Tajdida

Belajar Lapang Dada dari Muhammadiyah

2 Mins read

Barangkali hanya Muhammadiyah yang selalu tenang menghadapi detik-detik pengumuman kabinet. Dan kalau tidak banyak “orang Muhammadiyah” masuk ke pemerintahan sebagai menteri, terlihat tenang saja. Semua bisa belajar lapang dada dari Muhammadiyah. Memang ada warga Muhammadiyah yang kecewa atau bertanya-tanya, apa yang belum Muhammadiyah curahkan untuk bangsa dan negara ini sehingga proses politik elektoral tanpa tahu malu, mengabaikan Muhammadiyah?

KH. Ahmad Dahlan, sejak awal mendirikan Muhammadiyah tahun 1912 mengajarkan supaya orang Islam kuat dan mandiri. Tidak perlu mengemis kasihan pada politik kompeni supaya gerakannya membesar dan meluas. Etos kemandirian itu adalah warisan yang tidak terlupakan.

Orang Muhammadiyah diajarkan memberi dan melakukan. Maka banyak pengamat menyebut dirinya sebagai the Man of Action. Begitulah spirit Islam berkemajuan, melakukan sebaik mungkin yang jadi tanggung jawab dan amanah, tanpa kenal capek dan pamrih.

Hingga usia 107 tahun, Muhammadiyah sudah tumbuh sebagai kekuatan sosial yang belum ada bandingan. Muhammadiyah menjelma sebagai subjek alternatif untuk menyiasati kebuntuan antara masyarakat sipil atau negara yang akan lebih eksis. G.W.F. Hegel, mengatakan bahwa dalam formasi sosial, yang akan bertahan hanya negara.

Sedangkan Karl Marx mengatakan negara akan lenyap seiring dengan kesetaraan kesejahteraan di antara kelas sosial, digantikan dengan masyarakat tanpa kelas. Muhammadiyah, antitesis dari dua pandangan itu. Bukan negara atau masyarakat sipil yang akan bertahan melainkan jejaring subjek otonom yang sangat sadar dengan peran sejarah yang diembannya. Persis begitulah Muhammadiyah.

Belajar Lapang Dada dari Muhammadiyah

Bahkan kader Muhammadiyah sendiri tidak begitu cakap menjelaskan mengapa mereka lebih lapang dada menerima hasil politik elektoral. Sementara ormas dan kekuatan politik lain begitu getol. Jawabannya adalah, Muhammadiyah berdiri di atas entitas-entitas pragmatis.

Baca Juga  Iklan Muhammadiyah di Majalah Milik NU Tahun 1941

Jika Muhammadiyah katakanlah dapat menteri, mereka akan bekerja giat sama seperti jika tidak dapat jatah menteri. Itu sangat biasa. Gedung-gedung dakwah Muhammdiyah akan tetap aktif dengan urusan-urusan keummatan. Aktivis Muhammadiyah akan tetap bekerja untuk isu lingkungan, pendidikan, kesehatan dan sosial. Amal Usaha Muhammadiyah seperti rumah sakit, sekolah dan perguruan tinggi akan tetap fokus pada urusan nyata manusia.

Muhammadiyah bekerja dengan kenyataan, bukan dengan ilusi atau perasaan terancam. Apa yang dilakukan Muhammadiyah murni digerakkan oleh kenyataan politik, sosial dan ekonomi. Muhammadiyah selama satu abad mengajarkan hal penting yang diabaikan banyak kelompok Islam, yaitu bekerja dengan realitas.

Maka jangan kaget bahwa Muhammadiyah jadi ormas yang sangat tenang menghadapi gelombang politik elektoral. Bukannya tidak ikut-ikutan, tapi Muhammadiyah paham bahwa politik itu digerakkan oleh kekuatan ekonomi yang mahadahsyat. Sekadar mensukseskan kandidat itu persoalan teramat kecil dalam proses politik.

Muhammadiyah adalah organisasi yang selesai dengan dirinya sendiri. Kader Muhammadiyah terbiasa menghidupi organisasi dengan beragam cara yang sesuai dengan semangat emansipasi.

Tidak perlu menagih janji atau meminta belas kasihan kekuatan politik apapun. Kepercayaan umat Islam terhadap kerja-kerja Muhammadiyah sudah lebih dari cukup untuk membangkitkan semangat bekerja terus menerus.

Avatar
50 posts

About author
Penggiat Rumah Baca Komunitas (RBK), Yogyakarta. Mahasiswa Program Doktor UIN Sunan Kalijaga Yogyakarta.
Articles
Related posts
Tajdida

Islam Berkemajuan: Agar Umat Bangkit dari Kemunduran

7 Mins read
Islam Indonesia: Berkemajuan tapi Pinggiran Pada 2015 terjadi dua Muktamar mahapenting: (1) Muktamar Islam Nusantara milik Nahdlatul Ulama, (2) Muktamar Islam Berkemajuan…
Tajdida

Ketika Muhammadiyah Berbicara Ekologi

4 Mins read
Apabila dicermati secara mendalam, telah terjadi degradasi nilai-nilai manusia, nampakyna fungsi utama manusia sebagai khalifah fil ardh penjaga bumi ini tidak nampak…
Tajdida

Siapa Generasi Z Muhammadiyah Itu?

3 Mins read
Dari semua rangkaian kajian dan dialog mengenai Muhammadiyah di masa depan, agaknya masih minim yang membahas mengenai masa depan generasi Z Muhammadiyah….

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *