Kalam

Pentingnya Ittiba’ Rasulullah dalam Kajian Ilmu Thariqat

4 Mins read

Fenomena penganut kelompok ilmu tasawuf banyak dijumpai di tanah air terutama di Nusantara. Mulai dari penganut syariat, thariqat, hakikat, bahkan ma’rifat. Dalam ilmu tasawuf, mendekatkan diri kepada Allah itu beragam macamnya. Tentunya setiap jalan yang ditempuh, mengalami perbedaan baik dari cara praktik ibadahnya, dzikir, doa, maupun berbagai ketentuan amalan.

Di samping itu, tasawuf juga banyak membahas tentang hubungan antara manusia dengan Tuhan. Hal yang paling diandalkan adalah memaksimalkan ibadah kepada Allah dengan sungguh-sungguh. Sehingga, dari situ kemungkinan akan mencapai tingkatan tertinggi yang dapat ditempuh oleh setiap manusia dalam mencapai hubungannya dengan Tuhan.

Ilmu Thariqat dan Tipe Dzikirnya

Ilmu thariqat merupakan bagian dari wujud ilmu tasawuf yang diyakini sebagai thoriqoh dalam menggapai jalan untuk mendekatkan diri kepada Allah. Ilmu ini memiliki karakteristik tersendiri yaitu seorang mursyid atau seorang pemimpin yang diyakini sebagai guru besar dalam memimpin amalan-amalan yang akan di amalkan oleh para penganut ilmu thariqat.

 Muryid diambil dari kata rasyada, yang berarti penuntun. Sedangkan murid berasal dari kata arada yang artinya menginginkan. Bisa juga dimaknai sebagai orang yang menginginkan untuk mendekatkan diri kepada tuhan. Bagaimana pun juga, thariqat ini diartikan sebagai jalan yang harus dipahami secara khusus oleh para penganutnya.

Salah satu amalan yang menjadi ciri khas penganut ilmu thariqat adalah dzikir. Dzikir tersebut merupakan amalan yang diturunkan langsung oleh mursyid kepada muridnya. Ini tentu harus diamalkan sesuai dengan jumlah yang disanadkan oleh mursyid. Secara tidak langsung, dzikir merupakan metode atau upaya dalam menenangkan diri. Bahkan juga tidak bisa diterapkan secara sembarangan ataupun secara asal-asalan.

***

Mereka meyakini bahwa dengan cara-cara tersebut, dapat lebih mendekatkan diri kepada Allah. Dengan dzikir, tentu dapat membawa ketenangan hati dalam beribadah dan menyejukkan suasana keimanan dan ketakwaan. Setiap pelaku spiritual thariqat memiliki pengalamannya masing masing dalam menjalani aktivitas spiritual yang diyakini. Dari pengalaman spiritual hingga pengalaman yang berunsur mistis.

Baca Juga  Tarekat Muridiyah: Antara Ibadah dan Bisnis Kacang Tanah

Di dalam ilmu thariqah, dzikir dibedakan menjadi dua tipe. Yang pertama ialah dzikir panas dan yang kedua ialah dzikir dingin. Dzikir tersebut masing-masing memiliki efek tersendiri. Juga bisa diibaratkan sebagai obat. Ketika jumlah takaran dzikir telah melebihi porsi yang di ajarkan, maka sangat berpengaruh terhadap bagi pembaca. Upaya mendatangkan suatu energi ke dalam tubuh, diyakini berasal dari sebuah dzikir.

Fungsi utamanya, adalah membawa hal yang positif, walaupun di satu sisi juga melekat hal yang negatif. Tidak sedikit orang yang mengalami efek negatif akibat benturan antara energi dzikir dengan ilmu berunsur mistis atau ilmu kanuragan. Seorang yang memiliki ilmu kanuragan akan mengalami efek negatif di kala melakukan dzikir. Karena dzikir juga dapat dijadikan sebagai metode pengobatan terhadap ilmu sihir.

Efek Negatif dari Dzikir

Efek yang dihasilkan sebagai energi negatif dari dzikir, tentunya memiliki kesamaan terhadap hakikat orang Yahudi dan Nasrani. Dalam firman Allah yang berbunyi:

اهْدِنَا الصِّرَاطَ الْمُسْتَقِيمَ. صِرَاطَ الَّذِينَ أَنْعَمْتَ عَلَيْهِمْ غَيْرِ الْمَغْضُوبِ عَلَيْهِمْ وَلَا الضَّالِّينَ

“Tunjukkan jalan yang lurus, jalan orang yang Kauberi nikmat kepada mereka, bukan (jalan) mereka yang dimurka, dan bukan (jalan) mereka yang sesat” (QS. Al-Fatihah ayat 6-7).

Ayat di atas, menjelaskan bahwa terdapat golongan yang dimurkai oleh Allah swt. Di antaranya adalah orang yang berilmu, tetapi tidak mengamalkan ilmunya. Serta orang yang menjadi ahli ibadah, akan tetapi tidak mempunyai ilmu. Artinya, hidup mereka hanya terfokus dengan ibadah dan sangat mengabaikan keilmuan.

Az-Zamakhasyari berpendapat bahwa makna ayat “tunjukkanlah kami jalan yang lurus” yaitu jalan orang-orang yang telah Allah berikan nikmat kepada mereka yang telah disebutkan ciri-cirinya yaitu ahli hidayah. Dalam artian taat kepada Allah, istiqomah dalam mengerjakan ibadah, dan menjauhi segenap larangan Allah.

Baca Juga  Tarekat Suhrawardiyah (1): Masa Pembentukan Awal

Lalu pada ayat “wa lad dhaalliin” yang diartikan sebagai dua jalan yaitu jalan yang ditempuh oleh orang-orang Yahudi dan orang-orang Nasrani. menurut ulama Nahwu pada kalimat ghairil terdapat pengecualian. Karena berkedudukan menjadi “munqati”, yaitu dikecualikan dari orang-orang yang menapatkan nikmat.

Lantas, mengapa Kenapa keduanya dikecualikan? Karena orang-orang Yahudi telah hilang pengamalan ibadahnya, akan tetapi tidak mengamalkannya, itulah disebut sebagai durhaka. Sedangkan orang-orang Nasrani telah kehilangan ilmunya, akan tetapi tidak mengetahui jalan. 

Sikap Bijak yang Diambil dari Ilmu Thariqah

Sering terjadi perdebatan antara ahli sunnah wal jamaah dengan penganut ilmu thariqat. Karena mereka meyakini bahwa Nabi Muhammad tidak pernah mengajarkan ilmu yang terdapat dalam ajaran thariqat. Di sisi yang lain juga beranggapan bahwa thariqat merupakan bid’ah atau sesuatu yang di ada-adakan serta dilebih-lebihkan.

Sudah jelas banyak sumber yang memuat jawaban atas pernyataan mengenai perihal ilmu thariqat, maknanya, dan ciri ajarannya. Intinya thariqat itu diperbolehkan selama tidak menyalahi Al-Qur’an dan as-Sunah. Kenyataannya banyak sekali thariqat yang keluar dari nilai-nilai Al-Qur’an dan as-Sunah yang telah diajarkan oleh Rasulullah.

Contoh sikap penganut ilmu thariqat yang dianggap menyeleweng dari aqidah ialah keyakinan bahwa yang terpenting bagi manusia itu menata hati dengan baik dan sepenuhnya yakin kepada Allah swt. Akan tetapi di kala mencapai kondisi seperti itu mereka meyakini bahwa ibadah syari’at seperti shalat tidak diperlukan lagi. Karena mereka yakin bahwa keaadaan tersebut melampaui jauh di atas syariat.

***

Termasuk juga banyak yang mengaku bahwa tidak melaksanakan shalat Jumat di tempat keberadaannya. Mereka mengaku telah melaksanakan sholat Jumat di Makkah. Padahal selisih waktu antara Mekah dengan Indonesia adalah 4 jam. Hal ini tidak pernah dilakukan oleh Rasulullah dalam urusan ibadah. Karena dalam melaksanakan ibadah harus memiliki kesadaran yang penuh dalam segi jasmani dan rohani.

Baca Juga  Teologi Altruisme Piagam Madinah

Itulah mengapa jumhur ulama mengatakan mereka sesat. Jika dirujuk pada sikap Nabi Muhammad dan para sahabat, shalat itu dapat mencegah perbuatan keji dan mungkar. Walaupun seperti itu, shalat harus tetap dilakukan sebagai ibadah mahdhah. Ungkapan rasa syukur atas nikmat karunia Allah dalam hidup harus diterapkan sedemikian rupa. Hal itulah yang dijalankan oleh Nabi dan para sahabat.

Di sinilah pentingnya ittiba’ Rasul. Kesimpulannya, perilaku ritual yang tidak ada tuntutan dari Nabi, tentu rawan diikuti setan. Walaupun yang dilakukan adalah membaca dzikir Allah 114 kali/ hari, tetapi tidak memiliki tuntunan dari nabi Muhammad, maka yang masuk dan menemani saat melakukan wirid adalah jin. Di samping itu, inilah pentingnya ikhlas. Agar setan tidak bisa ikut serta dalam segala amalan yang kita perbuat.

Editor: Nabhan

Dhuha Ananta Syifa'
1 posts

About author
Mahasiswa Sekolah Tinggi Ilmu Al-Qur'an dan Sains Al-Ishlah
Articles
Related posts
Kalam

Inilah Tujuh Doktrin Pokok Teologi Asy’ariyah

3 Mins read
Teologi Asy’ariyah dalam sejarah kalam merupakan sintesis antara teologi rasional, dalam hal ini adalah Mu’tazilah serta teologi Puritan yaitu Mazhab Ahl- Hadits….
Kalam

Lima Doktrin Pokok Teologi Mu’tazilah

4 Mins read
Mu’tazilah sebagai salah satu teologi Islam memiliki lima doktrin pokok (Al-Ushul al-Khamsah) yaitu; at-Tauhid (Pengesaan Tuhan), al-Adl (Keadilan Tuhan), al-Wa’d wa al-Wa’id…
Kalam

Asal Usul Ahlussunnah Wal Jama'ah

2 Mins read
Ahlussunnah Wal Jama’ah merupakan pemahaman tentang aqidah yang berpedoman pada Sunnah Rasulullah Saw dan para sahabatnya. Ahlussunnah Wal Jama’ah berasal dari tiga…

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *