Tarikh

Timur Tengah Bukan Berarti Arab!

3 Mins read

“Tidak Semua Timur Tengah adalah Arab, dan tidak Semua Arab Ada di Timur Tengah”

Sekitar beberapa minggu lalu saya membaca artikel yang dimuat ibtimes.id dalam rubrik perspektif. Artikel tersebut terbit pada tanggal 29 Juli 2022, dengan judul “Timur Tengah Tak Sekadar Konservatisme”, ditulis oleh Iwan Soekotjo yang menyatakan diri sebagai mahasiswa di Timur Tengah (Timteng). Meskipun saya sudah membaca artikel tersebut sekitar seminggu yang lalu, dan mencoba melupakannya, tetapi, nyatanya saya tidak sabar untuk tidak menuangkan kejanggalan yang saya derita.

Dalam artikel ini, saya tidak akan menyoal isi dari artikel Soekotjo tersebut. Karena secara umum, saya sependapat dengan isinya. Tetapi yang membuat saya salfok (salah fokus) adalah ilustrasi gambar yang ditampilkan pada artikel tersebut. Gambar yang ditampilkan adalah peta negara-negara dari mulai Oman di Teluk Arab, sampai Mauritania di Barat Benua Afrika.

Tentu saja, gambar tersebut sangat menggelitik, dan tidak ada relevansinya dengan judul “Timur Tengah”. Menjadi tanda tanya dalam benak saya adalah, kesimpulan bahwa banyaknya orang Indonesia yang belum bisa membedakan antara dunia Timur Tengah dan Arab. Padahal, Tidak semua Timteng adalah Arab, dan tidak Semua Arab ada di Timur Tengah.

Tidak Semua Timur Tengah Adalah Arab

Secara umum, Timur Tengah adalah istilah geopolitik (baca: The Middle East: A Geographical Study). Akademisi Arab menganggap Timur Tengah adalah istilah yang digunakan Inggris untuk mempelajari dan memetakan dunia Arab dan Timur Tengah. Guna memudahkan kepentingan mereka dalam memahami komunitas tersebut.

Tidak semua yang termasuk dalam katagori Timur Tengah adalah manusia “Arab” atau negara-negara dengan mayoritas penduduk berbahasa Arab. Jika digeografiskan, maka yang dimaknai sebagai negara-negara Timur Tengah adalah yang membentang dari Mesir di sebalah barat sampai Iran di sebelah timur, dan dari Turki di utara sampai Yaman di selatan.

Baca Juga  Istri-istri Nabi Muhammad dan Kisah Perceraiannya

Tentu saja tidak semua negara dalam lingkup geografis tersebut adalah orang Arab, terdapat juga Suku Persia, Turki, Yahudi, dan juga Kurdi. Tidak semua dari mereka menjadikan bahasa Arab sebagai bahasa utama di negaranya. Misalnya, Iran dengan bahasa Persia, Turki dengan bahasa Turki yang memiliki beragam aksen dan dialek yang kaya, Israel dengan bahasa Ibrani, dan Suku Kurdi dengan bahasa Kurdinya.

Secara teologis, tidak semua penduduk Timur Tengah beragama Islam. Tersebar agama lain di dalamnya, agama Nasrani, Yahudi dan sekte lain seperti Druze yang tidak digolongkan ke dalam agama manapun.

Bangsa Arab

Sejarawan Arab secara mayoritas membagi Bangsa Arab kedalam tiga bagian: Pertama, Al-‘Arab Al-Bāidah, yaitu Bangsa Arab yang telah punah, yang merupakan asal usul manusia penutur bahasa Arab pertama. Mereka dalam Al-Qur’an dicap sebagai kaum pembangkang yang dikisahkan sebagai kaum Ad dan kaum Samud. Allah memusnahkan mereka karena ingkar terhadap Rasul yang telah Allah kirimkan kepada mereka.

Kedua adalah Al-‘Arab Al-‘Áribah. Yaitu orang Arab asli yang tinggal di kawasan Babilonia dan berbicara menggunakan bahasa Arab. Ketiga, Al-‘Arab Al-Musta’rab, yaitu orang Arab yang “diarabkan” seperti halnya Nabi Ismail AS. Menjadi Arab karena pergumulannya dengan suku Arab Jurhum, yang kemudian menjadi penutur bahasa Arab.

Jika diambil kesimpulan umum, maka yang disebut Bangsa Arab adalah mereka yang menggunakan bahasa Arab sebagai bahasa ibu (nātiq arabi).

Dunia Arab Sekarang

Secara institusi politik, dunia Arab saat ini terbagi ke dalam banyak negara yang tergabung dalam organisasi Liga Negara-Negara Arab, dengan 22 negara anggota. Republik Islam Federal Komoro di Samudra Hindia sebagai negara anggota terkecil kedua setelah Bahrain. Negara-negara tersebutlah yang dimuat dalam ilustrasi gambar pada artikel Iwan Soektjo yang saya singgung pada paragraf kedua.

Baca Juga  Arab Saudi Dulu, Bukanlah yang Sekarang: Dulu Marah Sekarang Ramah

Masyarakat ‘Arab umumnya membagi dunia Arab saat ini dalam dua bagian. Pertama, yaitu Arab Syarqil-Awsath yang ada di Timur Tengah. Kedua, adalah Arab Magribil-‘Arabiy (Arab Barat) yang ada di Afrika Utara bagian barat, membentang mulai dari Libya sampai dengan Mauritania.

Disebut Arab barat karena letaknya di sebelah barat Arab Timur Tengah, atau berbatasan langsung dengan negara “Barat” di benua Eropa. Mereka tergabung dalam organisasi kerjasama Uni Magrib Arab, dengan 5 negara anggota: Libya, Aljazair, Tunisia, Maroko, dan Mauritania.

Antara Syarqil-Awsath dan Magribil-‘Arabiy tentu saja memiliki kebudayaan yang berbeda. Orang Arab Magrib biasanya tidak mau menyamakan dirinya dengan orang Arab di Timur Tengah. Meskipun keduanya memiliki agama dan bahasa Arab baku yang sama. Terlebih jika disamakan dengan Arab dari negara teluk, mereka umumnya risih sekali.

Orang Arab Magrib sebagian besar menganggap orang Arab Teluk sebagai orang-orang yang angkuh dan sombong. Sedangkan orang Arab Teluk menganggap orang Arab Magrib sebagai orang Arab yang tidak bisa berbahasa Arab dengan fasih. Karena bahasa Arab mereka banyak bercampur dengan bahasa Prancis dan Amazigh. 

Itu tadi adalah akibat dari latar belakang kehidupan dan akulturasi dengan kebudayaan lain yang berbeda. Misalnya, secara historis, Arab Timur Tengah adalah bekas jajahan Inggris, dan Arab Magrib bekas jajahan Prancis. Pun Arab Magrib banyak dipengaruhi oleh suku lokal Amazigh.

Memahami dunia Arab dan Timur Tengah secara komprehensif, akan memudahan kita memahami “konservatisme” yang dimaksud. Karena ideologi konservatif yang lahir di antara dunia Arab, Timur Tengah, dan Islam memiliki akar dan latar belakang yang sangat berbeda. Wallahu A’lam.

Editor: Yahya FR

Khoirul Bakhri Basyarudin
4 posts

About author
Alumni Program Master Syari’ah Wa Qanun dari Universitas Emir Abdelkadir Constantina - Aljazair | Peminat Kajian Keislaman dan Dunia Arab
Articles
Related posts
Tarikh

Ahli Dzimmah: Kelompok Non-Muslim yang Mendapat Perlindungan di Masa Khalifah Umar bin Khattab

2 Mins read
Pada masa kepemimpinan khalifah Umar bin Khattab, Islam mengalami kejayaan yang berkilau. Khalifah Umar memainkan peran penting dalam proses memperluas penyebaran Islam….
Tarikh

Memahami Asal Usul Sholat dalam Islam

5 Mins read
Menyambut Isra Mi’raj bulan ini, saya sempatkan menulis sejarah singkat sholat dalam Islam, khususnya dari bacaan kitab Tarikh Al-Sholat fi Al-Islam, karya…
Tarikh

Menelusuri Dinamika Sastra dalam Sejarah Islam

3 Mins read
Dinamika sastra dalam sejarah Islam memang harus diakui telah memberikan inspirasi di kalangan pemikir, seniman, maupun ulama’. Estetika dari setiap karya pun,…

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *