Perspektif

Bulan Terbelah: Salah Satu Mukjizat Rasulullah SAW

3 Mins read

Usman Alkhaibawi dalam Kitab Durratun Nashihin mengisahkan tentang mukjizat bulan terbelah ini bermula dari Habib bin Ibnu Malik dan beberapa raja jahiiyah di kota Syam menerima surat dari Abu Jahal. Maka Habib bin  Ibnu Malik beserta 12 ribu pasukannya menanyakan kebenaran berita Abu Jahal itu dan singgah di Abthah, suatu tempat dekat Mekah.

Maka ia pun memanggil Muhammad untuk datang menemuinya. Maka Rasulullah Saw elur diserta Abu Bakar As dan istrinya Siti Khadijah. Abu Bakar menghaturkan pakaian baju berwarna merah dan sorban hitam kepada beliau. Sedangkan Siti Khadijah berdoa;

اَللّهُمَّ انْصُرْ مُحَمَّدًا وَاَوْضِحْ حُجَّتَهُ

Ya  Allah, tolonglah Muhammad dan terangkanlah hujahnya/jawabnya.”

Mukjizat Bulan Terbelah

Maka berkatalah Habib bin Ibnu Malik: “Wahai Muhammad, engkau tahu bahwa para nabi itu mempunyai mukjizat, maka apakan engaku juga punya mukjizat?”

Maka Nabi SAW berkata, “Apakah yang engkau kehendaki?”

Raja Habib bin Ibnu Malik berkata: “Saya menghendaki agar matahari terbenam dan bulan keluar serta turun ke bumi dan terbelah menjadi dua, kemudian masuk di bawah sarungmu lalu yang separuh keluar dari lengan bajumu yang kanan dan separoh lainnya keluar lewat lengan bajumu yang kiri. Kemudian bulan itu kumpul lagi menjadi satu di atas kepalamu dan bersaksi terhadap keutusanmu, lalu kembali ke langit menjadi bulan yang beersinar, kemudian terbenam. Dan sesudah itu matahari terbit dan berjalan ke tempanya semula.”

Rasulullah bersaba: “Apabila aku sudah melakukan semua itu, apakah engkau mau  beriman kepadaku?”

Habib bin Ibnu Malik menjawab, “Ya mau, dengan syarat engkau bisa memberitahukan kepadaku apa–apa yang ada di dalam hatiku.”

Maka Nabi Saw keluar mendaaki gunung Abi Qubais lalu mengerjakan shalat dua rakaat dan membeberkan kedua tangannya seraya berdoa kepada Tuhannya. Maka turunlah Malaikat Jibril AS bersama dengan dua belas ribu Malaikat dengan panah di tangan mereka.Lalu malaikat Jibril bersalam kepada beliau serta mengabarkan bahwa Raja Habib bin Ibnu Mlik itu mempunyai seorang anak yang jtu terlentang tidak mempunyai dua tangan, tidak mempunyai dua kaki, dan tidak mempunyai dua mata. Juga diberitahukan bahwa Allah ta’ala telah mengembalikan kepadanya kedua tangannya, kedua kakinya, dan kedua matanya.

Baca Juga  Pengalaman Mendengar Ustaz Bangun Samudra

Maka Rasulullah pun menemui Raja Habib bin Ibnu Malik. Wajah beliau nampak bersinar dan bertambah gembira. Malaikat Jibril di angkasa berbaris lurus serta Rasulullah SAW berdiri di Maqam Ibrahim.

Keadaan Saat Mukjizat Terjadi

Saat itu matahari terbenam, Matahari seakan berlari kencang sehingga terbenam dan menjadi sangat bertambah gelap. Kemudian bulan pun terbit dengan terangnya. Maka tatkala bulan sudah meninggi, beliau memberikan isyarat dengan dua jarinya kepada bulan sehingga bulan itu nampak berlari turun ke bumi dan berdiri di hadapan Nabi AS sedang keadaan bulan itu bergerak seperti awan, kemudian terbelah menjadi dua dan masuk di bawah bajunya lalu yang separuh keluar dari lengan bajunya yang kanan dan yang separuh dari lengan bajunya yang kiri. Kemudian kembali menjadi bulan yang bersinar terang serta berseru dengan lantang:

اَشْهَدُ اَنْ لَا اِلَهَ اِلّا اللهُ وَاَشْهَدُ اَنَّ مُحَمًّدٌا عَبْدُهُ وَرَسٌوْلُهُ قَدْ اَفْلَحَ مَنْ صَدَقَتَ وَقَدْ خَابَ مَنْ خَالَفَكَ 

Saya bersaksi bahwa sesungguhnya tidak ada Tuhan melainkan allah dan saya bersaksi bahwa sesungguhnya Muhammad itu hamba Allah dan utusan-Nya. Sungguh bahagia orang yang membenarkan engkau dan sungguh rugi orang yang menyalahi engkau.

Kemudian bulan itu kembali ke langit menjadi bulan yang terang, kemudian menghilang. Maka matahari pun terbit seperti pertama kali.

Kisah Kesembuhan Putri Raja

“Masih ada satu syarat lagi!” kata Raja Habib,

Beliau menyahut, “Sungguh engkau mempunyai seorang putri yang terjatuh, tidak bertangan, tidak berkaki, dan tidak bermata. Dan sesungguhnya Allah ta’ala telah mengembalikan semua anggotanya.

Maka berdiri Raja Habib dan berkata: “Hai ahli Mekah, tidak ada kufur setelah iman dan tidak ada kearu-raguan setelah yakin, maka ketahuilah olehmu sekalian bahwa saya bersaksi Tidak ada Tuhan melainkan Allah yang sendirian tidak ada sekutu bagiNya, dan saya bersaksi bahwa sesungguhnya Muhammad itu hambaNya dan utusannya.

Baca Juga  Literasi Tak Hanya Tentang Aksara

Raja Habib bib Ibnu Malik masuk Islam diikuti seluruh bala tentaranya, sedangkan Abu Jahal beserta temantemannya tetap kafir.  Raja habib pulang ke negeri syam, disambut rakyatnya yang beramai-ramai masuk Islam. Anak putrinya yang terjatuh tidak bertangan, tidak berkaki, tidak bermata itu sudah sembuh total dan menyambut kedatangan ayahnya dengan Kalimah Syahadat masuk Islam.

***

“Hai Anakku, dari mana engkau mempelajari kalimah itu?” tanya habib.

“Anak putrinya menjawab, “Sewaktu saya tidur, saya didatangi seorang lelaki seraya berkata, “Sungguh ayahmu sudah masuk Islam. Maka apabila engkau masuk Masuk Islam, saya akan kembalikan kepadamu semua anggota badanmu dengan baik.’ Saya pun masuk islam dalam mimpi itu., dan pagi ini saya menjadi seperti ini.

Maka Raja habib bin Ibnu Malik pun bersujud syukur atas nikmat iman dan tambahan kenikmatan yang lain.

“Bulan Terbelah” dari Manuskrip Kuno, Raja India

Terdapat sebuah wawancara dengan Raja Valiyathampuram (87 tahun) dari Kodungallur di Central Kerala, beliau adalah keturunan dari Raja Cheraman Perumal (India pertama yang memeluk Islam pada awal abad ke-7).

Awal masuknya Islam ke India disebabkan peristiwa Bulan terbelah yang pada suatu malam, saat sang Raja bersama Istrinya berada di atas Istana. Tiba-tiba mereka menyaksikan Bulan yang terbelah menjadi dua bagian. Lewat para pengembara dan pedagang dari berbagai Negeri asing sang Raja pun akhirnya tahu bahwa kejadian itu merupakan Mukjizat Nabi Muhammad yang berada di Jazirah Arab.

Maka Sang Raja pun pergi menemui Rasulullah Saw setelah membagi-bagikan harta kerajaannya dan menunjuk putranya menjadi gubernur serta membagikan tanahnya kepada para pemimpin Lokal untuk menjamin kesejahteraan kehidupan kerajaannya.

Ia masuk Islam di tangan Rasulullah Saw yang disaksikan oleh Abu Bakar Radiallahu Anhu dan mengganti namanya menjadi Tajuddin, Sang Raja meninggal dalam perjalanan kembali ke India dan dimakamkan di jalan di tepi Laut Arab.

Baca Juga  Rekonstruksi Peradaban di Tengah Globalisasi

Editor: Nabhan

Avatar
77 posts

About author
Majelis Pustaka PCM Semin
Articles
Related posts
Perspektif

Fenomena Over Branding Institusi Pendidikan, Muhammadiyah Perlu Hati-hati!

4 Mins read
Seiring dengan perkembangan zaman, institusi pendidikan di Indonesia terus bertransformasi. Arus globalisasi tentu memainkan peran penting dalam menentukan kebutuhan pendidikan di era…
Perspektif

Hakim, Undang-Undang, dan Hukum Progresif

3 Mins read
Putusan hakim idealnya mengandung aspek kepastian, keadilan, dan kemanfaatan. Dalam implementasinya tidak mudah untuk mensinergikan ketiga aspek tersebut, terutama antara aspek kepastian…
Perspektif

11 Kategori Pengkritik Jurnal Terindeks Scopus, Kamu yang Mana?

2 Mins read
Dalam amatan penulis, ada beberapa kategori pengkritik jurnal terindeks scopus. Dalam tulisan ini, setidaknya ada 11 kategori yang saya temui. Berikut ulasan…

2 Comments

  • Avatar

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *