Berikut ini adalah contoh naskah khutbah Idul Adha 2020 dan dapat dipakai untuk memberikan khutbah Idul Adha 2020 di manapun se-Indonesia terutama dalam suasana pandemi COVID-19. Tema yang dimuat dalam naskah khutbah Idul Adha 2020 ini adalah ‘Haji Mabrur Tanpa Mabur’. Naskah khutbah Idul Adha ini cukup komprehensif untuk disampaikan khatib.
Link download tertera di akhir artikel ini. Semoga menjadi naskah khutbah Idul Adha yang menginspirasi.
Naskah Khutbah Idul Adha
Haji Mabrur Tanpa Mabur
إِنَّ الْحَمْدَ لِلَّهِ نَحْمَدُهُ وَنَسْتَعِيْنُهُ وَنَسْتَغْفِرُهُ، وَنَعُوذُ بِاللهِ مِنْ شُرُوْرِ أَنْفُسِنَا وَمِنْ سَيِّئَاتِ أَعْمَالِنَا، مَنْ يَهْدِ اللهُ فَلاَ مُضِلَّ لَهُ وَمَنْ يُضْلِلْ فَلاَ هَادِيَ لَهُ. أَشْهَدُ أَنَّ لاَ إِلَهَ إِلاَّ اللهُ وَحْدَهُ لاَ شَرِيْكَ لَهُ وَأَشْهَدُ أَنَّ مُحَمَّدًا عَبْدُهُ وَرَسُوْلُهُ. اَللَّهُمَّ صَلِّ وَسَلِّمْ عَلَى نَبِيِّنَا وَرَسُوْلِنَا مُحَمَّدٍ صَلَّى ا للهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ وَعَلَى آلِهِ وَأَصْحَابِهِ وَمَنْ تَبِعَهُمْ بِإِحْسَانٍ إِلَى يَوْمِ الدِّيْنِ، أَمَّا بَعْدُ
فَيَا عِبَادَ اللهِ، أُوْصِيْكُمْ وَإِيَّايَ بِتَقْوَى اللهِ فَقَدْ فَازَ الْمُؤْمِنُوْنَ الْمُتَّقُوْنَ
حَيْثُ قَالَ تَعَالَى فِيْ كِتَابِهِ الْكَرِيْمِ، أَعُوْذُ بِاللهِ مِنَ الشَّيْطَانِ الرَّجِيْمِ، بِسْمِ اللهِ الرَّحْمَـنِ الرَّحِيْمِ:
يَاأَيُّهاَ الَّذِيْنَ ءَامَنُوا اتَّقُوا اللهَ حَقَّ تُقَاتِهِ وَلاَ تَمُوْتُنَّ إِلاَّ وَأَنتُمْ مُّسْلِمُوْنَ.
يَاأَيُّهَا النَّاسُ اتَّقُوْا رَبَّكُمُ الَّذِيْ خَلَقَكُمْ مِّنْ نَفْسٍ وَاحِدَةٍ وَخَلَقَ مِنْهَا زَوْجَهَا وَبَثَّ مِنْهُمَا رِجَالاً كَثِيْرًا وَنِسَآءً وَاتَّقُوا اللهَ الَّذِيْ تَسَآءَلُوْنَ بِهِ وَاْلأَرْحَامَ إِنَّ اللهَ كَانَ عَلَيْكُمْ رَقِيْبًا.
يَاأَيُّهَا الَّذِيْنَ ءَامَنُوا اتَّقُوا اللهَ وَقُوْلُوْا قَوْلاً سَدِيْدًا. يُصْلِحْ لَكُمْ أَعْمَالَكُمْ وَيَغْفِرْ لَكُمْ ذُنُوْبَكُمْ وَمَنْ يُطِعِ اللهَ وَرَسُوْلَهُ فَقَدْ فَازَ فَوْزًا عَظِيْمًا.
وَقَالَ عَلَيْهِ الصَّلاَةُ وَالسَّلاَمُ: اِتَّقِ اللهَ حَيْثُ مَا كُنْتَ وَأَتْبِعِ السَّيِّئَةَ الْحَسَنَةَ تَمْحُهَا وَخَالِقِ النَّاسَ بَخُلُقٍ حَسَنٍ.
للهُ ُ أَكْبَرُ اَللهُ أَكْبَرُ ، لاَ إِلَهَ إِلاَّ اللهُ وَ اللهُ أَكْبَرُ ، اَللهُ أَكْبَرُ وَ ِللهِ اْلحَمْد
Jamaah shalat Idul Adha yang mulia.
Pada tahun 2020, Allah memberikan ujian kepada umat manusia yaitu pandemi Covid-19. Karena situasi belum membaik, maka pemerintah Indonesia memutuskan pembatalan haji 1441H. Keputusan ini adalah pilihan yang tepat, dalam rangka untuk menjaga jiwa yang sejalan dengan maqashid syariah (tujuan syariah). Akibatnya jamaah yang seharusnya terbang (mabur) ke tanah suci, terpaksa harus dibatalkan tahun 2020 ini.
Karena itu, khubah Idul Adha kali ini, khotib akan menyampaikan tentang bagaimana mandapatkan mabrur, meskipun gagal mabur (terbang) ke tanah suci.
Khutbah Idul Adha 2020: Bagian Pertama
Baiklah. Kita mulai dari pertanyaan, apa itu haji mabrur? Kalau merujuk pada pengertian secara Bahasa, kata mabrur berasal dari bahasa Arab (mabrūr). Artinya mendapatkan kebaikan, menjadi baik. Kalau kita lihat akar katanya, kata mabrūr berasal dari kata barr-a, berbuat baik atau patuh. Dari kata barra ini kita bisa mendapatkan kata birr-un, al-birr-u yang artinyakebaikan.
Jadi al-hajj al-mabrūr (haji mabrur) artinya haji yangibadat hajinya diterima Allah swt. Dengan kata lain, haji mabruradalah haji yang mendapatkan kebaikan atau haji yang (pelakunya)menjadi baik.
Nah, penting kita pahami berkenaan dengan haji mabrur dan kaitannya dengan kemanusiaan itu adalah yang dimaksudkan dalam ayat yang pertama dalam juz 4, juz “lan tanālū” kata orang di kampung. Bunyinya begini, “Kamu tidak akan mendapatkan kebaikan (yang sempurna), sebelum kamu mendermakan sebagian dari hartamu yang kamu cintai,” (QS Ali Imran :92).
Kalau kita merujuk pada ayat ini, maka seluruh perbuatan manusia yang tidak mengacu pada pengorbanan harta untuk orang lain atau orang miskin atau kepentingan sosial itu bukan albirr-u, bukan kebajikan.
Nah, dengan demikian, “haji mabrur itu adalah haji yang menjadikan orang setelah melakukannya, atau sepulangnya ke kampung, dia memiliki komitmen sosial yang lebih kuat.” Jadi meningkatnya komitmen sosial itulah sebetulnya yang menjadi indikasi dari kemabruran. Yaitu, “sepulangnya melakukan haji, ia menjadi manusia yang baik, jangkauan amal dan ibadatnya jauh ke depan dan berdimensi sosial (Nurcholish Madjid, h. 4307).
Khutbah Idul Adha 2020: Bagian Kedua
Jamaah shalat Idul Adha yang mulia.
Tema “al-Birru” dalam Surat Ali Imran ayat 92 menjadi kelompok ke-13 dari 17 kelompok ayat yang diajarkan KHA Dahlan. Dalam memahami ayat tersebut KHA Dahlan:
“Kamu sekalian walaupun sudah menjalankan amal sholih, kamu belum diakui baik, belum menjadi orang abrar, sehingga kamu berani menguliti (mbeset) kulitmu sendiri, artinya sehingga kamu berani membelanjakan harta bendamu yang sangat kamu cintai” (inilah amal yangsangat berat seperti menguliti kulitmu sendiri).
Ada kata-kata “Yen durung wani mbeset kulite dewe durung Islam sejati” (Kalau belum berani mengelupas kulitnya sendiri, belum menjadi Islam yang sejati).
Untuk memahami surat Ali Imran ayat 92 telah diamalkan oleh sahabat Umar bin Khattab yang KRH. Hadjid menyebutnya sebagai Bapak Demokrasi dan Bapak Sosialis yang sungguh-sungguh. Sahabat Umar termasuk orang abrar yang berani mendermakan harta benda yang paling besar, yang paling dicintai sendiri, yang diwakafkan pada jalan Allah (fi sabilillah).
Demikianlah Umar, sahabat Nabi dalam waktu yang sangat sulit masih ingin tetap menjalankan ayat Al-Qur‘an “Lan tana-lul birra, wa yu‘tsiru-na anfusihim”. Memberikan barang yang sangat dicintai dan mendahulukan saudara lainnya mengalahkan dirinya sampai wafat. Demikian akhlaq orang abrar (KRH Hadjid, h. 163).
Dalam hal ini, surat Ali Imran ayat 92 sangat diperhatikan oleh Kiyai Dahlan, yang mendorong hati beliau untuk menjual harta benda miliknya dalam fi sabilillah. Kelompok 13 ini sangat erat hubungannya dengan kelompok 5 tentang Islam dan Sosialisme dalam surat Al-Maun. Demikian juga ada hubungannya dengan surat At-Taubah ayat 34 yang isinya mengancam orang yang menyimpan harta benda untuk dirinya sendiri saja. (KRH Hadjid, h. 163).
***
Jamaah shalat Idul Adha yang mulia.
Selanjutnya bagaimana dalam hadis? Setidaknya ada tiga hadis yang bisa kita rujuk dalam khutbah Idul Adha 2020 ini untuk menjelaskan haji mabrur. Hadis-hadis tersebut antara lain dari Aisyah riwayat al-Bukhari, Jabir dari Abu Daud ath-Thayalisi, serta Ahmad bin Hanbal. Berikut hadis-hadis dimaksud:
عَنْ عَائِشَةَ بِنْتِ طَلْحَةَ، عَنْ عَائِشَةَ رَضِيَ اللَّهُ عَنْهَا، أَنَّهَا قَالَتْ: يَا رَسُولَ اللَّهِ نرَى الجِهَادَ أَفْضَلَ العَمَلِ، أَفَلاَ نُجَاهِدُ؟ قَالَ: «لَكِنَّ أَفْضَلَ الجِهَادِ حَجٌّ مَبْرُورٌ»
صحيح البخاري (4/ 15)
“Dari Aisyah sesungguhnya dia bertanya,”wahai Rasulullah kami melihat bahwa jihad itu amal yang utama, apakah kami para perempuan juga ikut berjihad? Rasulullah saw menjawab, jihad utama (bagi perempuan) itu meraih haji mabrur”
عَنْ جَابِرٍ، قَالَ: قَالَ رَسُولُ اللَّهِ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ: «أَفْضَلُ الْأَعْمَالِ إِيمَانٌ بِاللَّهِ وَجِهَادٌ فِي سَبِيلِ اللَّهِ» قَالَ: قُلْنَا: مَا بِرُّ الْحَجِّ؟ قَالَ: «إِطْعَامُ الطَّعَامِ وَطِيبُ الْكَلَامِ»
مسند أبي داود الطيالسي (3/ 286)
“Dari Jabir dia berkata, Rasulullah saw bersabda,”Amalan yang utama adalah iman kepada Allah jihad di jalan Allah. Jabir berkata, “Kami bertanya,”apakah haji mabrur itu? Haji mabrur itu adalah menyediakan makanan dan berkata yang baik”.
عَنْ جَابِرٍ، قَالَ: قَالَ رَسُولُ اللَّهِ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ: «الْحَجُّ الْمَبْرُورُ لَيْسَ لَهُ جَزَاءٌ إِلَّا الْجَنَّةَ» ، قَالُوا: يَا نَبِيَّ اللَّهِ مَا الْحَجُّ الْمَبْرُورُ؟ قَالَ: «إِطْعَامُ الطَّعَامِ، وَإِفْشَاءُ السَّلَامِ»
مسند أحمد مخرجا (22/ 367)
“Dari Jabir dia berkata, Rasulullah saw bersabda, ”Tidak ada balasan haji mabrur itu melainkan surga semata”. Para sahabat bertanya ,”Wahai Nabi, apakah haji mabrur itu? Nabi saw menjawab, “Menyediakan makanan dan menebarkan salam (keselamatan, perdamaian).
Dalam hadis pertama menjelaskan bahwa jihad utama adalah meraih haji mabrur. Hadis kedua menjelaskan bahwa haji mabrur adalah menyediakan makanan dan berkata yang baik. Kemudian hadis ketiga dijelaskan haji mabrur itu menyediakan makanan dan menebar salam.
Khutbah Idul Adha 2020: Bagian Ketiga
Jamaah shalat Idul Adha yang mulia.
Pertanyaannya, bagaimana meraih pahala mabrur, meskipun kita gagal mabur (terbang) berangkat ke tanah suci untuk menunaikan ibadah haji? Jelas sekali baik menurut Alquran maupun hadis-hadis Nabi, bahwa haji mabrur adalah orang yang berarti orang yang memiliki komitmen sosial yang tinggi, yang dibuktikan dengan pengorbanan harta yang dicintai.
Maka meskipun pada tahun 2020 kali ini kita belum dapat berangkat haji karena pandemi Covid-19, meka kita dapat memanifestasikan makna dari haji mabrur dengan menjadi muslim dan mukmin yang mabrur. Yang baik dengan tetangga dan orang miskin serta memiliki solidaritas sosial.
Khutbah Idul Adha 2020: Penutup
Terakhir, marilah kita tutup khutbah ini dengan doa sebagai berikut.
إِنَّ اللهَ وَمَلاَئِكَتَهُ يُصَلُّوْنَ عَلَى النَّبِيِّ، يَا أَيُّهاَ الَّذِيْنَ ءَامَنُوْا صَلُّوْا عَلَيْهِ وَسَلِّمُوْا تَسْلِيْمًا. اَللَّهُمَّ صَلِّ عَلَى مُحَمَّدٍ وَعَلَى آلِهِ وَصَحْبِهِ أَجْمَعِيْنَ.
اَللَّهُمَّ اغْفِرْ لِلْمُؤْمِنِيْنَ وَالْمُؤْمِنَاتِ وَالْمُسْلِمِيْنَ وَالْمُسْلِمَاتِ اْلأَحْيَاءِ مِنْهُمْ وَاْلأَمْوَاتِ، إِنَّكَ عَلَى كُلِّ شَيْءٍ قَدِيْرٌ.رَبَّنَا اغْفِرْ لَنَا وَلإِخْوَانِنَا الَّذِيْنَ سَبَقُوْنَا بِاْلإِيْمَانِ وَلاَ تَجْعَلْ فِيْ قُلُوْبِنَا غِلاًّ لِّلَّذِيْنَ ءَامَنُوْا رَبَّنَا إِنَّكَ رَءُوْفٌ رَّحِيْمٌ. رَبَّنَا آتِنَا فِي الدُّنْيَا حَسَنَةً وَفِي الآخِرَةِ حَسَنَةً وَقِنَا عَذَابَ النَّارِ.
وَصَلَّى اللهُ عَلَى نَبِيِّنَا مُحَمَّدٍ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ، سُبْحَانَ رَبِّكَ رَبِّ الْعِزَّةِ عَمَّا يَصِفُوْنَ، وَسَلاَمٌ عَلَى الْمُرْسَلِيْنَ وَالْحَمْدُ للهِ رَبِّ العَالَمِيْنَ.
***
Demikian naskah khutbah Idul Adha 2020 dari IBTimes.ID. Semoga dapat digunakan untuk khutbah Idul Adha tahun 2020 ini. Khutbah Idul Adha 2020 lainnya dapat ditemukan pada tautan berikut. Semoga bermanfaat.
Editor: Nabhan