Feature

Bagaimana Assad Mengubah Suriah Menjadi Narco-State?

4 Mins read

Suriah yang dulunya dikenal karena peradaban kuno dan kepentingan strategisnya di Timur Tengah, di bawah Rezim Bashar Al-Assad berubah menjadi terkenal karena warisan yang lebih gelap—pusat narkoba ilegal. Munculnya kerajaan narkoba Suriah bukanlah suatu kebetulan. Fenomena ini adalah hasil dari rezim yang putus asa untuk bertahan secara finansial, ekonomi yang hancur oleh konflik dan sanksi, sehingga jaringan tokoh militer dan politik yang kuat yang telah menemukan cara baru untuk mendapatkan kekayaan dan kendali.

Sebuah laporan dari Center for Operational Analysis and Research (COAR) menggambarkan industri narkoba ilegal Suriah sebagai “komponen penting dari strategi ekonomi rezim”, dengan ekspor yang jauh melampaui barang-barang legal apa pun yang meninggalkan/dihasilkan Suriah.

Kehancuran yang disebabkan oleh perang saudara selama satu dekade di Suriah telah meninggalkan negara yang terpecah belah. Dalam kekosongan pemerintahan dan stabilitas ekonomi ini, ekonomi-ekonomi ilegal telah muncul sebagai sumber kehidupan bagi banyak orang. Perdagangan narkoba, terutama captagon, telah melonjak, mengubah Suriah menjadi pengekspor utama amfetamin yang dijuluki “kokain untuk orang miskin” itu.

***

Captagon, yang awalnya digunakan untuk tujuan terapeutik, menjadi sangat disalahgunakan di wilayah tersebut karena efek stimulannya. Sifat stimulan Captagon membuatnya populer di kalangan tentara, karena membuat mereka tetap waspada dan tak kenal takut. Namun keuntungan sebenarnya datang ketika pemerintah Suriah menyadari potensinya sebagai obat pasar massal, khususnya di negara-negara Teluk, tempat permintaan melonjak.

Menurut The New Lines Institute, militer dan dinas intelijen Suriah mengambil kendali langsung atas perdagangan Narkoba, membangun fasilitas produksi di wilayah yang dikuasai rezim. Laboratorium obat-obatan ini, yang sering kali menyamar sebagai pabrik farmasi, beroperasi di bawah bayang-bayang perang, dengan perlindungan dari beberapa tokoh paling berkuasa di lingkaran dalam Assad.

Baca Juga  Pak Jasrianto dan ODGJ

Organisasi pengawas Global Initiative Against Transnational Organized Crime (GI-TOC) mencatat bahwa rezim tersebut menggunakan penyeberangan perbatasan resminya, pelabuhan, dan bahkan pengiriman diplomatik untuk memindahkan obat-obatan, sehingga upaya penegakan hukum menjadi hampir mustahil.

Fasilitas produksi sangat mudah dipindahkan. Sintesis obat tersebut memerlukan sedikit peralatan dan hanya pengetahuan kimia dasar. Karena 5.000 pil muat di dalam kotak sepatu yang beratnya sekitar 1 kg, obat tersebut sangat mudah disembunyikan untuk diekspor dalam jumlah besar. Konsumsi Captagon di dalam Suriah telah menjadi ciri umum kehidupan sehari-hari di seluruh negeri, di mana pil Captagon memiliki nilai jual di pasaran antara 50 sen USD dan 1 USD, pada awal tahun 2021, menurut sumber-sumber lokal.

***

Suriah tidak selalu menjadi pemain utama dalam perdagangan narkoba global. Sebelum perang saudara, Suriah terutama merupakan negara transit untuk narkotika yang bergerak dari Lebanon ke negara-negara Teluk. Namun saat perang menghancurkan ekonomi dan sanksi internasional memotong pendapatan pemerintah, rezim Assad beralih ke sumber pendanaan alternatif—narkoba.

Salah satu organisasi militer yang paling terkenal dalam perdagangan ini adalah Divisi Lapis Baja Keempat, unit militer elit yang dikomandoi oleh Maher al-Assad, saudara laki-laki presiden. Divisi militer ini turut mengendalikan pusat produksi obat-obatan utama dan mengawasi pergerakan Captagon melintasi perbatasan Suriah, menggunakan konvoi militer untuk mengangkut pengiriman dengan kedok operasi negara.

Di luar Divisi ke-4, produksi dan perdagangan narkoba di Suriah meluas ke jaringan luas aktor militer dan paramiliter. Intelijen Udara, Garda Republik, dan Cabang Intelijen Militer ke-215, bersama dengan milisi lokal dan entitas keamanan swasta seperti Pasukan Pertahanan Nasional, Desert Hawks, Brigade Baath, dan Saraya Al-Areen turut terlibat. Kelompok bersenjata asing, termasuk IRGC dan Grup Wagner, juga memainkan peran penting dalam mempertahankan dan memperluas rantai pasokan yang rumit, rute transit, dan jaringan perlindungan yang menopang perdagangan narkoba Suriah yang sedang berkembang pesat.

Baca Juga  Tiga Pemikiran Ekonomi Islam Menurut Muhammad Iqbal

***

Ketika ekonomi Suriah runtuh, keuntungan dari narkoba telah menjadi sumber pendapatan utama bagi mereka yang berada dalam struktur kekuasaan Assad. Pada tahun 2018, PDB nasional Suriah telah menyusut menjadi 21 miliar USD, turun dari 67 miliar USD pada tahun 2011. Ekspor barang legal hanya berjumlah kurang dari 700 juta USD pada tahun 2019. Kontras dengan hal itu, pada tahun 2020 saja, lembaga penegak hukum internasional mencegat tidak kurang dari 4 pengiriman Captagon Suriah yang masing-masing bernilai sekitar 300 juta USD.

Sulit untuk menghitung besarnya ekonomi narkoba Suriah. Media Suriah memperkirakan bahwa perdagangan Captagon negara tersebut bernilai hingga 16 miliar USD setiap tahunnya. Analisis COAR sendiri menemukan bahwa pihak berwenang, terutama di Eropa dan kawasan MENA, menyita tidak kurang dari 173 juta pil Captagon (34,6 ton) dan 12,1 ton ganja yang diekspor dari Suriah pada tahun 2020.

Jumlah pil Captagon tersebut memiliki nilai teoritis di pasaran hingga 3,46 miliar USD. Fakta bahwa obat-obatan yang disita hanya mewakili sebagian kecil dari keseluruhan aktivitas narkotika menunjukkan bahwa nilai total industri Captagon Suriah melampaui jumlah ini berkali-kali lipat. Namun, pertimbangan lebih lanjut harus memperhitungkan perkiraan apa pun.

***

Pasar luar negeri untuk Captagon sendiri adalah Eropa, Afrika Utara, dan utamanya, Jazirah Arab, khususnya Arab Saudi dan Uni Emirat Arab. Di sana, obat tersebut digunakan sebagai obat rekreasi. Di negara-negara Teluk yang kaya, nilai pil tersebut meroket hingga 20 USD, atau lebih.

Rezim Assad, meskipun telah membantah terlibat dalam produksi dan distribusi Captagon ke negara-negara Teluk, menyelundupkan obat tersebut sebagai sumber utama mata uang keras. Jaringan yang terlibat dalam proses ini mencakup anggota lingkaran dalam kepemimpinan. Rezim tersebut juga memanfaatkan Captagon untuk menekan negara-negara Teluk agar mengintegrasikan kembali Suriah ke dunia Arab dan mengakhiri isolasi politik dan ekonominya.

Baca Juga  Etika dalam Ekonomi, Perlukah?

Saat Captagon membanjiri Timur Tengah dan bahkan mencapai pesisir Eropa, transformasi Suriah menjadi narco-state yang dikelola negara menimbulkan konsekuensi serius bagi keamanan regional dan stabilitas internasional. Laporan dari Syrian Observatory for Human Rights (SOHR) menyoroti bagaimana pengusaha yang berafiliasi dengan pemerintah, yang banyak di antaranya sudah dikenai sanksi internasional, telah menginvestasikan kembali sumber daya mereka ke dalam perdagangan narkoba, memastikan kelangsungan hidup finansial rezim tersebut bahkan ketika warga Suriah biasa semakin terjerumus ke dalam kemiskinan.

Captagon tidak hanya mewakili krisis kesehatan masyarakat tetapi juga jalur kehidupan ekonomi bagi rezim Assad dan jaringan loyalis, milisi, dan panglima perangnya. Konsekuensi dari imperium narkoba ini meluas jauh melampaui batas negara saja, tetapi memengaruhi keamanan, kesehatan publik, dan stabilitas geopolitik dalam skala global.

Ketergantungan rezim Assad pada produksi narkoba telah memperpanjang penderitaan rakyat Suriah. Sementara elit penguasa meraup untung, penduduk biasa menghadapi kesulitan ekonomi yang ekstrem, dengan inflasi, kekurangan pangan, dan pengangguran yang semakin parah setiap harinya.

Editor: Soleh

Artaqi Bi Izza Al-Islami
10 posts

About author
Penulis Muda Studi Sejarah Islam Asal Bekasi
Articles
Related posts
Feature

Kedekatan Paus Fransiskus dengan Islam

4 Mins read
Paus Fransiskus, pemimpin umat Katolik baru saja meninggal dunia di Vatikan pada tanggal 21 April kemarin. Sebelumnya saat Misa Paskah di Lapangan…
Feature

Madarij Al-Shu’ud, Syarah Maulid Nabi Karya Syekh Nawawi al-Bantani

3 Mins read
Kelahiran Nabi Muhammad Saw ke dunia telah menjadi sebuah anugerah dan rahmat yang sangat besar sekali. Sebagaimana dalam surah al-Anbiya ayat 107:…
Feature

Pesan Jumat dari Cak Nur

2 Mins read
Salah satu buku Cak Nur panggilan akrab dari Prof. Nurcholish Madjid, yaitu “pesan-pesan taqwa”. Buku ini adalah kumpulan khotbah-khotbah Jumat Cak Nur…

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *