Report

Haedar Nashir: Ibadah Kurban Momentum Melepaskan Keserakahan Duniawi

1 Mins read

IBTimes.ID – Haedar Nashir, Ketua Umum Pimpinan Pusat Muhammadiyah mengatakan, bahwa syariat lahiriyah dalam momentum idul adha atau ibadah idul kurban merupakan menyembelih hewan kurban. Namun, makna mendasarnya ialah Lan Yanala Allaha Luhumuha Wa La Dimauuha Wa Lakin Yanaluhu At-Taqwa Minkum (Daging-daging unta dan darahnya itu sekali-kali tidak dapat mencapai (keridhaan) Allah, tetapi ketakwaan dari kamulah yang dapat mencapainya).

“Maka makna terdalamnya apa yang kita miliki dalam kehidupan ini baik harta, kekuasaan, dan segala kesenangan yang kita peroleh sebenarnya nisbi, maka Allah SWT mengajarkan pada kaum beriman “berqurbanlah” manfaatkan harta dan segala hal duniawi itu untuk kepentingan beribadah dan kemaslahatan orang banyak bukan untuk dimiliki, ditumpuk-tumpuk bahkan dengan rasa rakus ingin hidup serba gelimang duniawi,” tutur Haedar pada Kamis 5 Juni 2025 di Yogyakarta.

Ketika ibadah kurban, lanjut Haedar, telah mengajarkan kita untuk melepas apa yang kita miliki, maka sejatinya mereka yang berkurban sudah terbebaskan jiwa, hati, pikiran, rasa, dan segala apa yang Ia miliki lillahi ta’ala untuk meraih ridha dan karunia Allah Subhanahu wa ta’ala.

“Maka sesungguhnya orang yang berkurban telah membebaskan jiwa, hati, pikiran, dan seluruh yang dimilikinya lillahi ta’ala. Inilah jalan untuk meraih ridha dan karunia Allah Subhanahu wa ta’ala,” jelas Haedar.

Haedar juga melanjutkan, bahwa manusia memiliki jiwa ingin menguasai segalanya. Harta, kekuasaan, segala pesona dunia takkan pernah merasa puas bahkan dengan cara yang tidak halal yakni dengan korupsi, penyalahgunaan kekuasaan, dan segala perilaku yang menunjukkan ketamakan.

“Manusia yang rakus, dengan segala pesona duniawi, Ia tidak akan pernah cukup sampai tuhan menghentikan ajalnya al-hâkumut-takâtsur, ḫattâ zurtumul-maqâbir,” ucap Haedar.

Baca Juga  Khutbah Idul Adha 1443H: Qurban dan Cinta Hakiki

Maka bagi Haedar di sinilah penting setiap orang beriman dimanapun posisi dan berada, disaat ibadah kurban maupun tidak berkurban, mengkoreksi diri apakah kita termasuk orang beriman tetapi tak pernah puas dalam kehidupan, lalu menjadi insan yang serakah, tamak, takabur, dan penuh ambisi yang melampaui batas lalu lupa akan kebenaran, kebaikan, dan nilai-nilai luhur dalam fondasi ketakwaan.

“Lepas segala kepentingan demi kebenaran, kebaikan, dan keluhuran, dan untuk kemaslahatan hidup orang banyak. Jika itu bisa dipenuhi, maka berkurban berarti telah membebaskan kita dari segala pesona duniawi itu untuk hidup yang cukup dan moderat tetapi membawa kemaslahatan duniawi dan ukhrawi,” pungkas Haedar.

Editor: Assalimi

Avatar
1529 posts

About author
IBTimes.ID - Rujukan Muslim Modern. Media Islam yang membawa risalah pencerahan untuk masyarakat modern.
Articles
Related posts
Report

K.H. Tafsir: Buya Syafii Mewariskan Optimisme Islam sebagai Pencerahan Sosial

1 Mins read
IBTimes.ID – Dr. K.H. Tafsir, M.Ag., Ketua Pimpinan Wilayah Muhammadiyah (PWM) Jawa Tengah, menyebut bahwa meskipun raganya sudah tiada, Buya Ahmad Syafii…
Report

Irsyad Zamjani: Pemerintah Daerah adalah Pilar Penguatan Pendidikan Dasar dan Menengah

1 Mins read
IBTimes.ID – Irsyad Zamjani, Ph.D., Kepala Pusat Standar dan Kebijakan Pendidikan Kementerian Dasar dan Menengah Republik Indonesia (Kemendikdasmen RI), menegaskan bahwa pendidikan…
Report

Amelia Fauzia: Indonesia Negara Paling Dermawan, Tapi Kemiskinan dan Ketimpangan Masih Ada

1 Mins read
IBTimes.ID – Amelia Fauzi, Direktur Social Trust Fund UIN Syarif Hidayatullah Jakarta, menyebut bahwa Indonesia menjadi negara paling dermawan 7 tahun berturut-turut….

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *