Tarikh

Ash-Shinf, Gerakan Kaum Buruh Pertama dalam Sejarah Umat Islam

3 Mins read

Jauh sebelum revolusi industri di Eropa (abad 18-19) melahirkan organisasi-organisasi buruh, pada masa pemerintahan Dinasti Abbasiyah sudah muncul shinf. Yaitu serikat pekerja atau buruh yang terorganisasi secara rapih. Pada pertengahan abad 9, gerakan serikat buruh di bawah pimpinan Abu Sa’id al-Hasan al-Jannabi berhasil memproklamirkan berdirinya negara Qaramithah di Pesisir Barat Padang Persia. Inilah organisasi buruh pertama dalam dunia Islam yang mengenalkan ideologi Komunisme jauh sebelum Karl Marx mempropagandakan penghapusan kelas di antara pengusaha dan buruh di Eropa.

Ash-Shinf     

Secara bahasa, ash-shinf semakna dengan ath-thabaqah al-martabah yang berarti “golongan” atau “kelas sosial.” Gesekan politik antara kelompok Persia dan Arab pada masa pemerintahan dinasti Abbasiyah, melahirkan banyak sekte di kalangan kaum Syi’ah. Dari sekte Syi’ah Ismailiyah bermunculan sekte-sekte kecil yang bersifat ekstrem (ghullah). Abdullah bin Maymun al-Qaddah, seorang pemimpin aliran kebatinan, bersikeras menyatukan sekte-sekte Ismailiyah. Dia memulai gerakannya di Bashrah, Salamia (Suriah), Tunisia, dan Mesir.

Gerakan ash-shinf milik Abdullah ini, terbukti sukses dengan berdirinya kekuasaan Dinasti Fatimiyah di Tunisia dan Mesir. Sebelum meninggal dunia (874 M), Abdullah sudah menyiapkan seorang murid dan sekaligus kader yang akan melanjutkan perjuangannya. Adalah Hamdan Qarmath, murid Abdullah yang telah meramal dan membaca susunan gerak perbintangan yang konon berisi kabar bahwa orang-orang Persia akan dapat merebut kembali kekuasaannya dari tangan bangsa Arab (Philip K. Hitti, 2005: 562).

Pada tahun 890 M, Hamdan Qarmath mendirikan sebuah tempat tinggal resmi bernama Dar al-Hijrah di dekat Kufah. Dar al-Hijrah inilah yang menjadi pusat kegiatan dan sekaligus propaganda bagi kelompok pimpinan Qarmath. Propaganda intensif berhasil mendapat dukungan dari penduduk Nabatia dan sebagian bangsa Arab. Komunitas ini kemudian lebih dikenal sebagai sekte Qaramithah—dinisbatkan kepada pendirinya. Aktivitas propaganda ini menyerupai kajian rutin yang intensif tetapi bersifat rahasia.

Baca Juga  Hijrah Nabi Ibrahim: Dari Politeisme Menuju Monoteisme

***

Sistem jama’ah dibentuk menyerupai sistem komunisme. Terdapat proses inisiasi yang jelas bagi siapa saja yang menghendaki pengakuan sebagai bagian dari komunitas ini. Setiap anggota akan ditarik iuran yang setiap tahunnya selalu naik nilainya. Dana yang digali dari iuran komunitas inilah yang akan digunakan untuk menggerakkan kegiatan komunitas.

Para penulis modern telah menempatkan sekte Qaramithah sebagai kaum Bolsyeviknya Islam pada saat itu. Mereka selangkah lebih maju dalam menetapkan peraturan bagi komunitas para istri dan hak milik (ulfah). Sekte ini lebih menekankan pada ajaran toleransi dan persamaan. Mereka mengorganisasi para tenaga profesional dan buruh dalam serikat-serikat kerja yang dikenal dengan ash-shinf.

Dalam setiap kali pertemuan rahasia sesama anggota sekte, mereka melakukan ritual-ritual khusus. Massignon menyebut sistem yang diterapkan dalam sekte Qaramithah ini telah memengaruhi pembentukan serikat-serikat pekerja dan gerakan freemasonry di Eropa (Hitti, 2005: 563).

Hamdan Qarmath berhasil merintis gerakan baru dalam kelompok Sy’iah ekstrem dengan mengorganisasi kelompok-kelompok profesional dan komunitas-komunitas pekerja (buruh). Sistem perkaderan dalam gerakan ghullah ini berhasil melahirkan kader-kader militan dalam berbagai bidang. Dalam bidang politik, sekte Qaramithah berhasil melahirkan seorang pemimpin tangguh bernama Abu Said al-Hasan al-Jannabi.

Kekuatan Politik

Kaum bolsyevik Islam atau gerakan Qaramithah telah menjelma menjadi kekuatan politik yang amat bengis dan menakutkan. Gerakan yang cenderung pada komunisme revolusioner ini banyak menumpahkan darah lewat peperangan-peperangan sekalipun lawan mereka adalah umat Islam sendiri. Menurut mereka, seorang muslim yang tidak sejalan dengan ajaran dan kepentingan Qaramithah dianggap sah untuk dibunuh.

Di bawah kepemimpinan al-Jannabi, sekte Qaramithah berhasil menggoyang sendi-sendi kekuasaan Abbasiyah di Baghdad. Perang sipil Zanj (kaum negro) di Bashrah pada tahun 863 M dan 883 M adalah bukti bahwa gerakan yang dibentuk lewat komunitas-komunitas profesional dan serikat-serikat buruh ini telah menjelma menjadi kekuatan politik baru yang tidak bisa diremehkan.

Baca Juga  Pada Zaman Nabi Ada Penyakit yang Lebih Berbahaya dari Virus Corona, Korbannya Mencapai 30 Ribu Jiwa

Pada tahun 899 M, al-Jannabi berhasil memproklamirkan sebuah negara merdeka di Barat Padang Persia. Negara Qaramithah yang berhaluan komunis revolusioner ini beribukota di al-Ahsa. Setelah negara Qaramithah terbentuk, al-Jannabi langsung mengorganisasi serikat-serikat buruh menjadi pasukan perang yang revolusioner. Gerakan Qaramithah menebar serangkaian ancaman dan teror demi mengacaukan stabilitas keamanan rezim Abbasiyah.

***

Pada tahun 903 M, di bawah pimpinan al-Jannabi, pasukan Qaramithah berhasil menyerang Yamamah dan menginvasi Oman. Pasca wafat al-Jannabi, kepemimpinan Qaramithah diteruskan oleh putranya, Abu Thahir Sulaiman. Putra al-Jannabi ini tidak kalah bengisnya dengan sang ayah. Gerakan sabotase dan perampokan terhadap rute-rute perjalanan haji telah merusak stabilitas Abbasiyah.

Puncaknya, pada tahun 930 M, pasukan Qaramithah berhasil menyerang Makkah dan membawa Hajar Aswad. Pasukan Qaramithah juga melakukan penyerangan ke Suriah dan Irak secara bengis dan kejam. Sejarawan Philip K. Hitti (2005: 564) melukiskan kekejaman pasukan Qaramithah ketika banyak penduduk Suriah dan Irak yang menjadi korban sampai kedua wilayah tersebut seakan-akan tenggelam dalam genangan darah.

Setelah negara Qaramithah runtuh, sisa-sisa ajaran Hamdan Qarmath tidak mudah dilenyapkan. Secara de facto, negara komunis Qaramithah telah berakhir, tetapi ideologi kaum bolsyevik Islam ini masih terus hidup dan menginspirasi gerakan-gerakan revolusioner lainnya. Di antara gerakan-gerakan Islam yang terinspirasi dari ideologi Qaramithah adalah gerakan Hasyayin (Assasin) pada abad ke-12 yang dipimpin oleh Hasan ibn ash-Shabbah. Gerakan Hasyayin yang berpusat di Alamut (Barat Laut Qazwin) tidak kalah bengisnya dengan sekte Qaramithah.

Avatar
157 posts

About author
Pengkaji sejarah Muhammadiyah-Aisyiyah, Anggota Majelis Pustaka dan Informasi PP Muhammadiyah.
Articles
Related posts
Tarikh

Ahli Dzimmah: Kelompok Non-Muslim yang Mendapat Perlindungan di Masa Khalifah Umar bin Khattab

2 Mins read
Pada masa kepemimpinan khalifah Umar bin Khattab, Islam mengalami kejayaan yang berkilau. Khalifah Umar memainkan peran penting dalam proses memperluas penyebaran Islam….
Tarikh

Memahami Asal Usul Sholat dalam Islam

5 Mins read
Menyambut Isra Mi’raj bulan ini, saya sempatkan menulis sejarah singkat sholat dalam Islam, khususnya dari bacaan kitab Tarikh Al-Sholat fi Al-Islam, karya…
Tarikh

Menelusuri Dinamika Sastra dalam Sejarah Islam

3 Mins read
Dinamika sastra dalam sejarah Islam memang harus diakui telah memberikan inspirasi di kalangan pemikir, seniman, maupun ulama’. Estetika dari setiap karya pun,…

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *