Inspiring

Indonesia Kehilangan Pejuang Islam Wasathiyah yang Tercerahkan

1 Mins read

IBTimes.ID – Kabar tentang wafatnya cendekiawan Muslim, dan intelektual Indonesia, Prof. Dr. Azyumardi Azra, M.Phil, MA, CBE di Malaysia menyisakan duka mendalam bagi keluarga besar MAARIF Insttitute. Prof. Azra bukan sekadar seorang pemikir Muslim progresif, tetapi juga sebagai narasumber tetap di berbagai kegiatan MAARIF Institute.

Selain itu, kepergian Prof Edi, demikian beliau biasa disapa, bagi Maarif Institute merupakan kehilangan seorang pejuang Islam wasathiyah atau Islam moderat yang menjadi konsern utama Maarif Institute, lembaga yang menjadi legacy Buya Syafii yang juga sahabat sekaligus senior Prof Edi yang keduanya sama-sama dikenal sebagai intelektual tercerahkan dari ranah Minang.

“Indonesia berduka. Almarhum adalah salah satu tokoh berpengaruh di Indonesia, intelektual Tanah Air berkaliber dunia. Ide-idenya yang bernas dan analisisnya yang kritis tentang isu isu politik kebangsaan dan keummatan sangat mencerahkan. Terutama pada bidang ilmu kesejarahan,” ujar Direktur Eksekutif MAARIF Institute, Abd. Rohim Ghazali.

Sebagaimana Buya Syafii Maarif, Prof. Edi adalah salah satu tokoh intelektual, sejarawan Islam dan salah seorang pembaharu dan pejuang Islam wasathiyah yang tercerahkan yang paling berpengaruh di lingkungan dunia pendidikan Islam. Pemikiran-pemikiran beliau cenderung bersifat progresif, normatif dan terbuka untuk pemikiran yang rasional.

Prof Edi juga dikenal sebagai seorang ilmuwan organik yang tulisan tulisannya sangat artikulatif, reflektif, dan responsif terhadap dinamika perkembangan zaman.

Semasa hidupnya, Prof Edi, dikenal sebagai sosok ilmuwan yang luwes dalam pergaulan, dan sangat produktif menulis. Baik karya karya dalam bentuk buku, artikel dan tulisan-tulisan lainnya di media massa.

Karyanya yang berjudul Jaringan Ulama Timur Tengah dan Kepulauan Nusantara Abad XVII & XVIII: Akar Pembaruan Islam Indonesia yang berasal dari disertasinya di Universitas Colombia, New York, Amerika Serikat, merupakan karya monumental. Buku ini adalah hasil penelitian selama lebih dari dua tahun di berbagai kota dan perpustakaan. Mulai dari Banda Aceh, Sumatera Barat, Jakarta, Ujung Pandang, Yogyakarta, Kairo, Mekkah, Madinah, Leiden, New York City, sampai Ithaca (New York State).

Baca Juga  Abdullah: Cahaya Kesederhanaan Pendidik Kota Angin

Selamat jalan Prof Edi, semoga husnul khotimah. Kontribusi keilmuan dan ragam pemikiran yang mencerahkan akan menjadi amal jariyah, khususnya bagi masyarakat akademik, dan bangsa Indonesia.

Editor: RH

Avatar
1518 posts

About author
IBTimes.ID - Rujukan Muslim Modern. Media Islam yang membawa risalah pencerahan untuk masyarakat modern.
Articles
Related posts
Inspiring

Profesor Zamzani dan Cinta Bahasa Indonesia

2 Mins read
Pada pertengahan Agustus 2012, saya pertama kali bertemu dengan Dekan Fakultas Bahasa dan Seni (FBS), Prof. Dr. Zamzani. Pertemuan ini terjadi dengan…
Inspiring

Reverter de La Guardia, Komandan Kristen Dinasti Al-Murabitun

3 Mins read
Sejarah Andalusia pada masa Reconquista sering kali dilukiskan dalam nuansa hitam dan putih yang mencolok—para ksatria Kristen bertempur melawan para emir Muslim,…
Inspiring

Amina Wadud: Al-Qur'an Tidak Mempromosikan Poligami

3 Mins read
Isu poligami dalam Islam selalu menjadi bahan diskusi yang hangat. Dari ruang pengajian hingga forum akademik, topik ini tak pernah kehilangan daya…

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *