Turki merupakan sebuah negara yang memiliki kesejarahan Islam yang panjang. Memiliki rekam jejak sejarah kerajaan Islam seperti Bizantium, Seljuk, Utsmani hingga transisi sistem pemerintahan dari kerajaan ke republik yang kita kenal dengan Turki Modern.
Peradaban panjang yang telah dilewati Turki sebagai negara mayoritas Islam, tidak lepas dari beberapa kebijakan-kebijakan yang bernuansa Islam. Turki telah berubah drastis ketika peralihan dari sistem monarki ke republik oleh Attaturk pada 1923. Sejak peralihan status negara tersebut, Turki telah menyusun kebijakan-kebijakan dalam negaranya layaknya negara sekuler.
Islam di Turki
Turki tidak hanya berpenduduk Islam, melainkan banyak ragam etnis, agama, dan budaya yang bertemu di Turki. Terutama Turki di awal-awal sejarah Islam. Di sana ada agama Kristen yang dianut oleh Romawi dan bertemu dengan budaya Persia dan Asia. Selain itu, ia juga dipertemukan dengan Seljuk. Maka setelah utu, berdirilah kekaisaran Usmaniyah setelah mampu menaklukan kekuasaan Romawi Timur yang puncaknya di zaman Muhamamd II bergelar Al-Fatih pada 1453.
Di masa awal, Turki di merupakan wilayah kekuasaan oleh Romawi Timur dengan pusat kerajaan Biyzantium yang berkuasa kurang lebih 4 abad.
Pada 395, Romawi terpecah dua, yakni Romawi Barat dan Romawi Timur. Kemudian di tangan Romawi Timur, Biyzantium diubah menjadi Konstantinopel dan dijadikan sebagai ibukota.
Kemudian pada abad ke-12, wilayah Konstantinopel mampu ditaktulkan pasukan Muslim yang dipimpin oleh Muhammad al-Fatih. Sehingga, Konstantin berubah nama menjadi Istanbul (Tahta Islam) sebagai pusat ibukota Kerajaan Usmaniyah/Turki Usmani/Ottoman.
Pada tahun 1453, setelah penaklukannya atas Romawi Timur, Islam semakin dominan di Turki. Gereja-gereja peninggal Romawi kala itu seperti Hagia Shopia dialih fungsikan menjadi masjid, hingga masuk dalam tahun 1920-an Islam telah jaya menduduki negara Turki. Di tahun 1923, Turki telah bertransformasi menjadi sebuah negara yang republik/sekuler di tangan Mustafa Kemal Attaturk.
Peralihan ini, tidak lain sebagai jalan kemajuan Islam dalam menyikapi politik dunia. Karena untuk kemajuan negara, perlu memisahkan antara agama dan negara untuk bisa jalan sendiri-sendiri. Tapi, tidak meninggalkan agama sebagai pondasi dalam hidup beragama dan bernegara.
Era modern dari peralihan sistem negara membuat peradaban Islam berangsur meredup. Misalnya Masjid Hagia Shopia dijadikan museum, pelarangan pengajaran agama Islam, dan pembatasan jumlah masjid.
Dinamika Politik di Turki
Semenjak naiknya Kemal Attaruk sebagai presiden Turki, Turki menerapkan sistem negaranya dengan sistem republik, yakni dipimpin oleh presiden dan beberapa perdana menteri.
Turki tidak pernah lepas dari masyarakat Islam yang masih saja memiliki jiwa keislaman yang masih mau memperjuangkan Islam sebagai nuansa pertama di negara Turki.
Setelah kontrol otoriter pada 1946, banyak orang terpanggil tergabung dalam advokasi agama. Pada 1949, pemerintah mendirikan fakultas keilahian di Universitas Ankara. Mereka mempercayai bahwa Islam menjadi salah satu cara yang efektif untuk melawan ide-ide sosialis .
Turki dalam dinamika politik dan keinginannya untuk menjadi negara modern ialah seperti negara-negara Eropa dan Barat. Turki mencontoh negara Barat dengan cara westernisasi di segala aspek, dimulai dari politik, hukum, pendidikan, hingga budaya.
Turki memiliki 3 pondasi dasar berdirinya Turki Modern, yaitu sekulerisme, modernisme, dan nasionalisme.
Sekulersime berarti memisahkan antara urusan agama dengan negara. Artinya sekulerisme ini menjadi penyebab pemisah politik luar negeri Turki terhadap Timur Tengah. Karena, Timur Tengah memiliki mayoritas penduduk Islam dan Turki lebih condong kearah Barat dan Eropa yang memiliki kesamaan ideologi.
Sedangkan modernisme, merupakan prinsip kedua landasan Turki modern setelah sekulersime.
Modernisme ini diwujudkan dengan cara westernisasi, artinya semua aspek di dalam kehidupan di Turki meniru budaya Barat. Mulai dari bentuk pemerintahan dari monarki menjadi republik dengan demokrasi sebagai landasannya.
Modernisasi ini diterapkan karena Turki melihat Barat memiliki kesejahteraan di dalam penerapannya termasuk di dalam ekonomi. Sedangkan pada saat itu, kondisi perekonomian Turki terpuruk akibat perang yang berkepanjangan.
Modernisasi ini juga yang menyebabkan Turki meninggalkan Timur Tengah yang dianggap masih terbelakang dan menganggap Timur Tengah bukan partner yang baik untuk mengembangkan negaranya pada saat itu.
***
Terakhir, landasan ideologi yang ketiga yakni nasionalisme.
Mustafa Kemal Attaturk pada saat itu menginginkan pemurnian identitas kebangsaan yang selama ini tercampur dengan kebudayaan Timur Tengah pada pemerintahan Turki Usmani, caranya yaitu dengan merubah segala identitas yang berbau Arab, seperti gaya hidup, berpakaian, dan juga bahasa.
Ini terlihat dari dihapusnya segala lembaga syariah, dan juga di dalam aspek agama yaitu azan diganti dengan bahasa Turki.
Penyebab Kemal mereformasi Turki dari monarki ke republik karena ia menilai ideologi Islam yang diterapkan oleh Turki Usmani tidak cocok dilihat dari banyaknya kegagalan dan juga kehancuran Turki Usmani dalam perang dunia I.
Pada saat itu Turki mengalami masa krisis, perekonomian yang tidak dapat tumbuh, keadaan semakin parah ketika Yunani melancarkan serangan yang mengakibatkan keadaan Turki semakin parah.
Akan tetapi, pada saat itu, sekularisme yang dibawa oleh Mustafa Kemal mengalami berbagai masalah, dalam kurun waktu 50 tahun terakhir. Setidaknya, telah terjadi 3 kali kudeta militer yaitu saat pemilu Turki yang dimenangkan oleh Partai Refah yang berafiliasi terhadap Islam. Pada akhirnya, mahkamah konstitusi membubarkan Partai Refah dan melarang segala aktifitas partainya.
Turki dalam Sistem Republik
Negara Turki menjadi sebuah negara yang bersistem republik/sekuler tepat ketika turunya Majid I dan Majid II dalam kurun tarikh 1920-an.
Setelah itu, tepat 1923 Turki telah bertanformasi menjadi sebuah negara yang layaknya baru lahir dengan nuansa konsep sekuler dan seluruh kebijakan yang pernah ada dirubah. Masa itu menandai awal mula negara Turki menjadi negara yang menggunakan kacamata negara Barat dan Eropa.
Mengukuhkan presiden pertama Turki yakni Mustafa Kemal Attaturk sebagai kepala tertinggi dalam negara Turki. Saat kepemimpinan Kemal lah, Turki menjadi sebuah negara baru dengan sistem republik Turki. Semenjak itu, sistem monarki masa Kekaisaran Turki Usmani hilang dan tidak berbekas.
Musatafa Kemal Attaturk merupakan seorang tokoh gerakan pembaharuan di Turki. Semangat nasionalismenya yang sangat tinggi mendorongnya untuk melakukan perubahan di Turki yang bertujuan untuk bersaing dengan negara-negara maju di Eropa dan Barat.
***
Mustafa Kemal memulai perjuangannya dengan memimpin pasukan Turki dalam perang kemerdekaan melawan negara penjajah seperti Inggris, Prancis, Yunani, dan Italia.
Mustafa Kemal beranggapan bahwa untuk menjadi negara maju, masyarakat Turki harus meubah gaya tradisional ke arah kehidupan bergaya modern seperti negara Eropa dan Barat.
Revolusi pemerintahan Turki ini dimulai pada 1919-1923 dengan tujuan mengubah segala aspek kehidupan di Turki ke arah yang lebih modern. Kemal bersama kawan-kawannya tidak lagi mengakui keberadaan pemerintahan Usmani, karena dianggap sudah tidak mampu lagi melaksanakan tugas yang semestinya.
Sehingga ia mendirikan Dewan Nasional pada Juli 1920 dengan mendasarkan pada pemerintahan rakyat dalam praktek kenegaraan. Dengan adanya hal tersebut terbentuklah dua pemerintahan di Turki yaitu pemerintahan Sultan di Istanbul dan Dewan Nasional di Ankara.