Sesungguhnya Rasulullah tidak pernah mengharapkan terjadinya perang hanya untuk mendapatkan kemuliaan mati syahid dengan bertemu musuh-musuh. Akan tetapi Rasulullah mengharapkan agar kaum muslimin meminta keselamatan kepada Allah dari mereka. Jika akhirnya Allah tetap menghendaki kaum muslimin bertemu musuh dan terjadilah perang. Maka Rasulullah mengharapkan agar kaum muslimin bersabar dan tidak lari dalam pertempuran.
Perang Uhud: Kekalahan Pertama Kaum Muslim dalam Perang
Hal ini mengingatkan kita pada apa yang terjadi ketika saat terjadinya perang uhud. Perang yang dilatar belakangi atas dendamnya kaum kafir Quraisy karena mengalami kekalahan di perang badar. Perang Uhud yang menjadi awal kekalahan umat Islam untuk pertama kalinya. Peristiwanya terjadi pada 15 Syawal 3 H, atau sekitar bulan Maret 625.
Sebenarnya kaum muslim dibawah komando Rasullullah Saw. telah Mempersiapkan strategi dan rencana untuk menghadapi penyerbuan kaum Quraisy tersebut. Namun, dikarenakan banyak kaum muslimin yang terlena bahkan lupa akan tugasnya saat itu, maka umat muslim pun harus menerima sejarah kekalahan. Saat itu Rasullullah Saw pun hampir saja terbunuh.
Selain itu hal ini muncul karena kurangnya kepercayaan pasukan perang kepada Rasullullah Saw. perihal pembagian harta rampasan perang. Rasullullah dianggap kurang adil ketika membagikan harta rampasan perang. Sehingga mendorong kaum muslim untuk mengambil sendiri harta rampasan perang yang diinginkan.
Harta Rampasan Perang: Awal Perselisihan
Sebenarnya pada saat awal perang uhud Allah telah memberikan perlindungan kepada kaum muslimin dengan dibolehkan untuk membunuh musuh-musuhnya, bahkan pemegang panji sekalipun. Hal itu diberikan ketika kaum muslimin mengikuti perintah Allah dan Rasulullah. Lebih-lebih perlindungan itu berlanjut hingga kaum muslimin dalam situasi selemah-lemahnya kondisi.
Quraish Shihab mengartikan lemah di sini sebagai rasa takut dalam mengambil keputusan. Sehingga kaum muslimin lebih mendahulukan meraih kenikmatan dunia. Kenikmatan yang dimaksud adalah kenikmatan harta rampasan perang.
Kaum muslimin pada situasi yang lemah mulai berselisih terkait harta rampasan perang hingga melanggar apa yang sudah diperintahkan Rasulullah untuk mempertahankan posisinya apapun yang terjadi. Pelanggaran ini dilakukan oleh kaum muslimin khususnya pasukan pemanah setelah Allah menunjukkan apa yang disukai, yaitu harta. Hal ini mengisyaratkan ada segolongan kaum muslimin menghendaki akan kenikmatan dunia, yang sesungguhnya pemicu kehancuran bagi mereka.
Setelah banyak kaum muslimin menggambil harta rampasan perang, maka posisi yang ditempati pun menjadi kosong. Tatkala kaum kafir Quraisy yang tersisa melihat peluang, dan menyerang balik kaum muslim. Sehingga mereka pun lupa kalau sesungguhnya merekalah yang melindungi kaum muslim. Akibatnya, mereka pun ikut diserang dan diperparah karena dari mereka ada yang meninggalkan tempatnya saat itu
Ditambah kondisi saat itu, yakni sebagian besar dari pasukan muslimin lari dan menyelamatkan diri menuju kota Madinah. Karena mereka thau bahwa mereka telah kalah dalam pertempuran. Mereka panik lalu lari tanpa menengok kepada seorang pun. Pasukan pemanah pun juga kebingungan karena posisi mereka sudah digantikan kaum Quraish sehingga ikut berlari.
Saat itu kaum muslimin lupa bahwa Rasulullah masih di medan pertempuran dan bertahan dengan sisa-sisa pasukan yang memanggil-manggil pasukan yang lari. Akibat kejadian itu, Allah memberikan hukuman kepada kaum muslimin dengan kabar sedih gugurnya Rasullullah dan wafatnya sebagian pasukan.
Mengambil Hikmah dari Perang Uhud
Meskipun begitu, dalam surat ali-Imran ayat 53 fa atsābakum yang diterjemahkan dengan “mengganjar kamu”, memberikan isyarat bahwa kasih sayang dan kelemahlembutan-Nya tetap menyentuh kaum muslimin yang sudah bersikap salah. Disisi lain, apa yang menimpa kaum muslimin jika diterima dengan ikhlas dan lapang dada, maka bisa menjadi sebuah ganjaran yang berdampak positif bagi mereka.
Boleh jadi, Allah memaafkan kesalahan tersebut dengan cara memberi isyarat. Bahwa kesedihan yang kaum muslimin rasakan selama berperang karena mendengar kabar kematian Rasulullah akan segera sirna. Dan menjadi kebahagiaan karena mendengar bahwa sesungguhnya Rasulullah hanya terluka.
Dalam tafsir Al-Mishbah, Quraish Shihab menjelaskan bahwa perang uhud adalah gambaran tentang kesalahan yang dilakukan oleh kaum muslimin di masa lalu. Dan juga gambaran bahwa kesalahan yang terjadi akibat kebanyakan umat Islam saat itu tidak taat kepada perintah Allah dan Rasulnya.
Ibnu Katsīr juga menjelaskan bagaimana Allah memaafkan kesalahan di masa lalu sesuai dengan apa yang dilakukan. Karena sesungguhnya di antara balasan kebaikan adalah terjadinya kebaikan sesudahnya. Dan balasan keburukan juga terjadi sesudahnya.Maka Ini yang perlu diambil pelajaran bagi Masyarakarat utamanya umat muslim di indonesia.
Kondisi negara kita sedang berperang melawan Covid-19. Meskipun kita akan meraih kemenangan sekalipun kita jangan sampai lengah atau bahkan menutup mata terhadap kondisi yang terjadi saat ini. Jangan karena keegoisan kita lalu kita mengabaikan saudara kita yang berjuang atau bahkan turut mencaci mereka. Mari kita tetap patuhi protokol kesehatan dan patuhi anjuran pemerintah itu adalah bagian dari ikhtiar kita melawan wabah ini. Allah tidak memberikan cobaan diluar batas kemampuan hambanya.
Editor: Nirwansyah