Inspiring

KH Mas Mansur (1): Sapu Kawat dari Jawa Timur

1 Mins read

Oleh: Djarnawi Hadikusuma

Sebelum Muhammadiyah Cabang Surabaya berdiri, KH Ahmad Dahlan sudah sering bertabligh ke sana. Tabligh-tabligh itu dilaksanakan berupa pengajian yang diadakan di Peneleh. Dalam pengajian itulah, Bung Karno dan Roeslan Abdulgani untuk pertama kalinya mendengar penjelasan tentang ajaran Islam dari KH Ahmad Dahlan.

Biasanya, setiap berada di Surabaya KH Ahmad Dahlan bermalam di penginapan. Tetapi pada suatu kali ditemui oleh seorang yang meminta dia supaya setiap ke Surabaya suka bermalam di rumahnya, oleh karena menurut pendapatnya, seorang kiai seperti KH Ahmad Dahlan kurang layak menginap di penginapan. Dengan segala senang hati permintaan itu dikabulkan.

KH Mas Mansur

Orang itu, tiada lain adalah Kiai Haji Mas Mansur yang selalu mengikuti pengajian KH Ahmad Dahlan. Rupanya, dia sangat tertarik kepada isi pengajian, tertarik kepada kesederhanaannya dan tingkah laku KH Ahmad Dahlan. Maka terjalinlah perkenalan dan persesuaian paham antara kedua kiai itu.

Tidak berapa lama berdirilah Cabang Muhammadiyah Surabaya di bawah pimpinan KH Mas Mansur. Tentang ini, KH Ahmad Dahlan berkata kepada kawan-kawannya di Yogyakarta, “Nah, kini telah kita pegang sapu kawat Jawa Timur.” Dalam kata ungkapan bahasa Jawa, “sapu kawat” berarti orang kuat yang selalu berhasil dalam gerakan pembersihan.

KH Mansur berwajah manis, mata bulat cemerlang bagai kaca. Hidung tidak berapa mancung, namun elok bentuknya. Kedua bibirnya tipis dan amat fasih berbicara. Perawakan gemuk agak pendek.

Ulama, Jago Silat

Perawakan KH Mas Mansur kelihatan lemas, tetapi sebenarnya menyimpan keahlian bersilat yang amat cermat. Baginya, ilmu silat tidak untuk menyerang tetapi untuk mengelak dan menghindarkan serangan lawan dengan gerakan cepat dan halus.

Baca Juga  Makna Pluralisme Menurut Murad W Hofmann

Dia mampu bersilat menangkis dan mengelak tanpa berpindah tempat. Tidak banyak orang mengetahui bahwa KH Mansur memiliki ilmu silat yang tinggi. Kehalusan budinya senantiasa tercermin dalam kata-katanya yang fasih berirama serta dalam sinar matanya yang lunak.

Dia selalu mengenakan sarung palikat yang berwarna gelap, baju jas tutup putih dan menghiasi kepalanya dengan peci hitam. Jalannya pelan dan tetap, dengan gayanya seperti KH Hisyam. Kepalanya agak kecil tetapi berisi benak yang besar penuh dengan ilmu yang mendalam.

KH Mas Mansur ahli tafsir, ahli ilmu tasawuf, ahli ilmu kalam, falsafah, dan manthiq. Pandangannya luas dan terbuka untuk menerima pandangan baru dan maju. Sikapnya sederhana dan selalu merendah diri, tidak suka memperlihatkan keahliannya. (bersambung)

Sumber: Matahari-matahari Muhammadiyah karya Djarnawi Hadikusuma.

Editor: Arif

Admin
188 posts

About author
IBTimes.ID - Rujukan Muslim Modern. Media Islam yang membawa risalah pencerahan untuk masyarakat modern.
Articles
Related posts
Inspiring

Bintu Syathi’, Pionir Mufassir Perempuan Modern

6 Mins read
Bintu Syathi’ merupakan tokoh mufassir perempuan pertama yang mampu menghilangkan dominasi mufassir laki-laki. Mufassir era klasik hingga abad 19 identik produksi kitab…
Inspiring

Buya Hamka, Penyelamat Tasawuf dari Pemaknaan yang Menyimpang

7 Mins read
Pendahuluan: Tasawuf Kenabian Istilah tasawuf saat ini telah menjadi satu konsep keilmuan tersendiri dalam Islam. Berdasarkan epistemologi filsafat Islam, tasawuf dimasukkan dalam…
Inspiring

Enam Hal yang Dapat Menghancurkan Manusia Menurut Anthony de Mello

4 Mins read
Dalam romantika perjalanan kehidupan, banyak hal yang mungkin tampak menggiurkan tapi sebenarnya berpotensi merusak, bagi kita sebagai umat manusia. Sepintas mungkin tiada…

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *