Inspiring

Syekh Yusuf Al-Makassari, Sufi Pejuang Kemerdekaan Indonesia

3 Mins read

Biografi Singkat Syekh Yusuf al-Makassari

Syekh Yusuf al-Makassari atau yang juga dikenal dengan sebutan Asy-Syaikh al-Hajj Yusuf Abu Mahasin Hidayatullah al-Khalwati Al Makassari, sedangkan jika di kotanya ia dikenal juga dengan sebutan Tuanya Salamaka ri Gowa (guru kami yang agung dari Gowa). Beliau lahir di Gowa Sulawesi Selatan pada tanggal 3 Juli 1627 masehi atau 8 Syawal 1036 Hijriyah, lahir dari seorang putri Gallarang Moncongloe di bawah penguasaan raja di Tallo wilayah kerajaan Gowa.

Berjuang Melawan Kolonialisme

Syekh Yusuf diketahui sebagai salah satu pejuang yang berkontribusi dalam upaya kemerdekaan Indonesia dari bangsa Belanda. Beliau tidak hanya terkenal di daerah kelahirannya saja, Gowa Makassar. Namun, di Banten beliau juga sangat dikenal luas oleh masyarakat sehingga di akhir namanya pun dinisbatkan julukan “al-Bantani”, karena peran aktif beliau di Banten.

Beliau pindah dari Gowa ke Banten agar terhindar dari ajakan kerjasama Belanda yang saat itu telah menduduki kota Gowa, Makassar. Bersama Sultan Ageng Tirtayasa, beliau berjuang melawan penjajahan yang ada di Banten yang saat itu tengah berada dalam kecamuk perang antara Sultan Haji (anak dari Sultan Ageng) yang telah bekerja sama dengan Belanda dan menurunkan ayahnya, Sultan Ageng Tirtayasa dari statusnya sebagai raja.

Sebab rasa tidak suka masyarakat Banten yang besar kepada Belanda, para pejuang dari Banten berada di pihak Syekh Yusuf dan Sultan Agung untuk melawan para penjajah Belanda tersebut. Pihak Belanda terus melakukan berbagai cara dan tipu muslihat untuk mengalahkan pasukan Syekh Yusuf dan Sultan Agung, yakni dengan menggunakan anak dari Sultan Agung, Sultan Haji yang bersekutu dengan mereka. Karena tipuan itu, Sultan Agung tertangkap dan dimasukkan ke penjara di Jakarta, hal ini terjadi pada tahun 1683 dan menjadi alasan berakhirnya perang di Banten.

Baca Juga  Mengenal Al-Jili (2): Mereka yang Memilih Jalan Sufi

Namun hal itu tidak menghentikan Syekh Yusuf untuk terus berjuang melawan Belanda. Beliau bersama 5000 muridnya terus melakukan perlawanan dengan bergerilya. Aksi beliau ini sempat membuat Belanda kewalahan menemukan jejaknya, hingga akhirnya pada 14 Desember 1683 beliau menyerahkan diri kepada Belanda karena bujukan Belanda yang berjanji akan melepaskan putrinya jika diam mau menyerahkan dirinya.

Beliau akhirnya diasingkan ke Sri Lanka lalu akhirnya dipindahkan ke Afrika Selatan, karena di Sri Lanka beliau memiliki banyak pengikut yang membuat Belanda tidak suka. Beliau berada di Afrika Selatan hingga beliau wafat di usia 73 tahun.

Pengaruh Ajaran Syekh Yusuf Makassari

Syekh Yusuf Makassari adalah seorang ulama yang mengajarkan tiga ajaran tarekat yang terkenal hingga saat ini. Ajaran-ajaran tersebut antara lain tarekat Syattariyah yang banyak berkembang di Afrika Selatan, tarekat Naqsabandiyah yang berkembang di Banten dan taekat Khalwatiyah di Sulawesi Selatan. Namun, diketahui ajaran yang paling difokuskan penyebarannya oleh beliau adalah ajaran tarekat Khalwatiyah.

Tarekat Khalwatiyah ini berasal dari bahasa Arab “khalwat” yang artinya menyendiri dari keramaian seperti yang dilakukan oleh Nabi Muhammad saat beliau menerima wahyu di Gua Hira’. Tarekat yang dikembangkan oleh Syekh Yusuf ini dikatakan memiliki visi yang mulia yakni untuk menyebarluaskan ajaran Islam dan membina umatnya secara menyeluruh yang sesuai dengan tuntutan agama Islam. Adapun misi dari tarekat ini adalah untuk menjalin hubungan persahabatan dengan mengutamakan sikap tasamuh, tawasuth, tawazun, ta’awun, dan tawadhu’. Dengan demikian, disimpulkan bahwa ajaran tarekat Khalwatiyah Syekh Yusuf Makassari ini adalah ajaran neo-sufisme yang lebih mendalami ajaran tasawuf amali dan akhlaki.

Hingga saat ini, ajaran tarekat Khalwatiyah Syekh Yusuf Makassari terus mengalami perkembangan yang pesat di masyarakat dengan bantuan organisasi-organisasi masyarakat yang tetap ada untuk mewadahi ajaran tarekat ini. Meskipun sebelumnya pernah ada konflik terkait ajaran tarekat Khalwatiyah ini, hingga akhirnya ulama-ulama setuju untuk melabeli tarekat Khalwatiyah ini adalah tarekat yang Mu’tabarah.

Relevansi Ajaran Syekh Yusuf Makassari di Era Modern

Ajaran tarekat Khalwatiyah yang dikembangkan oleh Syekh Yusuf Makassari diketahui masih berkembang pesat hingga di zaman modern saat ini. Pengaruhnya yang kuat terhadap para pengikutnya dengan menuntut pengikutnya untuk patuh pada tarekat dan disiplin dalam melaksanakan amalan yang telah diajarkan oleh tarekat. Kepatuhan inilah yang membuat eksistensi ajaran tarekat Khalwatiyah terus ada hingga saat ini.

Baca Juga  Konsep Kebebasan Sufistik Versi Peterpan

Jika dilihat dari tujuan yang ingin dicapai oleh tarekat ini, yakni selain untuk membawa pengikutnya pada jalan makrifat dan hakikat serta mengembalikan jiwa dan etika manusia melalui pengetahuan dan kebenaran hakiki untuk menjadi Insan Kamil. Tarekat ini juga mengajarkan kepada para pengikutnya bahwa ajaran tasawuf itu adalah ajaran yang dinamis dan tidak statis, ajaran tasawuf bisa meliputi banyak hal.

Dikarenakan Syeikh Yusuf adalah seorang sufi, bukan berarti beliau harus berdiam diri untuk beribadah saja, namun disini beliau mencontohkan bahwa seorang sufi pun juga bisa menjadi seorang pejuang seperti yang beliau lakukan. Beliau seorang sufi, namun beliau juga tetap melakukan banyak pergerakan untuk melawan penjajahan. Syeikh Yusuf membuktikan, bahwa seorang sufi adalah orang yang pekerja keras dan memiliki watak seorang pejuang yang selalu ingin melakukan pergerakan.

Referensi

Abdullah, Hawash. Perkembangan Ilmu Tasawuf dan Tokoh-tokohnya di Nusantara. Surabaya: Al-Ikhlas. 1980.

Aminah, Siti. Eksistensi Jam’iyah Khalwatiyah Syekh Yusuf Al-Makassariy. Yogyakarta: TrustMedia Publishing. 2019.

Cence, A.A. Pemujaan Syaikh Yusuf di Sulawesi Selatan dalam Taufik Abdullah, Sejarah Lokal di Indonesia. Bandung: Gajah Mada University Press. 1996.

Hamid, Abu. Syaikh Yusuf Seorang Ulama; Sufi dan Pejuang. Jakarta: Yayasan Obor Indonesia. 1994.

Lubis, Nabilah. Syekh Yusuf Al-Taj Al-Makassari: Menyingkap Intisari Segala Rahasia. Bandung: Mizan. 1996.

Musrifah, Mustari. Agama dan Bayang-Bayang Etis Syaikh Yusuf Al-Makassari. Yogyakarta: LKiS Printing Cemerlang. 2011.

Editor: Soleh

Yusriyyatur Rohmah
1 posts

About author
Mahasiswa UIN Sunan Ampel Surabaya
Articles
Related posts
Inspiring

Bintu Syathi’, Pionir Mufassir Perempuan Modern

6 Mins read
Bintu Syathi’ merupakan tokoh mufassir perempuan pertama yang mampu menghilangkan dominasi mufassir laki-laki. Mufassir era klasik hingga abad 19 identik produksi kitab…
Inspiring

Buya Hamka, Penyelamat Tasawuf dari Pemaknaan yang Menyimpang

7 Mins read
Pendahuluan: Tasawuf Kenabian Istilah tasawuf saat ini telah menjadi satu konsep keilmuan tersendiri dalam Islam. Berdasarkan epistemologi filsafat Islam, tasawuf dimasukkan dalam…
Inspiring

Enam Hal yang Dapat Menghancurkan Manusia Menurut Anthony de Mello

4 Mins read
Dalam romantika perjalanan kehidupan, banyak hal yang mungkin tampak menggiurkan tapi sebenarnya berpotensi merusak, bagi kita sebagai umat manusia. Sepintas mungkin tiada…

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *