Inspiring

‘Tradisi Nganteran’ Jelang Idul Fitri di Daerah Cianjur Selatan

3 Mins read

Tradisi dan agama adalah dua kata yang erat berdampingan tertuma tradisi yang masih lestari di masyarakat pedesaan. Dengan adanya agama Islam, tradisi tersebut bisa berdampingan erat dan menjadi bagian yang sangat harmonis dalam kehidupan masyarakat. Islam memang agama yang toleran, sehingga tradisi di masyarakta tidak hilang, bahkan menjadi sebuah kepercayaan yang selalu ada pada kegiatan keagamaan di masyarakat.

Tradisi ini memang merupakan simbol dari Islam Nusantara. Karena kalau kita melihat penyebaran Islam yang dilakukan oleh wali songo, tidak lepas dari tradisi dengan melestarikan tradisi.

Akhirnya Islam pun bisa diterima di Negara Indonesia ini, memang negara Indonesia memilki banyak tradisi dari berbagai daerah, sehingga kalaupun kita ingin memisahkan tradisi dari masyarakt Indonesia itu tidak akan bisa. Contoh salah satu tradisi di daerah Cianjur. Khusunya Cianjur selatan pada Menjelang Hari Raya Idul Fitri.

***

Idul fitri merupakan hari kebahagiaan bagi umat Islam yang telah melaksanakan puasa, karenanya Idul Fitri dinamakan hari kemenangan bagi umat Islam, momen yang indah di hari raya ini menjadikan kehangatan keluarga semakin terasa. Biasanya pada menjelang Idulfitri masyarakat yang memiliki kampung akan mudik untuk merayakan hari raya penuh bahagia ini dengan keluarga yang berada di kampung.

Kebahagiaan ini terasa sekali satu kampung. Ada sebuah tradisi yang selalu dilaksanakan oleh masyarakat di daerah Cianjur. Khususnya Cianjur Selatan tradisi itu disebut dengan tradisi nganteran. Nganteran di sini berasal dari kata anter, kalau dalam bahasa Indonesia mengantar atau mengantarkan. Jadi nganteran itu mengantarkan sesuatu ke tetangga, atau memberikan sesuatu ke tetangga yang ada di kampung.

Nganteran ini adalah tradisi yang sampai sekarang masih dilaksanakan oleh masyarakat setempat. Kegiatannya setiap hari ke-30 puasa masyarakat di daerah Cianjur Selatan. Kegiatannya berupa memasak makanan yang porsinya lebih banyak dari biasanya, dari mulai daging ayam yang dimasak sampai dengan sayuran, atau sambal goreng.

Baca Juga  Malik Ahmad: Kader Muhammadiyah di Masa PDRI

Setelah selesai memasak, makanan tersebut dikasih wadah, biasanya setiap warga menggunakan rantang untuk diisi makanan, selanjutnya makanan itu dibagikan ke setiap rumah warga.

Yang menarik dari tradisi nganteran ini setiap warga yang mengantarkan makanan ke rumah warga lain dengan menggunakan rantang tadi, maka ketika pulang warga yang diberikan makanan, mengisi lagi rantang tersebut dengan makanan yang dimasaknya. Jadi setiap warga bisa merasakan masakan dari setiap rumah.

Tradisi nganteran ini merupakan tradisi pelengkap pada saat menjelang Idul Fitri, sehingga ketika tradisi ini tidak ada pada saat menjelang Idul Fitri serasa ada yang kurang, hal yang menjadi dasar munculnya tradisi ini karena masyarakat ingin sekali memberikan hasil masakannya ke tetangganya sehingga terciptalah sebuah keharmonisan dibalut dengan tradisi yang selalu dijaga dan dilestarikan.

Hikmah dari tradisi nganteran ini pun sangat banyak, pertama berbagi dari kegiatan nganteran ini sudah masuk ke kategori berbagi karena memberikan makanan ke orang lain dengan ikhlas dan tujuan yang baik yaitu untuk memberikan kebahagiaan satu sama lain.

Kedua hikmah dari tradisi ini memperat silaturahmi, jelas sekali dengan adanya tradisi ini bisa mempererat silaturahmi antar masyarakat setempat sehingga permusuhan bisa dihindari karena rasa saling menyayangi yang timbul dari setiap masyarakat yang ada di kampung. Malah selain silaturahmi dengan orang deket satu kampung, tradisi ini pun bisa mendekatkan yang jauh, banyak warga yang memberikan makanan pada kegiatan ini ke keluarga yang memilki kampung berbeda.

Selanjutnya ketiga mencari keberkahan dari Allah swt ketika tradisi ini dilaksanakan masyarakat secara tidak langsung mencari keberkahan dari Allah swt, karena dengan berbagi makanan sudah termasuk bersedekah, bahkan keberkahan sendiri sudah terasa sekali pada saat itu juga, keberkahan dengan diberikannya rizki yang banyak, rizki makanan yang saling memberi dari satu sama lain, bahkan makanan pada saat Idul Fitri itu banyak dan bisa dimakan hingga berhari-hari.

Baca Juga  Kuntowijoyo, Sastrawan yang Cemerlang

***

Dengan adanya tradisi nganteran ini menjadi sebuah pelengkap dalam merayakan Idul Fitri. Juga menandakan berakhirnya bulan Ramadhan. Tradisi dan agama sangatlah erat kaitannya seperti yang dicontohkan di atas tadi. Tradisi dan kegiatan agama tidak akan terpisahkan dari masyarakat Indonesia, dengan demikian tradisi yang baik akan mencerminkan kerukunan yang baik juga.

Maka dari itu pentingnya kita jaga agama dan tradisi kita. Jangan sampai ada pihak-pihak yang ingin memecah belah, sehingga kerukunan antara umat dan masyarakat menjadi tidak harmonis dan menimbulkan kebencian.

Kehancuran bangsa pun tidak bisa dibendung lagi. Tradisi adalah jati diri bangsa Indonesia. Islam adalah agama yang menjadi pondasi hati kita, sehingga keduanya perlu kita jaga dan kita rawat agar selalu seimbang dan menjadi masyarakat yang damai dan tentram.

Tradisi nganteran ini salah satu bukti bahwa kegiatan agama dan tradisi masyarakat setempat selalu berdampingan, perlu kita jaga dan kita rawat terutama para generasi muda.

Avatar
1 posts

About author
Samsul Maarip Lahir, Cianjur 28-08-1997 Mahasiswa di Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta.
Articles
Related posts
Inspiring

Bintu Syathi’, Pionir Mufassir Perempuan Modern

6 Mins read
Bintu Syathi’ merupakan tokoh mufassir perempuan pertama yang mampu menghilangkan dominasi mufassir laki-laki. Mufassir era klasik hingga abad 19 identik produksi kitab…
Inspiring

Buya Hamka, Penyelamat Tasawuf dari Pemaknaan yang Menyimpang

7 Mins read
Pendahuluan: Tasawuf Kenabian Istilah tasawuf saat ini telah menjadi satu konsep keilmuan tersendiri dalam Islam. Berdasarkan epistemologi filsafat Islam, tasawuf dimasukkan dalam…
Inspiring

Enam Hal yang Dapat Menghancurkan Manusia Menurut Anthony de Mello

4 Mins read
Dalam romantika perjalanan kehidupan, banyak hal yang mungkin tampak menggiurkan tapi sebenarnya berpotensi merusak, bagi kita sebagai umat manusia. Sepintas mungkin tiada…

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *