Tarikh

Pengajian: Modal Awal Gerakan Muhammadiyah

2 Mins read

Oleh: H. Mh. Mawardi

Di kampung Kauman, Yogyakarta, ada seorang Khatib dengan sebutan Khatib Amin. Ia bernama Ahmad Dahlan, terkenal sebagai seorang Kiai yang disegani. Selain sebagai abdi-dalem (pegawai Kraton Yogyakarta), beliau juga menjadi seorang pedagang batik. Dalam perantauan, beliau banyak melihat dan bergaul dengan dunia di luar kampungnya. Beliau masuk menjadi anggota Boedi Oetomo (BO) dan juga menjadi anggota Sarekat Islam (SI). Banyak pengalaman yang didapat dalam pergaulan itu. Beliau sangat menyadari akan nasib bangsanya, terutama yang sangat dirasakan dan direnungkan ialah nasib agamanya, agama Islam.

Kampung Kauman

Kampung Kauman merupakan kampung santri yang mencerminkan kehidupan umat Islam pada masa itu. Umat Islam mengisolir (memisahkan) diri dari pergolakan di luar kampungnya. Segala sesuatu yang baru datang yang dibawa oleh penjajah Belanda akan dijauhi. Segala sesuatu yang menyerupai Belanda dicap ”haram.” Berpakaian pantolan haram, memakai topi haram. Demikian pula dalam dunia pendidikan, menuntut ilmu, mempelajari huruf Latin, haram. Belajar memakai papan tulis haram.

Anak-anak dan pemuda Kauman tidak ada yang bersekolah. Mereka hanya mengaji di pengajian di rumah-rumah dan di surau. Pada umumnya, pengajian pada setiap ba’dal Maghrib sampai Isya, atau petang hari ba’dal Zuhur sampai Ashar. Pagi harinya, mereka bekerja membantu orang tua.

Kiai Ahmad Dahlan sangat prihatin menghayati kehidupan umat Islam. Amal ibadat mereka sudah jauh dari ajaran Islam yang sesungguhnya. Tauhid (keimanan) telah menjurus kepada syirik. Percaya pada azimat, mantera, dan guna-pengasih sudah merata. Bid’ah dan khufarat (cerita-cerita batal) melebar luas. Amalan dalam kehidupan sehari-hari sering melebihi batas tuntunan agama. Berlebih-lebihan dalam makan minum, berbusana (berpakaian), dan dalam peralatan. Jalannya agama Islam jauh menyimpang dari kemurniannya.

Baca Juga  Ashabul Kahfi, Regu Pandu yang Diselamatkan oleh Allah

Untuk mengembalikan kemurnian agama, terutama untuk masa depan, supaya kemerosotan tiada berlarut-larut, maka perlu angkatan muda disiapkan sebagai pelaksana pembaruan. Jalan satu-satunya melalui pendidikan. Kiai Ahmad Dahlan banyak bergaul dengan ahli pendidikan. Yaitu, para guru di Sekolah Guru (Kweekschool) yang pada waktu itu terkenal dengan nama Sekolah Raja di Jalan Jetis, Yogyakarta. Pergaulannya dengan pelajar-pelajar sekolah guru itu banyak memberi isi dalam hal persekolahan dan pendidikan.

Pengajian

Sebelum Muhammadiyah secara resmi berdiri sebagai gerakan (organisasi), kegiatan pendidikan agama sudah merata di kampung-kampung yang lazimnya disebut ”pengajian.” Pada tiap lorong tentu ada satu atau dua rumah yang menjadi tempat pengajian tiap ba’dal Maghrib sampai Isya untuk anak-anak. Orang dewasa biasa pengajiannya diadakan di serambi Masjid, di surau pada waktu ba’dal Isya atau ba’dal Subuh.

Gerakan pengajian di luar kampung Kauman diberi nama menurut selera kampung masing-masing. Misalnya, ada yang bernama Thaharatul Qulub, Nurul Islam, dan Iqamatuddin. Setelah lahir gerakan Muhammadiyah, pengajian di kampung-kampung tersebut menjadi ranting dari Muhammadiyah (pada waktu itu disebut Groep atau Gerombolan). Rumah Kiai Ahmad Dahlan juga merupakan tempat pengajian, dengan fasilitas serba sederhana, hanya duduk di lantai.

Sumber: SM no. 9/Th. Ke-58/1978. Judul asli “Perkembangan Perguruan Muhammadiyah” karya H. Mh. Mawardi. Pemuatan kembali di www.ibtimes.id dengan perubahan judul dan penyuntingan.
Editor: Arif
Avatar
1005 posts

About author
IBTimes.ID - Cerdas Berislam. Media Islam Wasathiyah yang mencerahkan
Articles
Related posts
Tarikh

Ahli Dzimmah: Kelompok Non-Muslim yang Mendapat Perlindungan di Masa Khalifah Umar bin Khattab

2 Mins read
Pada masa kepemimpinan khalifah Umar bin Khattab, Islam mengalami kejayaan yang berkilau. Khalifah Umar memainkan peran penting dalam proses memperluas penyebaran Islam….
Tarikh

Memahami Asal Usul Sholat dalam Islam

5 Mins read
Menyambut Isra Mi’raj bulan ini, saya sempatkan menulis sejarah singkat sholat dalam Islam, khususnya dari bacaan kitab Tarikh Al-Sholat fi Al-Islam, karya…
Tarikh

Menelusuri Dinamika Sastra dalam Sejarah Islam

3 Mins read
Dinamika sastra dalam sejarah Islam memang harus diakui telah memberikan inspirasi di kalangan pemikir, seniman, maupun ulama’. Estetika dari setiap karya pun,…

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *