Perspektif

Haji Indonesia Beradab dan Bermartabat

4 Mins read

Musim Haji Era Pandemi

Musim haji di era pandemi Covid-19 merupakan musim haji penuh tantangan yang tidak sederhana. Pemerintah Saudi Arabia Pada tahun 2020 hanya membuka kuota haji untuk 6.000 jamaah yang umumnya dari dalam negeri atau orang asing yang bermukim di Saudi Arabia. Bahkan pada tahun 2021, hanya mengizinkan 30.000 kuota jamaah haji, jumlah tersebut sangat sedikit dari kuota haji seluruh dunia yang umumnya mencapai 2 juta jamaah setiap tahun. Sementara, jamaah haji Indonesia terdiri dari 92.825 kuota haji reguler dan 7.226 kuota haji khusus. Kebijakan pembatasan ini tentu sebagai upaya mitigasi pengendalian wabah Covid-19.

Betapa tidak, jamaah haji Indonesia layaknya musim haji sebelumnya. Perlu sangat hati-hati tidak hanya dalam menjaga kesehatan dalam suhu tinggi yang berpotensi sampai 43°C-44°C, merujuk laporan Pusat Meteorologi Nasional Arab Saudi (NCM) memprediksi suhu tertinggi di Mekah dan Madinah saat musim Haji tahun ini mencapai 43 derajat Celsius dengan beragam potensi gangguan kesehatan yang diakibatkan, jamaah haji juga tetap harus waspada dengan pandemi Covid-19. Meskipun, sejak Ramadan tahun 2022, Menteri Kesehatan Arab Saudi, Fahd Al-Jalajel, mengumumkan tidak ada wabah penyakit yang sangat menular ataupun penularan Covid-19 yang meluas di antara jamaah umrah dan pengunjung di Makkah selama Ramadan 2022 ini, khususnya di Masjidil Haram.

Dalam pantauan petugas haji PPIH Arab Saudi 2022, jamaah haji Indonesia umumnya masih mengikuti instruksi pemerintah untuk tetap menjaga protokol meskipun tidak seketat di tanah air. Kepatuhan jamaah haji dan petugas haji menjadi sorotan penting yang menunjukkan tingginya adab bangsa Indonesia dalam menjaga perilaku selama menjalankan ibadah haji.

Jika dibandingkan dengan jamaah haji negara lain yang hampir semua sudah melepas protokol untuk tidak mengenakan masker, sementara masker tentu tidak hanya berfungsi sebagai tameng virus tapi juga dapat menjadi pelindung wajah dari terpaan debu dan terik matahari yang tajam.

***

Menurut keterangan Menteri Agama RI terkait pelaksanaan Haji dan Umroh tahun 2022, Pemerintah Indonesia dan Arab Saudi melakukan sejumlah pembatasan dalam rangka memenuhi protokol kesehatan serta melindungi jamaah haji Indonesia dari potensi penyebaran virus corona.

Baca Juga  Pembimbing Ibadah Siap Layani Jemaah Haji di Makkah

Meskipun demikian, jamaah haji tetap dapat melaksanakan ibadah haji dan umroh sesuai dengan tuntunan dan ketentuan hukum (fikih). Sehingga, esensi pelaksanaan ibadah hajinya tidak menyelahi ketentuan dan sah secara agama.

Beberapa adaptasi yang kemungkinan dilakukan pemerintah misalnya tata cara sai di masa pandemi, karena berdoa di Shafa dan Marwah termasuk amalan sunah yang tidak termasuk syarat sah sai maka bisa dilewatkan untuk mengurangi potensi berkumpulnya jamaah yang terlalu padat. Hal ini merujuk pada pandangan Imam Nawawidalam kitabnya Syarh Muslim Juz 8, h. 178.

Hal lain yang ditekankan Kementrian Agama dalam buku Panduan Manasik Haji dan Umroh di masa pandemi adalah tentang wukuf. Dalam hal ini, pemerintah Arab Saudi akan melakukan adaptasi waktu keberangkatan ke Arafah, diberikan rujukan beberapa pandangan ulama tentang kadar waktu wukuf di Arafah. Pun demikian dengan ketentuan badal haji dan safari wukuf bagi jamaah yang sedang sakit baik karena terindikasi Covid-19 maupun karena sakit yang lain.

Juga dijelaskan terkait potensi meninggalkan mabit di Musdalifah dan Mina yang jika dalam kondisi darurat pandemi, maka disebutkan bahwa insyaAllah hajinya tetap sah merujuk pada pendapat fuqaha mazhab Hanafi dan salah satu Riwayat Imam Ahmad dan Syafi’i yang menyatakan bahwa mabit di Mina hukumnya sunah.

Langkah Kementrian Agama yang memaparkan beragam rujukan ulama ini sebagai bentuk mitigasi pelaksanaan ibadah haji di masa pandemi Covid-19. Hal ini patut diapresiasi tinggi untuk meretas keraguan jamaah Haji Indonesia yang mungkin masih berpegang teguh pada tata cara rukun haji di saat kondisi normal.

Tata Kelola Haji yang Menunjukkan Martabat Negara yang Tinggi

Proses adaptasi tata kelola haji di masa pandemi tidak hanya dituangkan dalam teks panduan haji dan umroh yang diterbitkan oleh Kementrian Agama, hal ini dibarengi dengan upaya implementasi dengan menurunkan pembimbing haji untuk melakukan pencerahan dan penjelasan kepada seluruh jamaah agar semua bisa memahami kondisi yang sedang dihadapi saat ini.

Baca Juga  Islamophobia Itu Nyata! Begitu juga dengan PKI-phobia dan Liberalphobia

Hampir semua sektor pelayanan jamaah diperhatikan secara khusus mulai dari administasi, akomodasi, konsumsi, transportasi, bahkan sampai ke penyebrangan jamaah saja, petugas haji Indonesia diturunkan secara khusus.

Jargon haji yang mabrur, sehat, dan barokah, tidak sekadar slogan, tapi berusaha diwujudkan dengan melayani jamaah seaman dan senyaman mungkin dalam menjalankan rukun Islam ke-lima.

Setiap Petugas Haji menjalankan tupoksi sesuai SOP yang sudah diatur dengan sangat fleksibel dan humanis. Mereka bekerja dengan ikhlas 24 jam secara bergantian, mengubur dalam-dalam rasa lelah dan penat karena motivasi yang luhur menjadi pelayan tamu Allah SWT.

Setiap sektor di Daker (Daerah Kerja) di Makkah yang terdiri dari lima sektor tempat penginapan jamaah. Masing-masing berupaya menerapkan manajemen quick response atau respon cepat terhadap kejadian penting yang dialami Jamaah Haji Indonesia.

Visitasi tim kesehatan, tim ibadah, sampai ke tim konsumsi yang terus menerus melakukan monitoring dan evaluasi kinerja setiap divisi yang melayani jamaah. Kepala Sektor yang memegang peran strategis mengawal koordinasi secara intensif dengan semangat kolaborasi dan gotong royong.

Kebijakan pembagian zonasi berdasarkan embarkasi bukan sekadar membagi wilayah dan kuota jamaah. Bahkan sampai memperhatikan kecocokan menu makanan terhadap masing-masing kelompok jamaah berdasarkan daerah asal yang tentu selera terhadap menu makanan yang berbeda-beda. Sebut saja misalnya di sektor 1 mahbas JIN yang mayoritas dari Jawa Timur maka jamaah akan mendapatkan salah satu menu berupa soto ayam Lamongan misalnya.

***

Ini merupakan upaya menjaga kearifan lokal dan mengurangi potensi keluhan jamaah yang bisa berdampak pada stamina dan kesehatan. Respon mitigasi yang direncanakan secara totalitas berdampak pada kepuasan jamaah dalam menerima layanan petugas haji.

Tata kelola haji 2022 yang terintegrasi secara sistemik akan menujukkan martabat bangsa Indonesia yang tinggi dan berkemajuan. Sepanjang pengamatan petugas haji jika dibandingkan dengan kesiapan tim dari negara lain, maka petugas haji Indonesia sangat menonjol dan dominan baik dari sisi sebaran petugas dalam melayani maupun dari sisi manajemen yang sangat responsif dan kolaboratif.

Baca Juga  Riuh Pilpres 2024: Bela Capres Udah Kayak Bela Agama

Hikmah Ibadah Haji dan Persatuan Bangsa

Pembelajaran lain dalam pelaksanaan ibadah haji Tahun 2022 ini mengajarkan pentingnya persatuan dan kolaborasi dalam menunaikan setiap hajat berbangsa dan bernegara.

Ibadah haji melepaskan sekat-sekat antar golongan, meretas batas fanatisme warna politik tertentu, meleburkan ego faksi-faksi pendukung capres tertentu yang semua indikator tersebut di Tanah Air selalu menjadi momok yang menimbulkan polarisasi antar umat yang tidak jarang saling bergesekan secara keras di lapangan.

Jamaah haji Indonesia semuanya datang ke satu titik yang sama memenuhi panggilan Allah Swt dengan satu tujuan meraih haji yang mabrur. Jamaahnya sehat walafiat dan menggapai barokah Allah Swt dalam setiap rukun-rukun haji yang ditunaikan.

Selain misi suci ibadah haji, sesungguhnya jamaah haji Indonesia juga mengemban misi moralitas bangsa yang beradab dan bermartabat dengan patuh dan taat pada aturan-aturan yang telah ditata rapi oleh dirjen PHU beserta seluruh stakeholder yang terlibat dalam penyelenggaraan haji 1443 H ini.

Di mata dunia, khususnya negara-negara dengan penduduk Islam yang banyak, mereka akan berkaca pada pengelolaan haji Indonesia yang tangguh yang akhirnya akan mengangkat derajat NKRI di mata dunia.

Sebagai bangsa yang bermartabat, sudah selayaknya mengambil hikmah dari pelaksaan ibadah haji. Bersama Bersatu satu tujuan untuk mewujudkan Indonesia sebagai baldatun thayyibatun wa rabbun ghofur (QS. Saba’: 15).

Indonesia negara yang berlimpah kebaikan, negeri yang makmur dan damai “negeri yang baik dengan rabb Yang Maha Pengampun”.

Salam tangguh untuk Indonesia satu.

Labbaik allahumma labbaik.

Labbaik laa syarika laka labbaik.

Editor: Yahya FR

Avatar
6 posts

About author
Petugas Haji Indonesia
Articles
Related posts
Perspektif

Rashdul Kiblat Global, Momentum Meluruskan Arah Kiblat

2 Mins read
Menghadap kiblat merupakan salah satu sarat sah salat. Tentu, hal ini berlaku dalam keadaan normal. Karena terdapat keadaan di mana menghadap kiblat…
Perspektif

Salahkah Jika Non Muslim Ikut Berburu Takjil?

3 Mins read
Seluruh umat Muslim di seluruh dunia beramai-ramai melaksanakan ibadah puasa di bulan Ramadhan. Bahkan tidak jarang dari mereka yang melakukan tradisi ngabuburit…
Perspektif

Empat Nilai Puasa Ramadhan yang Membawa Kita Pada Ketakwaan

3 Mins read
Puasa bulan Ramadhan adalah salah satu pilar Islam (rukun Islam). Ia adalah kewajiban bagi setiap Muslim. Tujuan berpuasa adalah agar para pelakunya…

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *