Review

Baca Buku ini Dulu, Sebelum Memahami Mazhab Syafi’i

3 Mins read

Pembuka Memahami Mazhab Syafi’i

Salah satu mazhab terkenal dalam fikih adalah mazhab Syafi’i. Mazhab ini dihubungkan dengan al-Imam Muhammad bin Idris al-Syafi’i, sebagai pendiri mazhab.  Di Indonesia dan wilayah Melayu, mazhab ini banyak dianut oleh masyarakat muslim.

Untuk memahami bagaimana pola pikir dan perkembangan mazhab ini, perlu digali beberapa informasi yang berhubungan dengannya. Banyak peneliti dan pakar yang telah membahas mazhab ini.

Salah satu buku yang komprehensif tentang hal ini adalah karya Dr. Yusuf Umar al-Qawasimi, berjudul al-Madkhal ila Mazhab al-Syafi’i. Syaikh Musthafa Sa’id Khan, dalam memberikan pengantar pada buku ini menyatakan bahwa salah satu ulama terkemuka di dunia adalah Imam Syafi’i.

Beliau diberikan ilmu oleh Allah Swt untuk menyusun kaidah dalam ushul fikih.  Kaidah ini menguatkan ulama setelahnya dalam menyusun dan membahas ilmu fikih yang memberikan solusi bagi problematika kehidupan.

Tak dapat disangkal, Imam Syafi’i adalah ulama yang pertama kali menyusun ilmu ini secara sistematis. Ibnu Khaldun menyepakati hal ini.

Cikal bakal ushul fikih sejatinya muncul sebelum Imam Syafi’i. Bahkan kaidah ini telah berserakan pada lisan ulama sebelumnya, baik pada zaman sahabat maupun setelahnya.  Akan tetapi mereka belum menyusunnya secara sistematis hingga Imam Syafi’i menyusunnya.

Al-Madkhal ila Mazhab al-Syafi’i

Buku ini ditulis oleh seorang pakar kajian keislaman. Terlebih, buku ini diberi kata pengantar oleh ahli hukum Islam terkenal, yaitu Syaikh Musthafa Sa’id Khan.

Buku ini, disusun memiliki beberapa tujuan. Pertama, memahami secara mendalam semangat ijtihad Imam Syafi’i, faktor-faktor pendorong ijtihad, dan dampaknya dalam perkembangan pemikiran keislaman.

Kedua, pembahasan historisitas mazhab Syafi’i. Kajian ini diarahkan mulai dari munculnya peletakan dasar kajian sampai pada penyusunan al-Risalah, juga pemaparan mengenai pemuka-pemuka mazhab dari sisi historis.

Baca Juga  Beda Mazhab Boleh, Tidak Toleran Jangan

Ketiga, memberikan kemudahan kepada para pembahas, mahasiswa, dan pakar yang fokus pada kajian mazhab Syafi’i, menampilkan beberapa istilah penting dalam karya-karya di mazhab Syafi’i, dan mengklasifikasikan karya tersebut pada beberapa kajian ilmu.

Buku-Buku Sebelumya

Penulis buku ini mengakui walaupun buku yang disusunnya ini dianggap komperehensif, namun pengakuan terhadap karya sejenis sebelumnya diungkapkan dengan jelas.  Karya sejenis yang diangkat dan sebagiannya dijadikan referensi penulisan buku ini antara lain:

  1. Karya Syaikh Abu Zahrah yang berjudul al-Syafi’i: Hayatuhu, wa ‘Ashruhu, wa Ara’uhu, wa Fiqhuhu. Buku ini diterbitkan di Kairo. Awalnya berupa catatan ceramah kemudian dibukukan. Buku ini relatif jarang mencantumkan referensi, sehingga perlu penelaahan lebih lanjut.  Sejarah mazhab tidak dijelaskan secara detail.
  2. Karya Syaikh Abdul Ghani al-Daqar.  Buku ini diterbitkan pertama kali di Damaskus pada tahun 1972 dengan judul al-Imam al-Syafi’i Faqih al-Sunnah al-Akbar. Buku ini menjelaskan sejarah mazhab Syafi’i secara detail, dikuatkan oleh referensi mengenai sejarah tokoh dan generasinya, namun tidak membahas secara mendalam mengenai istilah-istilah penting pada mazhab Syafi’i.
  3. Buku al-Imam al-Syafi’I Faqih(an) wa Mujtahid (an). Buku ini merupakan kumpulan hasil pembahasan 22 ulama kontemporer pada seminar internasional yang diselenggarakan di Malaysia pada tahun 1990.  Objek utama kajian seminar adalah tentang Imam al-Syafi’i yang dihubungkan dengan peringatan 12 abad wafatnya Imam al-Syafi’i. Buku ini membahas banyak hal tentang Imam al-Syafi’i dan mazhabnya. Juga beberapa permasalahan dalam lingkup dua hal ini.
  4. Karya Dr. Imam Nahrawi dari Indonesia. Buku ini berjudul al-Imam al-Syafi’i fi Mazhabay al-Qadim wa al-Jadid.  Buku ini merupakan disertasinya pada tahun 1970 di al-Azhar, Mesir, dan dicetak di Kairo pada tahun 1988.  Kajian pada buku ini fokus pada model ijtihad Imam al-Syafi’i dalam mazhab al-qadim dan al-jadid serta perbandingan keduanya.
  5. Tesis Abdul Aziz Abdul Qadir Qadi Zadah di Universitas Islam Madinah tahun 1404 H, dengan judul al-Imam al-Syafi’i wa al-Masa’il allati U’tumidat min Qaulihi al-Qadim.  Buku hasil penelitian ini tidak diterbitkan.
  6. Tesis Salwan Abdul Khaliq di Universitas Islam Sadam, Bagdad tahun 1998.  Penelitian ini membandingkan qaul al-qadim dan al-jadid perspektif kitab al-Minhaj karya Imam al-Nawawi. Tesis yang berjudul al-Imam al-Syafi’i wa Madzhabuhu al-Qadim wa al-Jadid ini tidak diterbitkan.
  7. Disertasi Hasan Muhammad Salim Abu ‘Id pada Fakultas Syariah di Al-Azhar pada tahun 1976. Penelitian ini menjadi referensi bagi al-Qawasimi terutama pada kajian perbandingan ushul fikih Syafi’iyah dengan ushul fikih mazhab lain. Seperti pada dua buku sebelumnya, karya yang berjudul al-Imam al-Syafi’i wa Atsaruhu fi Ushul al-Fiqh tidak diterbitkan.
  8. Tesis Ahmad ‘Abthan ‘Abbas di Fakultas Ilmu Keislaman Universitas Bagdad pada tahun 1991 dengan judul al-Imam al-Syafi’i wa Atsaruhu fi Ta’shil Qawa’id ‘Ilm al-Ushul. Penelitian ini menyajikan pemikiran ushul fikih al-Syafi’i dan membandingkannya dengan ushul fikih mazhab lainnya.
Baca Juga  Masa Generasi Muslim: Refleksi Iman dan Sejarah

Dengan referensi dua buku terakhir, al-Qawasimi menyusun bab khusus pada bukunya yang membahas tentang ushul fikih Syafi’iyah dengan tetap memperhatikan unsur penghindaran dari duplikasi dan plagiat.

Avatar
38 posts

About author
Pembelajar Keislaman, Penulis Beberapa buku, Tim Pengembang Kurikulum PAI dan Diktis
Articles
Related posts
Review

Madzahibut Tafsir: Meneliti Madzhab Tafsir dari Klasik hingga Kontemporer

4 Mins read
Prof. Abdul Mustaqim menulis buku berjudul “Madzahibut Tafsir, Peta Metodologi Penafsiran Al-Qur’an Periode Klasik Hingga Modern”. Buku ini terbit cetakan pertama pada…
Review

Debat Bergengsi Epikureanisme vs Stoikisme Tentang Tuhan

3 Mins read
Wacana mengenai ketuhanan bukanlah persoalan yang baru muncul pada zaman kontemporer ini. Jauh sebelum Islam dan Kristen lahir di dunia ini, manusia…
Review

Pasang Surut Politik Islam dalam Gelanggang Sejarah Bangsa Indonesia

5 Mins read
Islam sebagai sumber moralitas dan idealitas tidak mungkin dipisahkan dari wawasan kekuasaan. Kekuasaan tanpa didasari moralitas hanya akan melahirkan banalitas sebagaimana yang…

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *