IBTimes.ID, Jepara – Sekretaris Umum Pimpinan Pusat (PP) Muhammadiyah, Prof. Dr. Abdul Mu’ti, M.Ed., menghadiri pengajian triwulanan yang diselenggarakan oleh Pimpinan Daerah Muhammadiyah (PDM) , Kabupaten Jepara. Acara ini berlangsung di kompleks Perguruan Muhammadiyah Mayong dan dihadiri oleh ratusan warga Muhammadiyah serta para tokoh pendidikan, pada Senin (09/06/2025).
Dalam kesempatan tersebut juga, Majelis Pendidikan Dasar, Menengah, dan Pendidikan Nonformal PP Muhammadiyah memberikan piagam penghargaan kategori Sekolah Unggul kepada tiga lembaga pendidikan Muhammadiyah di Jepara. Ketiganya adalah SMA Muhammadiyah 2 Mayong, SMK Muhammadiyah 3 Mayong, dan SD Muhammadiyah Kriyan. Penghargaan ini diberikan sebagai bentuk apresiasi atas komitmen sekolah-sekolah tersebut dalam meningkatkan mutu pendidikan, pembinaan karakter, serta kontribusi aktif dalam dakwah pendidikan Muhammadiyah.
Selain itu, Pimpinan Daerah Muhammadiyah Kabupaten Jepara juga menyerahkan sertifikat Baitul Arqom kepada RS PKU Muhammadiyah Mayong sebagai simbol penguatan ideologi dan nilai-nilai keislaman serta kemuhammadiyahan.
Pada acara pengajian tersebut, Abdul Mu’ti menyampaikan sambutan sekaligus arahannya kepada ratusan jamaah yang memadati Kompleks Perguruan SMK Muhammadiyah Mayong. Ia mengapresiasi partisipasi warga Muhammadiyah yang menyempatkan diri untuk mengikuti pengajian. Selain itu, ia juga menyampaikan apresiasi dan ucapan selamat atas perkembangan RS PKU Muhammadiyah Mayong yang kini sudah berada pada tahap pembangunan lantai 10.
Dalam pidatonya, Mu’ti yang juga Menteri Pendidikan Dasar dan Menengah Republik Indonesia, menyampaikan ajakan kepada seluruh warga Muhammadiyah untuk memperhatikan kesehatan anak. Ia menyebutkan hasil pemeriksaan kesehatan anak-anak sekolah yang dilakukan oleh Kemenkes RI.
“Hasil pemeriksaan kesehatan di beberapa sekolah menunjukkan bahwa gigi anak-anak kita banyak yang tidak sehat. Ini terjadi karena mereka mengonsumsi makanan yang tidak sehat,” ungkap Mu’ti.
Mu’ti juga menyampaikan bahwa anak dengan masalah gangguan kesehatan mata, disebabkan karena terbiasa bermain handphone sejak usia belia.
“Yang kedua, menurut pemeriksaan kesehatan, masalah pada mata juga ditemukan. Anak-anak yang tidak mampu membaca disebabkan oleh gangguan pada mata mereka. Ini terjadi karena mereka sudah terbiasa bermain dengan HP sejak kecil,” imbuh Mu’ti.
Sebagai penutup sambutan dan arahannya, penulis buku Kristen Muhammadiyah ini mengajak seluruh warga Muhammadiyah, terutama ibu-ibu ‘Aisyiyah, untuk bersama-sama mengampanyekan 7 Kebiasaan Anak Indonesia Hebat, yaitu kebiasaan positif yang dapat menjadi solusi bagi masalah-masalah anak saat ini.
Editor: Assalimi