Tarikh

Khilafah Islamiyah (2): Sebuah Perjalanan Sejarah

5 Mins read

Zaman Khulafaur Rasyidin

Khilafah Islamiyah Khulafaur Rasyidin berasal dari dua kata yakni khulafa’ dan ar-rasyidin. Khulafa’ berarti “pengganti“. Sedangkan kata ar-rasyidin yaitu “mendapat petunjuk.” Jadi,  Khulafaur Rasyidin adalah para pengganti yang mendapatkan petunjuk. Khulafaur Rasyidin ialah para pemimpin yang menggantikan tugas-tugas Rasulullah SAW. sebagai kepala negara, kepala pemerintahan dan pemimpin umat.

Khulafaur Rasyidin adalah para khalifah yang sangat arif bijaksana. Mereka adalah keempat sahabat Nabi yang terpilih menjadi pemimpin kaum muslimin setelah Nabi Muhammad SAW wafat. Pemilihan Khalifah pertama dilakukan dengan musyawarah mufakat dan bai’at.

Zaman Khulafaur Rasyidin adalah masa kekhalifahan pertama, dimulai oleh Abu Bakar (632-634), Umar bin Khattab (634-644), Utsman bin ‘Affan (644-656), dan Ali bin Abi Thalib (656-661). Masa inilah yang disebut juga masa Kekhalifahan Rasyidin.

Suksesi dilakukan dengan tiga prosedur; penunjukan, konsultasi, dan baiat. Dalam proses ini, empat nama dari sahabat paling awal masuk Islam dan dekat dengan Nabi Muhammad masuk ke dalam bursa, yakni Abu Bakar, Umar bin Khattab, Usman bin Affan, dan Ali bin Abi Thalib.

Setelah perdebatan alot di kalangan muslim, akhirnya disepakati menunjuk Abu Bakar sebagai khalifah pertama. Kemudian, namanya dikonsultasikan kepada sahabat lainnya. Usai disetujui, baru Abu Bakar dibaiat menjadi khalifah pertama sepeninggal Nabi Muhammad (632-634M).

Terpilihnya Abu Bakar telah membangun kembali kesadaran dan tekad umat untuk bersatu melanjutkan tugas-tugas mulia nabi. Dalam pidato pengukuhannya, dengan jelas Abu Bakar berkata, “Wahai manusia! Aku telah diangkat untuk mengendalikan urusanmu, padahal aku bukanlah orang yang terbaik di antaramu. Maka jikalau aku dapat menunaikan tugasku dengan baik, bantulah (ikutlah) aku, tetapi jika aku berlaku salah, maka luruskanlah!”

***

Pada masa pemerintahan Umar bin Khatab, wilayah Islam semakin luas sampai ke Mesir, Irak, Syam, dan negeri-negeri Persia lainnya. Umar lah yang pertama kali membentuk badan kehakiman dan menyempurnakan pemerintahan.

Juga meneruskan usaha Abu Bakar dalam membukukan Al-Qur’an. Beliau wafat pada usia 63 tahun. Memerintah selama 10 tahun 6 bulan. Ia wafat oleh tikaman pedang Abu Lu’lu’ah, seorang budak milik al-Mughirah bin Syu’bah saat shalat Shubuh.

Utsman bin ‘Afan Sang Khalifah ketiga, mendapat gelar “Ghaniyyun Syakir” yakni orang kaya yang banyak bersyukur kepada Allah SWT. Ia tak segan-segan untuk ikut berperang dan tidak pernah menjaga jarak dengan masyarakat kelas bawah.  

Baca Juga  Ali bin Abi Thalib: Sang Putra Ka'bah

Ia diberi julukan “Dzun Nurain” (Yang memiliki dua cahaya) karena memperisitri dua anak perempuan Rasulullah, yaitu Ruqayyah dan Ummu Kullsum.  Jasa-jasa Usman bin Affan di antaranya: menyalin dan membukukan Al-Qur’an menjadi beberapa naskah. Dan beliau menetapkan pelafalan bacaan Al-Qur’an menjadi seragam dan serentak, tidak ada perbedaan. Mushaf tersebut dinamakan “Mushaf Usmani” sebagai penghargaan atas jasa beliau. .

Khulafaur Rasyidin berakhir dengan terbunuhnya Khalifah Ali bin Abi Thalib oleh Abdurrahman bin Muljam. Abdurrahman bin Muljam berasal dari kelompok Khawarij atau yang tak sepakat dengan Ali bin Abi Thalib. Era ini sekaligus mengawali kemunculan sektarian di Islam, yakni munculnya kelompok Sunni, Syiah, dan Khawarij.

Keempat khalifah tersebut selain berhasil melanjutkan perjuangan Nabi Muhammad SAW dalam menegakkan ajaran tauhid, juga sukses dalam memperluas penyebaran dan mengharumkan nama Islam. Dalam menjalankan tugasnya, para Khulafaur Rasyidin senantiasa meneladani kepemimpinan Rasulullah. Sifat dan akhlaknya sebagai pemimpin masyarakat, kepala negara, dan kepala pemerintahan tercermin dari sifat-sifat utama yang dimilikinya.

Zaman Kekhalifahan Umayyah

Sepeninggal Khulafaur Rasyidin, umat Islam diperintah oleh Bani Umayyah, yaitu anak turun Umayyah bin Abd Shams. Dinasti Umayyah atau  Kekhalifahan Umayyah adalah  kekhalifahan Islam pertama setelah masa  Khulafaur Rasyidin. Khalifah Bani Umayah memerintah di Jazirah Arab dan sekitarnya dari 661-750 M.  Selanjutnya dari 756 M sampai 1031 M memerintah di CordobaSpanyol dan dikenal sebagai  kekhalifahan Cordoba.

Masa kekhilafahan Bani Umayyah hanya berumur 90 tahun yaitu dimulai pada masa kekuasaan Muawiyah bin Abu Sufyan, yaitu setelah terbunuhnya Ali bin Abi Thalib, dan kemudian orang-orang Madinah membaiat Hasan bin Ali. Namun Hasan bin Ali menyerahkan jabatan kekhalifahan ini kepada Mu’awiyah bin Abu Sufyan dalam rangka mendamaikan kaum muslimin yang pada masa itu sedang dilanda bermacam fitnah.

Kekhalifahan Abbasiyah

Setelah Khalifah Umayyah berlalu, umat Islam diperintah oleh Abbasiyah. Sebuah dinasti asal Mekah yang diturunkan dari Hasyim, kakek buyut Muhammad. Kekhalifahan Bani Abbasiyah (dari 750 M/132 H sampai 1258 M/656 H) adalah kekhalifahan kedua Islam yang berkuasa di Baghdad (sekarang ibu kota Irak).

Pendiri Dinasti Abbasiyahadalah Abdullah al-Saffah bin Muhammad bin Ali bin Abdullah bin al-Abbas dan memindahkan ibu kota dari Damaskus ke Baghdad. Kekhalifahan ini berkembang pesat dan menjadikan dunia Islam sebagai pusat pengetahuan dunia. Kekhalifahan ini berkuasa setelah merebutnya dari Bani Umayyah dan menundukkan semua wilayahnya kecuali Andalusia.

Baca Juga  Kisah Kebobrokan Khalifah-Khalifah di Masa Awal Islam

Kekhalifahan Bani Abbasiyah  berkembang selama tiga abad, pelan-pelan meredup setelah naiknya bangsa Mamluk (Turki) yang sebelumnya merupakan bagian dari tentara kekhalifahan Abasiyah sendiri. Kejatuhan total pada tahun 1258, disebabkan serangan bangsa  Mongol yang dipimpin Hulagu Khan yang menghancurkan Baghdad dan tak menyisakan sedikit pun dari pengetahuan yang dihimpun di perpustakaan Baghdad.

Kekhalifahan Utsmaniyah

Kekhalifahan Utsmaniyah didirikan setelah umat Islam menaklukkan Mamluk Mesir pada tahun 1517.  Dr. Ali Muhammad  ash-Shalabi dalam buku berjudul Bangkit & Runtuh Khilafah Utsmaniyah menyebutkan bahwa Khilafah Utsmaniyah di bawah kepemimpinian Muhamad Al-Fatih mampu merealisasikan nubuwwah Rasulullah SAW tentang ditaklukkannya Romawi dan Konstirntinopel.

Kemenangan diraih berkat tersedianya empat faktor pendukung, yaitu; (1) warga negara yang memiliki mental mujahid di jalan Allah; (2) penerapan yang baik dalam taktik perang yang sesuai dengan Islam; (l) adanya penimpin yang memiliki kemampuan memadai; (4) besar peran/andilnya ulama dalam membina dan mengkader generasi muda

Sebaliknya peradaban yang telah dimiliki berabad-abad lamanya, menjadi keropos dan akhirnya tumbang disebabkan: (1) para pemimpin telah teracuni wabah hedonisme Barat yang jauh dari agama; (2) warga negara sudah tidak taat beragama sehingga mengendurkan gelora jihad; (3) sekularisasi hukum, pendirian lembaga-lembaga yang bekerja dengan menggunakan hukum positif dan menjauhi syariah Islam dalam segala bidang, baik bisnis, politik, dan ekonomi; (4) peran ulama yang sudah terpinggirkan ke masjid semata, jauh dari hiruk-pikuk kehidupan; (5) solidaritas musuh-musuh pemerintahan Utsmani yang terus menerus melakukan penetrasi nilai-nilai Barat dalam semua tingkatan budaya, ekonomi, dan politik.

Jatuhnya Khalifah Islamiyah

Sebuah khilafah (sistem kepemimpinan) jatuh tidak lepas dari peran penghianat dan para kufar (penolak).

إِنَّ اللَّهَ يُدَافِعُ عَنِ الَّذِينَ آمَنُوا إِنَّ اللَّهَ لَا يُحِبُّ كُلَّ خَوَّانٍ كَفُورٍ

 “Sesungguhnya Allah membela orang-orang yang beriman. Sesungguhnya Allah tidak menyukai tiap-tiap Khawwan lagi Kafur.” (Qs. Al-Hajj: 38)

Khawwan adalah pengkhianat besar. Kafur adalah orang dengan kekafiran besar atau pengingkar nikmat. Khawwan lebih dahulu disebut sebelum kafur. Dan selalu begitu. Para pengkhianat selalu menjadi mukadimah untuk kehancuran jamaah orang-orang beriman yang berakhir di tangan orang-orang kafir, tidak mensyukuri nikmat, yakni orang-orang yang menutup perkara yang hak dan menjegalnya (Tafsir Ibnu Katsir)

Baca Juga  Jihadis yang Gagal Paham terhadap Nash Jihad

Hari Jum’at tanggal 7 Shafar 656 H. Kota Baghdad, pusat peradaban dunia terbesar masa itu  sekaligus Ibukota Khilafah Abbasiyyah, jatuh. Hari Jum’at itu adalah puncak kehancuran wilayah khilafah dan akhir dari keseluruhan kebesaran untuk selamanya.

Hulaghu Khan,  pemimpin pasukan Mongolia, hari itu masuk ke dalam istana khalifah terakhir Abbasiyyah, Musta’shimbillah. Dia datang beserta istri dan para pengawalnya. Seluruh elemen kekhilafahan Baghdad telah lumpuh. Khalifah sudah menyerah. Hulaghu meminta Musta’shim menunjukkan semua simpanan kekayaan di istananya. Dengan sangat hina, Musta’shim menunjukkan semua kekayaannya dalam istana. Kemudian Hulaghu membagikan perhiasan dan kekayaan itu kepada istrinya dan para pengawal dekatnya.

Kerajaan Islam terakhir yang mampu bertahan hingga jatuhnya Khilafah Islamiyyah, adalah Khilafah Utsmaniyyah. Setelah beberapa abad menguasai dua pertiga dunia, kekhalifahan Utsmaniyah juga jatuh. Kerajaan Turki juga secara resmi dibubarkan pada 3 Maret 1924 M bertepatan dengan 27 Rajab 1342 H oleh Mustafa Kemal Atartuk. 

Kejayaan Islam yang sudah tegak sejak 13 abad lalu dan menguasai dua per tiga dunia, kini tinggal jadi fakta sejarah yang umat manusia. Umat Islam yang dahulu bersatu dalam penerapan syariat Islam dengan Al-Quran sebagai dasar negara hancur tercerai-berai menjadi lebih dari 50 negara

Kekhilafahan  di Indonesia

Secara umum, sistem khilafah Indonesia berbentuk republik, Pancasila, dan Islam. Republik adalah bentuk negaranya, Pancasila merupakan dasar negara yang digali dari budaya Indonesia kemudian disepakati. Hasil kesepakatan nasional itu dirumuskan secara resmi tanggal 18 Agustus 1945 yaitu dalam Pembukaan UUD 1945. Kebetulan, corak budaya Indonesia mayoritas dijiwai oleh ajaran-ajaran Islam. 

Dalam Muktamar Muhammadiyah Ke-47 pada tanggal 18-22 Syawwal 1436 Hijriyah bertepatan 3-7 Agustus 2015 Miladiyah di Makkassar, Pimpinan Pusat Muhammadiyah mempresentasikan materi tentang “Negara Pancasila Sebagai Darul Ahdi Wa Syahadah”. Bahwa Negara Pancasila merupakan hasil konsensus nasional (dar al-‘ahdi) dan tempat pembuktian atau kesaksian (dar al-syahadah) untuk menjadi negeri yang aman dan damai (dar al-salam) menuju kehidupan yang maju, adil, makmur, bermartabat, dan berdaulat dalam naungan ridla Allah SWT

Anggota Dewan Syariah MUI, M Cholil Nafis menyatakan bahwa mengganti Pancasila dengan sistem khalifah, berarti pengkhianatan terhadap janji persatuan.

Editor: Yahya FR

Avatar
77 posts

About author
Majelis Pustaka PCM Semin
Articles
Related posts
Tarikh

Ahli Dzimmah: Kelompok Non-Muslim yang Mendapat Perlindungan di Masa Khalifah Umar bin Khattab

2 Mins read
Pada masa kepemimpinan khalifah Umar bin Khattab, Islam mengalami kejayaan yang berkilau. Khalifah Umar memainkan peran penting dalam proses memperluas penyebaran Islam….
Tarikh

Memahami Asal Usul Sholat dalam Islam

5 Mins read
Menyambut Isra Mi’raj bulan ini, saya sempatkan menulis sejarah singkat sholat dalam Islam, khususnya dari bacaan kitab Tarikh Al-Sholat fi Al-Islam, karya…
Tarikh

Menelusuri Dinamika Sastra dalam Sejarah Islam

3 Mins read
Dinamika sastra dalam sejarah Islam memang harus diakui telah memberikan inspirasi di kalangan pemikir, seniman, maupun ulama’. Estetika dari setiap karya pun,…