Inspiring

Haji Fachrodin: ”Aku ini Tamatan Sekolah di Bawah Pohon Sawo”

1 Mins read

Oleh: Djarnawi Hadikusuma

Haji Fachrodin adalah murid langsung dari KH Ahmad Dahlan. Pada masa mudanya bernama Mohammad Jazuli. Wajahnya hitam manis. Matanya bercahaya-cahaya dan hidung mancung. Bentuk bibirnya mencerminkan kemauan keras yang tidak mengenal rasa takut. Badannya tidak besar, tapi tegap dan kelihatan gagah.

Haji Fachrodin Anti Feodalisme

Sikap yang gagah itu bukanlah bentuk jasmaninya, melainkan pancaran dari hati yang keras dan berani, serta jiwa yang selalu bergejolak, dan memberontak. Gejolak inilah yang menyebabkan ia tidak tahan mengaji di Pesantren Wonokromo, Bantul, Yogyakarta. Dia lebih suka bebas, bekerja sendiri, belajar sendiri, berbuat sesuatu menurut kemauan sendiri.

Seperti biasanya anak-anak santri pada waktu itu, Mohammad Jazuli tidak pernah masuk sekolah, hanya mengaji. Setelah tamat mengaji di kampungnya sendiri, oleh ayahnya dikirim mondok di Pesantren Wonokromo. Beberapa bulan kemudian pesantren itu ditinggalkannya karena tidak betah. Tidak betah diikat oleh peraturan-peraturan dan tidak suka dengan macam-macam adat dan formalitas.

Oleh sebab itu, jabatan ayahnya sebagai abdi dalem Kraton pun tidak menyenangkan hatinya. Dalam suatu kesempatan, Sri Sultan Hamengkubuwono VIII (ayahanda Sri Sultan IX) berkenan mengunjungi upacara peresmian suatu amal usaha yang diadakan oleh Pengurus Besar Muhammadiyah. Pada waktu itu, Haji Fachrodin sudah menjabat Wakil Ketua Pengurus Besar. Fachrodin-lah orangnya yang tidak memberikan penghormatan sembah kepada Sri Sultan. Bukan karena suatu apa, melainkan sebab tidak suka dengan adat feodal. Dia adalah seorang yang radikal revolusioner walaupun tetap sopan dan hormat.

Sang Otodidak

Jika dia tidak bersekolah, darimanakah didapatnya keahlian mengarang, berpidato, berorganisasi, dan administrasi? Pada masa tenar-tenarnya, dia pernah berkata: “Aku ini tamatan sekolah di bawah pohon sawo.” Maksudnya, dia sama sekali tidak bersekolah. Maka jawabnya mudah. Dia adalah seorang otodidak, serba belajar sendiri. Pemimpin alamiah, pengarang alamiah, organisator alamiah, dan orator alamiah.

Baca Juga  Haji Fachrodin ke Ponorogo Diancam Bakal Dibunuh

Dia menjadi anggota Muhammadiyah pada tahun 1916 dengan nomor baku 5 dan langsung menjabat sekretaris sampai tahun 1921. Sesudah itu, jabatan tersebut dipegang oleh Mas Ngabehi Joyosugito, seorang terpelajar berpendidikan Barat yang amat teliti dan berpaham agama yang luas.

Sebagai Wakil Ketua Pengurus Besar, perhatian Haji Fachrodin tidak hanya ditujukan kepada masalah pimpinan. Dia masih giat bertabligh, turun ke daerah-daerah, dan masalah dana pun diperhatikan juga. Sering berjalan sendiri ke mana-mana hingga ke luar daerah. Tujuannya untuk mengumpulkan dana bagi keperluan persyarikatan, terutama pendirian Amal Usaha Muhammadiyah.

Sumber: buku Matahari-matahari Muhammadiyah karya Djarnawi Hadikusuma. Pemuatan kembali di www.ibtimes.id lewat penyuntingan

Editor: Arif

Avatar
1005 posts

About author
IBTimes.ID - Cerdas Berislam. Media Islam Wasathiyah yang mencerahkan
Articles
Related posts
Inspiring

Bintu Syathi’, Pionir Mufassir Perempuan Modern

6 Mins read
Bintu Syathi’ merupakan tokoh mufassir perempuan pertama yang mampu menghilangkan dominasi mufassir laki-laki. Mufassir era klasik hingga abad 19 identik produksi kitab…
Inspiring

Buya Hamka, Penyelamat Tasawuf dari Pemaknaan yang Menyimpang

7 Mins read
Pendahuluan: Tasawuf Kenabian Istilah tasawuf saat ini telah menjadi satu konsep keilmuan tersendiri dalam Islam. Berdasarkan epistemologi filsafat Islam, tasawuf dimasukkan dalam…
Inspiring

Enam Hal yang Dapat Menghancurkan Manusia Menurut Anthony de Mello

4 Mins read
Dalam romantika perjalanan kehidupan, banyak hal yang mungkin tampak menggiurkan tapi sebenarnya berpotensi merusak, bagi kita sebagai umat manusia. Sepintas mungkin tiada…

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *