad Natsir, mantan Perdana Menteri, DDII; KH Ahmad Sjaichu, dari NU mantan Ketua DPR, dan lain-lain. Dari Malaysia yang hadir antara lain Prof. Dr. Syed Naquib Al-Attas, sebagai pembicara.

Beberapa keputusan konferensi pendidikan Islam sedunia di Makkah ini sering saya sampaikan dalam forum-forum seminar di dalam negeri maupun luar negeri. Karena issuenya masih relevan sampai saat ini.

Baik juga kalau lembaga-lembaga pendidikan di lingkungan Muhammadiyah, termasuk Pesantren-pesatrennya, mengkaji kembali dan terus menindak lanjuti Mecca World Conference on Islamic Education ini.

Selamat jalan Prof Baedhowi. Jasa dan pengabdianmu akan terus kami kenang.

Editor : Yusuf

Related posts
Inspiring

Bintu Syathi’, Pionir Mufassir Perempuan Modern

6 Mins read
Bintu Syathi’ merupakan tokoh mufassir perempuan pertama yang mampu menghilangkan dominasi mufassir laki-laki. Mufassir era klasik hingga abad 19 identik produksi kitab…
Inspiring

Buya Hamka, Penyelamat Tasawuf dari Pemaknaan yang Menyimpang

7 Mins read
Pendahuluan: Tasawuf Kenabian Istilah tasawuf saat ini telah menjadi satu konsep keilmuan tersendiri dalam Islam. Berdasarkan epistemologi filsafat Islam, tasawuf dimasukkan dalam…
Inspiring

Enam Hal yang Dapat Menghancurkan Manusia Menurut Anthony de Mello

4 Mins read
Dalam romantika perjalanan kehidupan, banyak hal yang mungkin tampak menggiurkan tapi sebenarnya berpotensi merusak, bagi kita sebagai umat manusia. Sepintas mungkin tiada…

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *