News

Jemaah Haji Lansia Perlu Waspada Cedera Terjatuh Saat Beribadah

2 Mins read

IBTimes.IDHaji adalah ibadah fisik yang membutuhkan kebugaran tubuh dan kondisi kesehatan yang baik. Diketahui bahwa jumlah jemaah haji lansia tahun ini paling tinggi jika dibandingkan 4 tahun terakhir yakni sebanyak 66.943 orang atau sekitar 45,7%.

Dengan tingginya angka jemaah haji Lansia pada ibadah yang penuh dengan aktifitas fisik ini, maka risiko timbulnya masalah kesehatan juga meningkat. Masalah kesehatan yang bisa timbul pada jemaah haji Lansia tidak hanya berupa penyakit namun juga bisa berupa risiko cedera akibat jatuh saat menjalani ibadah.

Hingga penyelenggaraan haji ke-14, Klinik Kesehatan Haji Indonesia (KKHI) Makkah sudah menerima jemaah haji yang mengalami cedera karena jatuh sebanyak 5 kasus. Masalah kesehatan berupa cedera bukan termasuk penyakit terbanyak saat penyelenggaraan haji, namun perlu diwaspadai karena sangat menghambat jemaah haji untuk menjalankan ibadah.

Selasa, 6 Juni 2023 KKHI Makkah kembali menerima jemaah haji yang mengalami cedera karena terjatuh. Dahlia Binti Awi, jemaah haji asal kloter JKS 4 yang berusia 70 tahun mengalami patah tulang di pergelangan tangan kanan. Dahlia mengaku terpeleset saat menjalankan ibadah di Masjidil Haram.

“Saya kepleset saat berjalan di Masjidil Haram. Kata dokter tulang saya patah dan butuh dioperasi. Tapi saya tidak mau dioperasi,” kata Dahlia.

Dr. dr. Muhammad Sakti, Sp.OT (K) dokter spesialis orthopedi di KKHI Makkah menjelaskan bahwa diagnosis pasien mengalami patah tulang di bagian distal radius atau pergelangan tangan disertai dengan pergeseran tulang atau dislokasi. Prosedur tetap penanganan kasus ini adalah melalui operasi pemasangan pen.

Opsi kedua yang disarankan oleh dr. Sakti dalam penanganan kasus tersebut yaitu dengan reposisi tulang lalu dilanjutkan dengan pemasangan gips.

Baca Juga  PPIH Pantau Terus Penyiapan Fasilitas Arafah-Mina untuk Jamaah Haji Indonesia

“Sebenarnya protapnya harus dilakukan operasi pemasangan pen, hanya saja pasien menolak. Oleh karenanya diambil opsi kedua yaitu mengembalikan tulang ke posisinya kemudian dipasang gips,” ungkap dr. Sakti.

dr. Sakti menyampaikan bahwa lama penyembuhan kasus ini sangat berkaitan dengan usia. Proses perekatan tulang akan lebih cepat kurang lebih dalam waktu satu minggu sudah mulai merekat. Berbeda dengan pasien yang Lansia, proses perekatan tulang bisa memakan waktu empat hingga 5 bulan.

“Secara alami jika tulang manusia patah akan mengeluarkan sejenis lem/getah dan akan mengering kemudian merekatkan tulang bergantung pada usia pasien. Jika pasien usia masih muda dalam waktu satu minggu pastinya akan lengket. Namun pada Lansia, perekatan tersebut bisa memakan waktu hingga 4 sampai 5 bulan,” tutur dr. Sakti.

Di lokasi berbeda, dr. Iswahyudi Nurdin Mamba, Sp.OT dokter spesialis orthopedi di KKHI Madinah membeberkan hingga hari ke-14 sudah menangani 7 kasus patah tulang seluruhnya dialami oleh jemaah haji Lansia. Seluruh kasus ini telah dirujuk ke Rumah Sakit Arab Saudi (RSAS) di Madinah untuk penanganan lebih lanjut.

dr. Iswahyudi menyampaikan bahwa jemaah haji Lansia berisiko tinggi untuk kehilangan keseimbangan dan kemudian terjatuh dipicu beberapa seperti pengelihatan yang mulai terganggu di usia tua. Selain itu pada usia tua, koordinasi keseimbangan sudah mulai terganggu dan kekuatan otot juga lebih lemah jika dibandingkan dengan jemaah haji yang lebih muda.

“Semakin tua usianya ada beberapa faktor yang mempengaruhi seperti penglihatan yang mulai terganggu, koordinasi keseimbangan mulai terganggu, selanjutnya kekuatan otot pada usia tua lebih lemah, sehingga bisa menyebabkan jemaah haji Lansia beresiko tinggi untuk kehilangan keseimbangan dan terjatuh.” jelas dr. Iswahyudi

Baca Juga  PSIPP ITB AD Gelar Webinar tentang Urgensi RUU PKS

Beberapa pesan dr. Sakti bagi jemaah haji khususnya Lansia yaitu agar berhati-hati saat berjalan, tidak perlu terburu-buru karena yang terpenting adalah mencegah jangan sampai terjatuh. Selain itu jemaah haji juga diimbau untuk mencukupi cairan dengan minum sebelum haus. Jemaah haji dengan kondisi dehidrasi bisa mengakibatkan kurang konsentrasi dan hilang keseimbangan sehingga mudah terpeleset atau terjatuh.

“Yang paling penting adalah mencegah jangan sampai terjatuh, berhati-hati saat berjalan, tidak perlu terburu-buru, dan jangan lupa untuk minum. Kondisi dehidrasi mudah menimbulkan kondisi kurang konsentrasi dan hilang keseimbangan sehingga mudah terpeleset dan terjatuh,” ucapnya.

Sumber: MCH 2023
Editor: Yusuf

Avatar
1352 posts

About author
IBTimes.ID - Rujukan Muslim Modern. Media Islam yang membawa risalah pencerahan untuk masyarakat modern.
Articles
Related posts
News

Ecofeminism: Upaya GCWRI Dorong Kepemimpinan Pemuda dan Perempuan untuk Menggerakkan Perdamaian dan Kelestarian Alam

4 Mins read
IBTimes.ID – Global Conference on Women’s Rights in Islam (GCWRI) di Universitas ‘Aisyiyah Yogyakarta (UNISA) yang berlangsung pada 14 – 16 Mei…
News

Global Santri Fest 2024 Sukses Digelar, Peluang Pendidikan ke Amerika untuk Santri Indonesia Kian Terbuka

3 Mins read
IBTimes.ID, Jakarta, 12 Mei 2024 – USAID TEMAN LPDP bekerjasama dengan Santri Mengglobal sukses menyelenggarakan Global Santri Fest 2024, sebuah acara yang menjadi wasilah penting dalam membuka peluang pendidikan…
News

Perkenalkan Jargon Perempuan Berkemajuan Pada Dunia, Muhammadiyah-'Aisyiyah Adakan Konferensi Global Hak-Hak Perempuan dalam Islam

1 Mins read
IBTimes.ID, Yogyakarta – Muhammadiyah melalui Pimpinan Pusat ‘Aisyiyah menjalin kerjasama dengan Universitas Al-Azhar dan Faith to Action Network (F2A) adakan Gender Conference…

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *